Kemeriahan Perayaan Tahun Baru dan Syi’ar Kekafiran?
Posted by serambimata
Serambimata.com – Pergantian tahun Masehi dari 2015 ke 2016 tinggal beberapa jam lagi. Segala persiapan untuk menyambutnya sudah mulai dilakukan di seluruh penjuru dunia tak terkecuali di Indonesia. Mulai panggung hiburan, pesta kembang api, hingga penjualan terompet mulai dari toko-toko besar hingga pedagang kaki lima.
Seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, perayaan pergantian tahun selalu diperingati dengan meriah dan gegap gempita. Tak ketinggalan sebagian umat Islam juga ikut merayakannya.
Tapi tahukah anda? Kalau perayaan tahun baru dan tradisi yang selalu dilakukan di dalamnya mengandunga syiar (kekafiran). Kok bisa? Apa hubungan antara perayaan tahun baru dengan syi’ar kekafiran?
Berikut penjelasannya :
Nasrani menggunakan lonceng untuk memanggil jama’ahnya ketika beribadah..
Yahudi menggunakan terompet untuk memanggil jama’ahnya ketika beribadah..
Majusi menggunakan api untuk memanggil jama’ahnya ketika beribadah..
Dan pada jam 00.00 WIB setiap malam tahun baru, sebagian umat Islam menggunakan ketiganya dalam satu waktu..
Lonceng berbunyi,
Terompet berbunyi,
Kembang api dinyalakan..
Maka benarlah apa yg telah disabdakan Rasulullah beberapa ribu tahun yg lalu,
Dari Abu Sa‘id Al Khudri, ia berkata:
Rasululah bersabda,
“Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal,sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk (mengikuti) ke dalamnya.”
Mereka (para sahabat) bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani.?
Lalu beliau berkata,
Siapa lagi kalau bukan mereka
“.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan,
K
tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara”.
(Majmu’ Al Fatawa, 27:286)
Sadarkah kita.?
siapa yg pertama kali merayakan tahun baru.?
Orang-orang kafir atau Orang-orang muslim?
Silahkan temukan jawabannya dalam hati masing-masing
Dan ingatlah bahwa Rasulullah telah memberi peringatan kepada orang2 yg menyerupai orang2 kafir.
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
(HR.Ahmad 2:50 dan Abu Daud no.4031)
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami
(HR.Tirmidzi no.2695, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Lalu, setelah kita tahu, masihkah kita akan merayakan tahun baru dengan cara-cara seperti itu?. Atau kita tetap rayakan dengan membaca Al Quran, berzikir, memperbanyak baca sholawat, bersedekah, bersilaturrahim kepada orang tua dan keluarga, sambil berharap dan berdo’a semoga tahun depan lebih baik dari tahun sebelumnya. Hidup lebih berkah, kualitas iman bertambah, rejeki melimpah, Negara lebih makmur dan sejahtera. Amiin.
Semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran
Posted on 31 Desember 2015, in Agama, Budaya and tagged makna tahun baru, Perayaan Tahun Baru menurut Islam, perayaan tahun di dunia, tahun baru 2016, tradisi tahun baru. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0