ISIS Menjadi Kelompok Teror Terkaya, Dari Mana Saja Sumber Dananya?
Serambimata.com – Pasca serangan teror berdarah yang menewaskan ratusan korban jiwa di kota Paris, Prancis, Sabtu lalu (14/11/15), Islamic State Irak dan Syiria (ISIS) langsung menjadi trending topik di hampir seluruh media.
Pasalnya Islamic State Irak and Syiria (ISIS) resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan teror di Ibu Kota Paris, Prancis, yang menewaskan lebih dari 120 orang. Keterangan tertulis ISIS disebar ke media massa Prancis, Sabtu (14/11). Dalam surat berbahasa Prancis itu, militan khilafah menyatakan Prancis sejak beberapa bulan ini sudah menjadi ‘target utama operasi’.
Perkembangan ISIS yang sangat pesat membuat kelompok ini makin diperhitungkan bahkan meresahkan. Tidak hanya keberanian kelompok ini melakukan serangan ke luar wilayah kekuasaannya tapi juga kelengkapan alutista yang dimiliki ISIS membuat mereka makin kuat dan ditakuni.
Pertanyaannya, dari mana mereka mendapatkan pundi pundi untuk keperluan yang sangat besar itu ? Jawabannya sangat tidak mengherankan mengingat basis kelompok mereka berada di wilayah kaya akan minyak bumi. Saat ini bahkan ISIS diklaim sebagai kelompok teror terkaya dunia.
- Penjualan Artefak Bersejarah ke Pasar Gelap.
Dilansir dari Haaretz, Senin (16/11), salah satu sumber pendanaan ISIS ialah dari penjualan artefak bersejarah ke pasar gelap. Sebagai bukti ialah dibunuhnya Khaled al-Asaad di Palmyra Agustus lalu. Asaad adalah seorang arkeolog senior yang telah bekerja selama 40 tahun meneliti barang kuno dan peninggalan Suriah. Dibunuhnya Asaad, usai sebelumnya terindikasi telah dilakukan penyiksaan, dikarenakan ISIS membutuhkan informasinya mengenai peninggalan artefak dan harta karun berusia 3.000 tahun.
Seorang ahli pendanaan terorisme dan pejabat senior di Foundation for Defense of Democracies, Daveed Gartenstein-Ross, mengatakan ISIS tengah mencoba mendiversifikasi sumber pendanaannya. Salah satunya menjual barang berharga negara.
Dalam sejumlah kasus, ISIS memang menghancurkan sejumlah situs bersejarah. Namun, hal itu dilakukan usai mereka mengambil seluruh barang berharga di dalamnya untuk dijual di pasar gelap. ISIS, menurut Daveed, menjual barang berharga negara Suriah ke pedagang di Turki, Eropa, dan Amerika Utara.
Kecepatan ISIS dalam menjajah cukup mengesankan. Di mana sejauh ini wilayah jajahannya sudah sebesar Inggris Raya yakni meliputi sepertiga Irak dan seperempat Suriah.
2. Ladang Minyak Bumi yang melimpah.
Luasnya wilayah jajahan ISIS membuat mereka menjadi salah satu kelompok teror terkaya di dunia. Sebab, di dalam wilayah kekuasaan mereka tersimpan jutaan barel minyak bumi sebagai sumber pundi-pundi yang bernilai ratusan juta Dolar Amerika Serikat (USD).
Di Suriah, ISIS telah merebut delapan ladang minyak di provinsi Raqqa dan Deir el-Zour. Di Irak, ISIS memiliki empat ladang minyak di provinsi Saladin. Akhir 2014, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan ISIS telah mencetak USD 1,6 juta atau setara Rp 21,9 miliar per hari dari penjualan minyak mentah dan olahan di pasar gelap.
Daveed memprediksi ISIS tiap harinya menjual sekitar 30.000 barel hingga 80.000 barel. Minyak-minyak tersebut dikirim menggunakan truk melalui perbatasan atau diseludupkan melalui rute pegunungan atau gurun menuju Turki, Iran, Libanon, dan Yordania. Selain itu, ISIS juga memperdagangkan barang-barang seludupan di Irak.
Dia menambahkan minyak ini dijual melalui calo sehingga calon pembeli tidak tahu bahwa minyak yang akan mereka beli akan dipakai untuk pendanaan terorisme. Guna lebih menarik pembeli, ISIS juga memberikan harga diskon. ISIS, saat harga minyak dunia USD 100 per barel, berani menjual minyak mentahnya seharga USD 30 sampai USD 40 per barel dan USD 60 per barel untuk minyak olahan.
Kuatnya perekonomian dan wilayah kekuasaan kelompok ISIS membuat mereka berambisi untuk menciptakan mata uang dan membangun sebuah negara sendiri.
3. Pajak Rakyat yang Berada di Wiayah Kekuasaanya.
Namun, perkembangan kelompok ini bukan berarti jauh dari masalah keuangan. Anjloknya harga minyak dunia saat ini ditambah semakin ketatnya pengawasan Turki di perbatasan membuat pemasukan ISIS seret.
Pun, pada uang sumbangan dari kelompok Sunni di Arab Saudi, Kuwait, dan Negara Teluk Persia yang disinyalir Amerika mencapai total puluhan juta Dolar dalam setahun mulai berkurang. Pendonor ini mulai takut perkembangan ISIS akan mencapai negara mereka dan mengganggu bisnisnya. Apalagi, Amerika Serikat dan PBB telah mengumumkan sanksi ekonomi bagi siapapun yang membantu ISIS.
Maka dari itu, untuk mengganti seluruh sumber uang itu, ISIS mulai memajaki masyarakat yang berada di wilayah kekuasaannya. Total terdapat delapan juta penduduk di Suriah dan Irak berada di bawah naungan ISIS. Upaya ISIS ini lumayan berhasil, sebab, mereka setidaknya mampu meraup USD 500 juta atau setara Rp 6,8 triliun setahun dari sistem pajak ini. Imbalannya, para penduduk akan diberikan perlindungan dari seluruh tindak kejahatan.
Selain uang, pajak ISIS juga berbentuk emas, perak dan bahan berharga lainnya untuk para peternak dan petani saat mereka tengah panen raya. Pengusaha dan pedagang dikenakan pajak USD 2 per bulan.
4. Merampok Bank dan Uang Tebusan
Cara andalan ISIS lainnya ialah dengan merampok bank. ISIS setidaknya mampu mencuri USD 500 juta tahun lalu dari bank yang berada di wilayah kekuasaannya di Irak. ISIS juga mendapatkan dana dari penculikan dengan imbalan uang tebusan.
Posted on 18 November 2015, in Agama, Politik and tagged ISIS, sumber dana, teroris terkaya. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0