Puisi-Puisi Tahun 2009 – 2010 yang Tersisa Di Serakan

image

Serambimata.com – Puisi-puisi yang tak sengaja kutemukan di tumpukan-tumpukan berserakan. Coretan hati pada 6 – 7 tahun yang lalu ini hanya beberapa yang tersisa, sungguh sayang kalau dibuang. Bila pembaca tak begitu suka… abaikan saja!

RABBY… MAAFKAN AKU..

Rabby…
Tundukku masih setengah hati
dan dosaku menggumpal di tempat sholatku
Menghalangi kepasrahan yang berlubang
Sehingga wajah-Mu terselip
Di sela penunjuk waktu yang makin tua

Rabby….
Maafkan aku yang jauh…
Karena wajah-Mu masih terhalang
oleh ketaatanku sendiri yang sumbing
hingga penat sujud dan rukukku
kutahu zikirku hanya membentur-bentur dinding…
karena dosaku… Qudus-Mu tetap tak bisa kusentuh…

Situbondo, 25 Desember 2009

————————————–

SUDAHLAH MANIS

Sudahlah manis…
Tempat kekagumanku menyembul
Berlalulah… dari tebing hati
Aku tak lagi jadi auramu
Engkau telah saling memegang pada satu pedati…
Di perjalanan terlampau jauh
Sementara aku baru mulai
di jalan setapak yang sesak…

Kalau engkau tidak mengerti
Maka bersemilah di ubun-ubun mimpi
Tanpa bahasa dan kata
Aku pergi saja membawa harapku
yang gelap…
aku kalah tapi sakitku benar
Demi manjamu yang bukan untukku
Demi manismu yang tercabik-cabik
sebagian menikamku

Aku memang pantas apapun adanya…
Karena pernik-pernik rasa yang sederhana
Mengiris indah
Walau tak harus engkau baca…
………Aku saja yang memaknai…

Situbondo, 15 Maret 2010

——————————————–

PALSU

Terkontaminasi….!
Orang-orang bersujud pada ketidak abadian…
Meminta kata…
Mengabaikan rasa…
Hingga tak tampak wujud asli…
Bersembunyi di balik topeng beku…

Situbondo, 5 Juni 2010

———————————————

HARAPKU PADA-MU

Apa jadinya Rabb…

Bila dimensi gerakku tidak Engkau anggap…
karena Engkau Penguasanya…
Maka ukiran-ukiran yang kubuat ini…

Siapa yang lagi yg abai…
Bahkan akan tenggelam oleh hempasan rasaYang diiringi dentingan nafsu…
karena kutahu…
hanya takdirMu yang indah…
yang membuat gerak ini lebih bermakna…

Situbondo, 16 Oktober 2010

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 13 Februari 2016, in Budaya and tagged , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s