Tumbangnya Pohon “Keramat” Randu Agung, Antara Mitos dan Fakta

FB_IMG_1449891402933

Tumbangnya pohon yang dianggap keramat dan dikenal angker “Randu Agung” menjadi tontonan warga

Serambimata.com – Kejadian ini sudah tiga hari yang lalu, apa menariknya kalau saya beritakan kembali?, Toh sebagaian masyarakat sudah mengetahuinya apalagi kejadian tersebut ramai diberitakan di media koran, radio dan beberapa media online. Tapi ada satu hal yang menggelitik saya untuk mengangkat kembali peristiwa yang sebenarnya biasa-biasa saja tapi dianggap langka oleh sebagian masyarakat Situbondo Jawa Timur.

Sebuah kayu besar yang di”keramat”kan oleh masyarakat setempat tiba-tiba tumbang usai umat Muslim menunaikan sholat Jum’at (11/12/2015).  Tak ada angin tak ada hujan, pohon randu di Jalan Raya Desa Wringinanom Kecamatan Panarukan mendadak tumbang. Tumbangnya pohon yang diperkirakan berusia 200 tahun itu menjadi tontonan warga. Konon pohon berukuran besar yang diberi nama pohon “randu agung” itu tidak ada yang berani menebang pohon tersebut, bahkan beberapa kali pohon itu dicoba untuk ditebang dengan gergaji mesin, namun selalu gagal. Menurut keterangan warga, pohon tua itu ditanam langsung pembabat Desa bernama Kiai Murtadoyo dan Nyai Murtasiah yang usianya sudah melebihi dua abad.

Sontak saja, tumbangnya pohon besar yang juga dikenal angker tersebut dikait-kaitnya dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Situbondo yang baru saja usai dua hari sebelumnya. Sebagian masyarakat yang mempercayai mitos, meyakini tumbangnya pohon keramat itu merupakan kode alam  akan adanya kejadian besar di kota santri Situbondo. Ada yang mengatakan hal itu sebagai isyarat akan usia pemerintahan Situbondo hasil pilkada 2015 yang tidak akan bertahan lama tanpa menjelaskan apa penyebabnya. Sedangkan sebagian lainnya meramalkan akan terjadinya banjir bandang lagi di Kabupatoen Situbondo.

Pohon Randu Agung tampak dari dekat

Pohon Randu Agung tampak dari dekat

Sementara bagi yang tidak percaya mitos, tumbangnya pohon randu berdiameter sekitar 9 meter itu merupakan peristiwa biasa dan alami karena usia pohon yang sudah sangat tua.  Hal itu diungkapkan Amrullah warga setempat, menurutnya pohon randu ini diperkirakan sudah berusia 200 tahun. Bahkan sebagian warga menyebut pohon randu agung itu merupakan pohon tertua di Situbondo. Sehingga kuat dugaan  pohon randu agung itu tumbang karena sudah lapuk dimakan usia.  Maklum, saat pohon itu tumbang, cuaca di Situbondo sedang cerah. Tiupan angin juga tidak kencang.

“Faktanya pohon itu memang sudah sangat tua, pohon dan akanya sudah rapuh dimakan usia” kata salah seorang warga.

Meyakini mitos tumbangnya pohon Randu Agung tersebut sebagai pertanda buruk bagi Kabupaten Situbondo sama saja dengan meyakini adanya kuasa lain selain kuasa Tuhan. Karenanya, sebaiknya kita berhusnuzdzdon saja kalau peristiwa ini hanya kebetulan karena faktor usia pohon yang sudah sangat tua. Namun harapan tetap harus disematkan  semoga Situbondo baik-baik saja, dengan tidak mengesampingkan isyarat alam sebagai ikhtiar kewaspadaan. (hans).

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 14 Desember 2015, in Politik and tagged , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: