Ketika KH Maimun Zubair Ditanya tentang Wahabi, Jawabannya Sungguh Diluar Dugaan

image

Serambimata.com – KH. Maimun Zubair atau biasa dipanggil Mbah Maimun adalah sosok ulama’ yang unik, khas dan disegani. Pesan-pesannya merakyat, bijak dan menyentuh. Meskipun terkadang menohok tapi tetap santun dan menyejukkan, semakin menambah rasa kagum siapapun yang mengenal dan menyimak pesan-pesannya.

Sebuah peristiwa yang terjadi di sela-sela acara Seminar Nasional dan Bahsul Masail Islam Nusantara di Aula Rektorat Universitas Negeri Malang (UM), Malang, Jawa Timur, Februari lalu, (13/02).  Cerita ini dikisahkan oleh KH Azizi Abdullah dari Kediri, berdasarkan pengalamannya ketika sowan kepada KH Maimun Zubair dalam sebuah kesempatan.

Kiai Azizi saat itu menanyakan hukum orang Wahabi yang dalam pengetahuannya adalah kafir karena telah mensyirik-syirikkan orang NU karena amaliahnya. Sontak Kiai Maimun marah-marah dengan cara pandang Kiai Azizi ini.

“Hei, Mas, sampean jangan ngawur. Wahabi itu bukan kafir, Mas, tapi berdosa. Lha, orang berdosa itu: yaghfiru liman yasyaa’ wa yu’addzibu man yasyaa’. Kalau Allah mengampuni, ya masuk surga, kalau tidak diampuni ya neraka,” kata Mustasyar PBNU ini.

“Kalau kafir kan pasti masuk neraka. Sampean ini jangan main hukum kafir begitu saja, wong sampean saja belum pasti masuk surga. Ngapain ngurusi orang lain,” tambahnya lagi.

Kiai Maimun lalu mengimbau kepada warga NU agar tidak terlalu ikut campur dengan perkataan orang lain. Baginya, yang penting adalah menjaga akidah diri sendiri.

Mendengar jawaban Kiai Maimun tersebut, Kiai Azizi mengaku insaf dari asal menghukumi orang.
“Saya pun tobat,” kata Kiai Azizi disambut tawa para hadirin.

Pesan Mbah Maimun yang patut direnungkan untuk siapapun yang mudah mengkafirkan orang lain hanya karena tidak sepaham. Ia mengingatkan akan pentingnya membangun kesadaran diri untuk tidak main-main dengan menghukumi orang lain dengan “kafir” dan tentang tidak pentingnya sibuk ngurusi orang lain.

Ternyata benar, kita memang tidak pantas merasa paling benar, karena kita belum tentu masuk surga. Masuk surga atau tidak, bergantung pada ridha dan pengampunan Allah swt.

About serambimata

Terus menulis

Posted on 6 Maret 2016, in Agama and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 29 Komentar.

  1. Btul sekali mbah moen, kasih tausiah bg mrk yg suka mengkafir kafirkan org lain

    Suka

  2. BAYI LAHIR SUDAH BELUM MEMPUNYAI AGAMA…….BAYI LAHIR BELUM MEMPUNYAI AGAMA….IA AKAN BELAJAR DULU BERKATA AYAH DAN IBU KEMUDIAN BELAJAR BERBICARA…DENGAN BAHASA ORTUNYA DAN KEMUDIAN BARU DIAJARI AGAMA……MAKA DARI ITU TERJADINYA BERMACAM MACAM AGAMA DIDUNIA INI…..

    Suka

  3. Itulah pendapat orang yg sudah banyak makan asam dan garam dan sudah mumpuni dalam ilmu keagamaannya lain dg orang masih mentah,sok pinter dan merasa yg paling benar sendiri pada hal belum tentu.

    Suka

  4. Betul Kiyai, sayapun tidak berani bermimpi masuk ke surga krn sy org sgt berdosa, surga adalah tempat paling suci, klopun nantinya sy “diijinkan” masuk ke surga mk semuanya itu krn belas kasihan dan pengampunan dari Allah bukan krn perbuatan baik sy waktu didunia, ampunilah saya org berdosa, Amin.

    Disukai oleh 1 orang

  5. musaddad Markoem

    Pergerakan Wahabi adalah pergerakan di Saudi Arabia di mana pergerakan itu adalah untuk memurnikan aqidah Islamiyah yang pada zaman itu sudah tercampur aduk antara adat dan agama, itu di Saudi bukan di Indonesia Wahabi tidak kenal NU, jadi ga mungkin lah gerakan ini mengurusi NU yang ada di Indonesia.

    Disukai oleh 1 orang

  6. Kata-katanya beliau luwes, mudah di pahami. Saya sering melihat beliau ketika acara pengajian di surabaya :).

    Suka

  7. Fransiskus Nurani

    Sangat setuju Tuhan menciptakan semua itu baik adanya. Kita saja yg menentukan diri kita bukan menvonis orang lain. Terima kasih.

