Surabaya Tertibkan Toko Modern, Kediri Stop Izin Pendirian

image

SERAMBIMATA, Makin menjamurnya toko-toko modern seperti swalayan dan minimarket membuat toko-toko kecil tradisional makin terdesak. Perkembangan toko waralaba yang cukup mengkhwatirkan tersebut datang bagai penjajah, menggilas bahkan membunuh pedagang-pedagang kecil, tak sedikit yang terpaksa gulung tikar. Tapi anehnya minimarket makin banyak bermunculan tidak hanya di kota bahkan hingga masuk ke desa-desa.

Ada yang menduga menjamurnya toko modern tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang terlalu longgar mengeluarkan ijin pendirian. Atau jangan-jangan minimarket-minimarket itu berdiri tanpa mengantongi ijin, tapi hanya mencukupkan persetujuan dari pemilik tempat dengan akas sewa atau kontrak.

Hal inilah yang membuat Wali Kota Surabaya prihatin dan  menjadi alasan Pemkot Surabaya untuk melakukan penertiban dan penataan toko modern yang sekarang ini mulai dijalankan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya melihat dampak dari toko modern sangat besar dirasakan toko tradisional. Mereka banyak mengeluh dagangan tokonya tidak laku karena kalah dengan toko modern. Hal itu berakibat keberadaan toko tradisional terancam gulung tikar.

“Kondisi itu yang tidak kami inginkan. Makanya toko modern tidak boleh buka di perkampungan,” kata Risma, Rabu (25/3/2015).

Dikatakan Risma, Pemkot Surabaya akan bertindak tegas melakukan penertiban toko modern di Kota Surabaya. Mereka harus ditata sedemikian rupa untuk melindungi usaha rakyat berupa toko tradisional.

Di samping itu, menurut Risma, keberadaan toko modern yang saling berdekatan telah menimbulkan persaingan kurang sehat. Di antara toko modern itu sendiri saling obral diskon harga sehingga lagi-lagi berdampak pada toko tradisional kalah harga.

“Makanya, kami harus tata keberadaan toko modern itu. Jangan sampai kondisi itu berlangsung terus sampai toko tradisional mati semua,” tandas Risma.

“Tindakan penertiban toko modern ini sekaligus penerapan larangan penjualan miras. Karena Permendag sendiri telah mengeluarkan larangan peredaran miras tersebut,” ujar imbuh dia.

Kediri Stop Pendirian Swalayan dan Minimarket

Kota Kediri saat ini sudah tertutup untuk pendirian pasar swalayan dan minimarket baru. Pemerintah bakal mengembangkan pasar tradisional supaya dapat tumbuh dan berkembang.

Penghentian pasar swalayan dan minimarket ini karena di Kota Kediri telah berdiri puluhan usaha sejenis. Malahan sudah banyak yang membuka di perkampungan berdekatan pasar tradisional.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar membenarkan telah menghentikan pemberian izin baru bagi pasar swalayan dan minimarket. “Jumlahnya sudah terlalu banyak, izin baru kami hentikan,” tegasnya, Sabtu, 28 Maret 2015 lalu.

Booming pendirian pasar swalayan dan minimarket di Kota Kediri ini terbanyak dari grup Indomart dan Alfamart. Jumlahnya mencapai puluhan yang tersebar di hampir setiap kelurahan.

Sebelumnya sejumlah pedagang pasar tradisional mengeluhkan semakin menjamurnya pasar swalayan dan toko ritel modern di Kota Kediri. Akibat menjamurkan usaha bermodal besar itu mengakibatkan, pedagang pasar tradisional omsetnya terus turun.

Malahan jumlah pedagang pasar yang masih bertahan berjualan semakin berkurang. Masalahnya jumlah pengunjung pasar tradisional terus berkurang karena warga memilih berbelanja di pasar swalayan.

Seperti Pasar Pahing dan Pasar Setono Betek pengunjungnta saat ini berkurang sekitar 50 persen. “Pasar Setono Betek selama ini dikenal pasar yang buka 24 jam. Tapi sekarang pengunjungnya tambah sepi,” ungkap Wanti (35), salah satu pedagang kelontong.

Termasuk jumlah kios yang masih membuka usaha telah berkurang drastis. “Banyak pemilik kios yang telah menutup usahanya karena pasarnya sepi,” tambahnya.

Perempuan yang berjualan peralatan rumah tangga ini mendukung keputusan Wali Kota Kediri yang tidak mengizinkan lagi dibuka pasar swalayan dan mini market baru di Kota Kediri.

“Lebih baik pasar tradisional yang dibenahi supaya menjadi ramai lagi. Ini menyangkut hajat hidup rakyat Kediri,” jelasnya.

Kalau Kota Surabaya dan Kediri sudah melakukan tindakan nyata untuk masyarakat kecil, bagaimana dengan kota atau tempat anda ?.

Posted from WordPress for Android

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 30 Maret 2015, in Ekonomi and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: