Ternyata di Zaman Rasulullah Tidak ada Imsak?

image

Serambimata.com – Dengan alasan tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, sudah sejak lama Wahabi memvonis imsak dengan bit’ah dan perbuatan bathil. Dalil-dalil yang dijadikan hujjah pun dimaknai dengan serampangan dan tekstual, tanpa mengkaji dalil lainnya baik Al Quran maupun hadist yang justru menganjurkan imsak ketika umat Islam menjalankan puasa Ramadhan.

Imsak berasal dari bahasa Arab yaitu

امسك يمسك امساك
(amsaka-yumsiku-imsak) yang artinya menahan. Menahan ini maksudnya menahan diri dari sahur hingga masuk waktu sahur.

Bahwa di zaman Rasulullah istilah imsak tidak dikenal, memang benar dan tak terbantahkan, namun pada tataran praktek ternyata Rasulullah pernah melakukannya tradisi tersebut, sehingga bisa dikatakan imsak (menahan) dari makanan dan minum dalam sahur itu hukumnya sunah sebelum fajar, kira-kira sepadan dengan waktunya yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat, yaitu sekitar lima belas menit.

Meskipun belum ada istilah imsak di zaman Rasulullah, namun Rasulullah telah melakukan tradisi ini. Hal tersebut dijabarkan Anas RA melalui hadist yang diriwayatkan Imam Bukhori:

عَنْ أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه و سلم و زيد بن ثابت تَسَحَّرَا، فلما فرغا من سحورهما قام نبي الله صلى الله عليه و سلم فصلى. قلنا لأنس: كم كان بين فراغهما من سحورهما و دخولهما في الصلاة ؟
قال: قدر ما يقرأ الرجل خَمْسِيْنَ آيةً

Daripada Sayyidina Anas bin Malik r.a. bahwa Junjungan Nabi s.a.w. bersahur bersama-sama dengan Sayyidina Zaid bin Tsabit. Apabila kedua mereka selesai daripada sahur mereka, baginda bangun mendirikan sembahyang. Kami bertanya kepada Anas: “Berapa lamakah masa (senggang waktu) di antara selesai mereka berdua daripada sahur dan masuk mereka berdua kepada sembahyang (yakni “berapa lamakah masa antara selesai Junjungan dan Zaid bersahur dan masuknya waktu sholat Subuh”). Dia menjawab: “Sekadar 50 ayat yang dibacakan seseorang.”

Saat itu Rasulullah tidak makan sahur lagi sampai azan subuh berkumandang.

Itu artinya, ketika diperdengarkan imsak diharapkan kita telah berhenti bersantap sahur dan menunggu masuk subuh dengan membaca Alquran sesuai tuntunan Rasulullah.

Imam Syafi’i dalam kitab al Umm juz II halaman 105, berkata:

وأستحب التأني بالسحور ما لم يكن في وقت مقارب يخاف أن يكون الفجر طلع فإني أحب قطعه في ذلك الوقت

Aku menilai sunnah tidak tergesa-gesa dalam bersahur,
selagi tidak sampai pada waktu yang mendekati fajar/subuh yang mana dikhawatirkan fajar telah terbit. Sehingga aku senang menghentikan sahur pada saat itu, yaitu sebelum fajar subuh terbit.

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 8 Juni 2016, in Agama and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 1 Komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: