Kisah Polisi Teladan: Selama 13 Tahun Tak Malu Sambil Jadi Pemulung
Serambimata.com – Di balik sorotan masyarakat dan media karena ulah beberapa oknum polisi yang mencoreng citra satuannya, tidak sedikit pula polisi mulia dan inspiratif yang belakangan juga menjadi tranding topik diberbagai media.
Adalah Brigadir Kepala (Bripka) Seladi, seorang petugas administrasi di Satuan Lalu Lintas Polresta Malang, Jawa Timur yang dalam kesehariannya selain sebagai aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia, ia juga mencari penghasilan tambahan sebagai pemulung.
Bripka Seladi mengaku tidak malu dengan pekerjaan sampingannya sebagai pemulung, sebaliknya ia justru sangat menikmati pekerjaannya karena dengan dari pekerjaannya sebagai pemulung ia dapat memperoleh penghasilan tambahan dengan cara halal.
Tidak hanya itu, bagi Seladi memulung sampah terbilang mudah ketimbang profesi sampingan lainnya di tengah kesibukan sebagai aparat negara.
“Lebih nikmat menjadi pemulung daripada lainnya. Mudah, gampang, seperti toko emas, ada, diambil, dijual, laku,” ucap Seladi saat menceritakan kisahnya di hadapan Ketua DPR Ade Komarudin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/5).
Bripka Seladi lalu berkisah tentang pekerjaan sampingannya sebagai pemulung. Ia mengaku sebetulnya dirinya sudah lama memulung. Bermula pada 2004 lalu ketika ia terjepit masalah biaya untuk menghidupi keluarganya. Muncul dibenaknya untuk mengumpulkan sampah
Bermula saat ia membersihkan lingkungan di sekitar Polresta Malang usai piket malam. Sampah-sampah itu dibawa pulang dan dipilah. Ada sampah plastik, kertas, dan duplek.
Tak terasa sudah satu bulan lebih ia mengumpulkan barang-barang bekas, dan selama itu pula ia berhasil mendapatkan uang sekitar Rp 400 ribu. Istri yang semula marah dengan langkahnya mengumpulkan sampah-sampah itu akhirnya tersenyum ketika menerima uang tersebut. Istrinya pun mendukung namun meminta agar sampah-sampah itu tidak dikumpulkan di rumah.
Meskipun selama 13 tahun saladi bekerja sebagai pemulung, ia mengaku sama sekali tidak mempengaruhi kinerjanya sebagai aparat kepolisian di Polresta Malang. Bahkan Ia mampu membagi waktu menjadi polisi dan pemulung.
“Dinas malam, kalau tidak ada panggilan, saya cari sampai malam kemudian saya bawa pulang,” kata Saladi.
Yang mengejutkan, selama 13 tahun ia menjadi pemulung, tidak ada yang tau dirinya seorang polisi selain atasan dan rekan-rekannya di Polresta Malang. Bahkan, ia mengaku ada yang mengasihaninya dengan memeberikan tempat untuk menaruh sampah yang berhasil dikumpulkannya.
“Orang-orang ga ada yang tau saya polisi, sama-sama pemulung. Ada yang kasian sama saya, dia bilang silahkan pake ada rumah kosong,” sambungnya.
Sungguh sosok polisi yang sangat inspiratif dan pantas jadi teladan bagi siapapun dengan profesi apapun.
Dari berbagai sumber.
Posted on 24 Mei 2016, in Sosial and tagged Brigadir Kepala (Bripka) Seladi, kisah polisi teladan, pilisi sambil jadi.pemulung, polisi seladi. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0