    Suka

  8. M.Noer Achsjar

    Sy ingin bergabung karna nasehat Beliau sangat menyejukkan

    Suka

  9. ini baru ulama..coba para belajar pada ulama ini untuk mereka yg baru sedikit ilmu agamanya

    Suka

  10. Itulah bedanya Kyai Beneran. Yang memahami substansinya. Bandingkan dengan yang di TV-TV itu. Kofar-kafir yang karepe dewe.

    Suka

  11. Beliau itulah cerminan orang indonesia yg beragma islam. sekalipun menyandang gelar Kiyai Haji tp tidak prnh nengkafir2 kan org lain. tetap menjunjung tinggi PANCA SILA, UUD45, DAN NKRI. yg laen mah bnyk Antek2 nya DI TII YG ANTI PANCA SILA

    Suka

  12. segan…

    Suka

  13. Subahanallaah…
    Iya Benar Masuk Surga atau tidak itu Urusan Allah. Dosa di ampuni atau tidak itu urusan Allah.
    Al Qur’an adalah firman Allah,dalam Al Qur’an banyak di jelaskan dosa yang di ampuni dan dosa yg tidak di ampuni. Sudah di jelaskan pula seperti apa ciri2 orang yang beriman dan seperti apa ciri2 orang yg kafir.
    Jika kita sudah mengurus aqidah kita,maka kita wajib mengurus aqidah orang lain.menuju aqidah yg sesuai dg tuntunan Rosulullaah.itu kita lakukan jika kita peduli dg saudara2 kita.benar memang belum tentu kita masuk surga. Tp ciri2 calon penghuni surga sudah di jelaskan dalam al qur’an dan ciri2 calon penghuni neraka sudah di jelaskan pula dalam Al Qur’an. Jika kita tidak perlu mengurusi aqidah orang lain,buat apa diadakan pengajian,pembelajaran al qur’an,dak’wah dan semisalnya.bukankah itu bagian dari mengurusi aqidah orang lain??
    Jika aqidah orang lain tdk perlu di urusi,yp penting aqidahnya diri sendiri diluruskan,buat apa kita berda’wah islamiyah?
    Iman dan kafir letak utamanya didalam hati.tp bisa dinilai dari amal perbuatan, sebagaimana telah banyak di jelaskan dalam al qur’an dan hadist.

    Suka

  14. salut…!!! jika semua pemimpin agama seperti beliau,aman & jaya indonesiaku

    Suka

  15. setuju, berdakwah harus, tp tidak harus selalu menyalahkan orang lain, dan selalu membenarkan perkataannya,

    Suka

  16. Alhdulillah masih ada ulama besar tdk mau mengkafirkan sesama umat Islam. Ini ulama yg bijak. Wahabi itu banyak di Mekksh fan Msdinah.

    Suka

  17. Ki Bagus Kuning

    KH. Maioen Zubair….contoh Beliau Ber-menthal Satria mental “Iman Sejati “….menthal “PriBumi” ….kl menthal non Pri misinya dendam selalu ingin menguasai pribadi seseorang ataupun Bangsa ini…!

    Suka

  18. Subhanallah, jawaban yang bijaksana, terimakasih sudah berbagi..

    Suka

  19. Assalamu”alaikum Wr Wb
    Alhamdulillah
    Bismillah ………
    D
    Sesungguh hanya kepada seseorang atau sekolompok orang yang mencari ….belajar ….d menerima HIDAYAH PETUNJUK dari ALLAH SWT d akhirnya memahami hal yang HAKIKI seperti hal
    Yang kami hormati
    Kpd yth
    Salah satu guru – guru kami
    KH Maimun Zubair
    Jadi
    Jgn asal omong menulis
    KAFIR kpd seseorang yang belum kita mengetahui prihal yang lebis jelas
    Lebih baik bagaimana diri kita menjadi lebih fokus …..
    Terima kasih
    Wkslm
    Hornatku
    Imam

    Imam minta d mohon maaf jika ada kata – kata tertulis salah d membuat seseorang sakit ….
    Beribu maaf se ikhlas – ikhlas nya

    Suka

  20. M.Noer.Achsjar.

    Memang btl kita tdk berhak menyebut kafir kepada orang lain karna itu hak Allah sepenuhnya,Allah maha mengetahui segalanya seharusnya kt yg intropeksi dan tidak perlu menuduh orang kafir

    Suka

  21. Pesan mbah Mun sangat bermanfaat untuk direnungkan dan dinyatakan, karena tasamuh dalam Islam mengajarkan saling menghormati dalam perbedaan. Lebih2 sesama Mukmin dan muslim.
    Kemenag. RI telah mencanangkan 3 bentuk toleransi , yaitu toleransi antar agama, antar umat beragama dan intern umat beragama. Kita sering dapat melaksanakan toleran ke-1 dan ke-2. Tapi sayang dalam hal di atas yg ketigalah yg sering dilupakan.

