Warga Sumberejo Kompak Tolak Pembangunan Perumahan Di Desanya
Serambimata.com – Warga Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur menyatakan menolak terhadap rencana membangunan Perumahan di desanya, lebih-lebih lokasi yang akan dibangun 1000 rumah tersebut ada di area sekitar Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo.
Penolakan tersebut disampaikan oleh ratusan warga desa Sumberejo yang berkumpul area tanah perumahan, Selasa (22/03/2016). Mereka melakukan orasi dan istighatsah dipimpin oleh KH. Muzakki Ridlwan. Dengan Istighastah dan do’a bersama tersebut Kyai Muzakki dan warga berharap agar lingkungan Sumberejo tetap dijadikan lingkungan yang aman dan tentram. Warga juga berharap, yang tidak berpihak kepada masyarakat dan Pesantren juga juga disadarkan oleh Allah swt.
Salah satu tokoh masyarakat Sumberejo, Achmad Fadhail, SH, MHum, kepada Serambimata mengungkapkan bahwa aksi tersebut dilakukan karena selama ini masyarakat sudah bersinergi dengan pesantren, sehingga mereka menolak rencana pembangunan perumahan di atas tanah seluas 11 hektar yang ada di sekitar pesantren tersebut. Warga kawatir hal itu dapat mengganggu hubungan baik dengan pesantren. Apalagi masyarakat tidak mengenal identitas pihak-pihak yang berhubungan dengan perumahan tersebut.
“Dengan adanya pembangunan perumahan ini, masyarakat kawatir ada pihak luar yang dapat mengganggu hubungan baik dengan pesantren yang selama sudah terjalin sangat baik”. Ungkap Fadhail.
Pria kelahiran Sukorejo itu juga menyatakan bahwa aksi warga Sumberejo tersebut merupakan bentuk reaksi karena tidak ada i’tikad baik pihak pengembang pasca dikeluarkannya himbauan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo agar menghentikan upaya-upaya dan aktifitas apapun terkait tanah 11 Ha yang akan dikembangkan menjadi perumahan.
“Aksi yang dilakukan masyarakat hari ini adalah sebagai bentuk reaksi atas tidak adanya i’tikad baik dari pihak pengembang, terbukti dengan masih adanya akifitas beberapa waktu lalu, padahal Pengasuh sudah menghimbau agar aktifitas yang berhubungan dengan pembangunan perumahan tersebut dihentikan”. Tambah Fadhail.
Menurut lulusan Pasca Sarjana UNEJ di bidang hukum tersebut, masyarakat menginginkan agar rencana pembangunan perumahan tersebut urung dilaksanakan. Dan bila pihak pengembang tidak mengindahkan tuntutan warga, maka pihaknya akan menempuh jalur hukum.
“Ini adalah aksi damai, agar pembangunan perumahan itu tidak jadi dilaksanakan. Tapi jika pihak pengembang tetap bersikeras melanjutkan pembangunan, maka terpaksa kami akan menempuh jalur hukum sebagai solusi terakhir”, pungkas Fadhail.
Fadhail juga mengungkapkan pasca himbauan Pengasuh Pesantren Sukorejo, pihak PG Asembagus selaku pemegang HGU tanah tersebut langsung merespon baik dengan meminta kepada pihak pengembang agar tidak meneruskan rencana pembangunan perumahan tersebut, namun PT. Jatim Sulsel Indonesia tak mengindahkannya.
Dalam aksinya, warga Sumberejo membentangkan spanduk bertuliskan “warga masyarakat Sumberejo dan sekitarnya menolak pembangunan 1000 rumah”. Selain itu, warga juga secara spontan membangun pos jaga di area tanah tersebut dari kayu yang ada di sekitarnya.
Mantan Kepala Desa H. Tur Hambari dalam orasinya menyatakan, PG Asembagus selaku pemegang HGU tanah, mendukung aksi penolakan yang dilakukan warga Sumberejo.
“Aksi ini mendapat bantuan 5 doz air minum kemasan dari PG Asembagus, bahkan PG juga mengijinkan memotong kayu ada di atas tanahnya untuk mendirikan pos jaga, ini bukti bahwa PG Asembagus mendukung aksi ini” Tegas Tur Hambari.
Aksi warga yang dimulai sekitar pukul 07.30 WIB itu, hingga berita ini diturunkan berlangsung dengan tertib dan damai. (Hans)
Posted on 22 Maret 2016, in Sosial and tagged desa Sumberejo, pembangunan 1000 rumah di pesantren sukorejo, Pesantren Sukorejo, PT Jatim Sulsel, warga sulses tolak pembangunan perumahan, warga sumberejo. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0