Ulama Yaman: Penyebab Terjadinya Pertikaian Saat ini Karena Bergesernya Nilai-nilai Fiqh Dakwah
Serambimata.com – Semakin banyak tokoh-tokoh Islam yang prihatin terhadap berbagai konflik yang terjadi negara-negara berpenduduk mayoritas muslim. Yang lebih mengkhawatirkan, pertikaian yang terjadi justru antar sesama umat Islam, antara Syi’ah-Sunni, bahkan tak jarang antara sesama sunni berselisih faham hingga saling mengkafirkan hanya karena perbedaan furu’iyah semata, hingga ukhwah Islamiyah terabaikan.
Karena itulah Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur, pada Ahad (24/01/2016), menggelar seminar yang bertajuk “Solusi Dinamika Islam Kekinian di Indonesia dan Dunia”. Menghadirkan para pembicara dari dalam dan luar negeri, diantaranya Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, Ulama Ahlussunnah Yaman al-Habib Abubakar al-Adniy bin Ali al-Masyhur dan Pengasuh LPD Al Bahjah Cirebon KH. Yahya Zainul Ma’arif yang akrab disapa Buya Yahya.
Dilansir dari Muslimedianews, Ulama asal Hadhramaut Yaman, Habib Abubakar al-Adniy, menyampaikan bahwa perbedaan pendapat itu ada dua. Perbedaan pendapat karena ilmu dan perbedaan pendapat karena fitnah. Perbedaan pendapat karena ilmu itu sudah ada sejak zaman dahulu, karena hal itu sudah merupakan sunnatullah, dan ini memang tidak bisa disatukan. Namun perbedaan pendapat karena fitnah itu yang masih bisa disatukan bila semua fitnah itu bisa dihilangkan.
Penyebab terjadinya pertikaian saat ini dikarenakan bergesernya nilai-nilai fiqh dakwah yang hanya terkungkung pada permasalahan furu’iyyah (cabang-cabang). Padahal fiqh dakwah itu harus dilandasi dengan kebenaran yang menyatukan, yakni kebenaran dari Rasulullah Saw.
Rukun dalam Islam itu ada 4, bukan hanya 3, yakni Iman, Islam, Ihsan, dan mengetahui tanda-tanda akhir zaman. Nabi Muhammad Saw sudah mengetahui bahwa di akhir zaman akan terjadi perpecahan di antara umat Islam, dan Nabi Muhammad Saw sudah mengajarkan bagaimana kita harus menghadapi tanda-tanda akhir zaman.
Tanda-tanda akhir zaman itu ada 3, yakni tanda yang besar, tanda yang sedang, dan tanda yang kecil. Semua itu sudah dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. Nabi Saw menjelaskan: “Aku tidak khawatir terhadap fitnah-fitnah Dajjal di akhir zaman, karena aku yakin jika kamu benar-benar beriman niscaya kamu tidak akan terpengaruh dan tersesat olehnya. Tetapi aku lebih mengkhawatirkan para da’i dan pemuka agama yang memecah-belah dan menyebarkan kesesatan.”
Posted on 24 Januari 2016, in Agama and tagged Habib Abubakar al-Adniy bin Ali, KH. Yahya Zainul Ma'arif, pasuruan, pesantren Sidogiri, Said aqil Siradj, seminar keislaman. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0