    Suka

  22. Semenjak zaman Rasulullah saat di utus kenabian sampai Rasulullah Wafat, kemudian sampai generasi terbaik Sahabat, tabiin, tabiut tabiin, dan Imam yang 4 (Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafiie & Imam Ahmad) tidak di kenal istilah Wahabi, entah dari mana Istilah Wahabi itu muncul, yang jelas isitlah Wahabi itu muncul di hembuskan kaum Yahudi & Nashara serta kaum orientalis barat untuk menghambat laju dakwah Tauhid yaitu Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab seorang mujtahid dari sebuah negeri namanya Negeri Najd di negara Saudi Arabia yang tujuan dakwahnya mengajak umat Islam untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah & tidak mencampur adukan dengan beribadah /berdoa kepada selain Allah atau yang setara/menyamakan sifatnya dengan Allah. Dan beliau sendiri tidak pernah mengklaim sebagai Wahabi. Dan yang sangat di sayangkan sebagian umat islam terpengaruh dengan propaganda kaum Yahudi & nashara tersebut. Sebenarnya mereka menggambarkah gambaran bahwa Dakwah Syaikh Bin Abdul Wahab seperti kaum Radikalisme (Khawarij) seperti ISIS. Al Qaeda, JI, dan serupa .padahal dakwah Syaikh mengecam tindakan sebagian umat Islam yang terpengaruh paham Khawarij yang mengataskan nama Islam dengan bermudah2an mengkafirkan dan memberontak terhadap penguasa., sehingga gambaran di sebagian umat Islam itulah ciri2 Wahabi

    Suka

  23. Semenjak zaman Rasulullah saat di utus kenabian sampai Rasulullah Wafat, kemudian sampai generasi terbaik Sahabat, tabiin, tabiut tabiin, dan Imam yang 4 (Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafiie & Imam Ahmad) tidak di kenal istilah Wahabi, entah dari mana Istilah Wahabi itu muncul, yang jelas isitlah Wahabi itu muncul di hembuskan kaum Yahudi & Nashara serta kaum orientalis barat untuk menghambat laju dakwah Tauhid yaitu Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab seorang mujtahid dari sebuah negeri namanya Negeri Najd di negara Saudi Arabia yang tujuan dakwahnya mengajak umat Islam untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah & tidak mencampur adukan dengan beribadah /berdoa kepada selain Allah atau yang setara/menyamakan sifatnya dengan Allah. Dan beliau sendiri tidak pernah mengklaim sebagai Wahabi. Dan yang sangat di sayangkan sebagian umat islam terpengaruh dengan propaganda kaum Yahudi & nashara tersebut. Sebenarnya mereka menggambarkah gambaran bahwa Dakwah Syaikh Bin Abdul Wahab seperti kaum Radikalisme (Khawarij) seperti ISIS. Al Qaeda, JI, dan serupa .padahal dakwah Syaikh mengecam tindakan sebagian umat Islam yang terpengaruh paham Khawarij yang mengataskan nama Islam dengan bermudah2an mengkafirkan dan memberontak terhadap penguasa., sehingga gambaran di sebagian umat Islam itulah ciri2 Wahabi

    Suka

    • johnny silalahi

      Jgn suka sudzon pada agama lain jika ada masalah pada agama kita.karena itu adalah sifat2 orang yg tdk percaya pada diri dan keyakinan sendiri.jgn suka menunjuk org lain padahal kesalahan pada diri sendiri. Itulah ciri ciri orang munafik. Mendulang air dicawan terpercik muka sendiri. Istifar

      Suka

  24. Semenjak zaman Rasulullah saat di utus kenabian sampai Rasulullah Wafat, kemudian sampai generasi terbaik Sahabat, tabiin, tabiut tabiin, dan Imam yang 4 (Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafiie & Imam Ahmad) tidak di kenal istilah Wahabi, entah dari mana Istilah Wahabi itu muncul, yang jelas isitlah Wahabi itu muncul di hembuskan kaum Yahudi & Nashara serta kaum orientalis barat untuk menghambat laju dakwah Tauhid yaitu Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab seorang mujtahid dari sebuah negeri namanya Negeri Najd di negara Saudi Arabia yang tujuan dakwahnya mengajak umat Islam untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah & tidak mencampur adukan dengan beribadah /berdoa kepada selain Allah atau yang setara/menyamakan sifatnya dengan Allah. Dan beliau sendiri tidak pernah mengklaim sebagai Wahabi. Dan yang sangat di sayangkan sebagian umat islam terpengaruh dengan propaganda kaum Yahudi & nashara tersebut. Sebenarnya mereka menggambarkah gambaran bahwa Dakwah Syaikh Bin Abdul Wahab seperti kaum Radikalisme (Khawarij) seperti ISIS. Al Qaeda, JI, dan serupa .padahal dakwah Syaikh mengecam tindakan sebagian umat Islam yang terpengaruh paham Khawarij yang mengataskan nama Islam dengan bermudah2an mengkafirkan dan memberontak terhadap penguasa., sehingga gambaran di sebagian umat Islam itulah ciri2 Wahabi
    yang padahal maksud para musuh2 Islam untuk menghambat Dakwah Tauhid Ahlussunah Wal Jamaah berdasarkan pemahaman para sahabat

    Suka

Tinggalkan komentar