Pesan Sang Kyai Tentang Pentingnya Kaderasisasi
Serambimata.com, Situbondo – Menyusuri jalan sempit dan berkelok untuk mencapai sebuah dusun bernama Soka’an yang ada di Desa Gunung Putri Kecamatan Suboh butuh nyali terutama bagi yang menailki kendaraan roda empat. Bagaimana tidak, selain turunan dan tanjakan, di sisi kanan dan kiri jalan menuju lokasi yang ditempati Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAI Ibrahimy Sukorejo itu terdapat jurang yang sangat curam.
Berangkat berlima dalam satu mobil untuk sebuah tugas dan demi mengemban amanat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Situbondo membunuh rasa takut meski kami berada di ketinggian. Sebaliknya, yang terasa justru kekaguman dan kenikmatan disaat melihat keindahan alam ciptaan Allah yang membentang sejauh mata memandang di sepanjang perjalanan dengan sesekali disisipi candaan.
Berkali-kali kami harus berhenti menemui warga yang ada sisi jalan agar tidak salah jalan, sebab bila terlanjur salah jalan kami akan kesulitan berbalik arah karena sempit dan sulitnya medan. Hingga akhirnya sekitar pukul 16.30 wib kami tiba di dusun Sokaan desa Gunung Puteri setelah sekitar satu setengah jam lamanya kami tempuh dari kota Situbondo.
Di sana, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy bersama para dosen, mahasiswa KKN dan ratusan masyarakat sudah berkumpul di masjid Baitur Rahim, satu-satunya masjid di dusun Sokaan tempat belasan mahasiswa KKN melaksanakan tugas akademiknya.
Seperti biasa, senyum sahaja dan sapa ramah Kyai Azaim langsung menyambut kami, seakan ingin mengatakan selamat berjuang dan mengabdi untuk masjid dan umat. Maklum saja, Kyai muda lulusan pesantren yang diasuh Sayyid Muhammad Al Maliki, Timur Tengah itu juga menjadi penasihat DMI Situbondo. Karenanya beliau mengundang kami (pengurus DMI) untuk mendampingi setiap kunjungannya ke beberapa posko KKN di wilayah kabupaten Situbondo. Hal itu dianggap perlu karena KKN IAII Sukorejo yang dilaksanakan beberapa periode terakhir ini bertemakan Posdaya Berbasis Masjid.
Acarapun dimulai dengan diawali laporan kegiatan oleh dua kordes, masing-masing dari kordes Posko 31 dusun Tagal Manik dan Posko 32 dusun Sokaan Utara. Usai mendengarkan saran dan kesan dari tokoh masyarakat di dua dusun tersebut, acara dilanjutkan dengan taujihad dan irsyadat dari KHR Ahmad Azaim Ibrahimy. Untain kalimat bijak dari cucu Kyai As’ad itu mengalir di telinga dan hati orang-orang yang hadir di masjid tersebut. Tanpa menghakimi, menyalah-nyalahkan bahkan tidak ada kesan menggurui beliau menyampaikan pesan dan apresiasi terhadap apa yang dilakukan mahasiswa KKN selama 14 hari sejak dimulai. Dalam pesan-pesannya, Kyai Azaim menekankan tentang pentingnya kaderisasi yang harus dilakukan oleh mahasiswa KKN di tengah-tengah masyarakat.
“Tidak muluk yang saya harapkan dari pelaksanaan KKN yang hanya beberapa hari ini, tapi hal mendasar yang harus menjadi perhatian adalah kaderisasi, sehingga meskipun KKN nanti selesai dilaksanakan, ilmu dan program yang telah terlaksana tidak akan berhenti dan itu akan menjadi amal jariyah kalian selamanya”. Harap Kyai Azaim dihadapan peserta KKN dan warga yang berkumpul. (Sabtu, 20/08/2016).
“Tiga orang saja yang berhasil dikader setiap dusun, maka yang tiga orang akan menjadi amal jariyah kalian, apalagi setiap peserta berhasil mengkader satu orang, berarti ada belasan kader yang mampu dilahirkan di setiap dusun, ada yang mengkader bidang sholat janazah, khotib, bilal, dan keahlian lainnya”. Tambah Kyai Azaim.
Kepada masyarakat, dalam setiap kesempatan beliau juga selalu mengingatkan tentang pentingnya menjaga sholat lima waktu, keutamaan sholat berjamaah dan ikhtiar dalam memakmurkan Masjid.
“Kebahagiaan, ketenangan, ekonomi bahkan kesehatan bisa jadi cerminan dari kualitas sholat seseorang, terutama sholat subuh dan Ashar. Kalau kita Istiqomah sholat subuh dan Ashar berjamaah di Masjid, maka Allah akan senantiasa alirkan keberkahan rejeki dan senantiasa menjaga kesehatan kita. Tapi ini tidak bisa diartikan berjamaah di masjid pada sholat yang lain tidak penting”. Sambung Kyai Azaim sebelum menutup ceramahnya.

Penyerahan bantuan bibit mentimun oleh DMI Situbondo kepada warga melalui peserta KKN masing-masing posko
Usai sholat maghrib berjamaah, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, panitia dan para dosen langsung meninggalkan dausun Sokaan Utara, sementara kami berlima masih harus bercengkrama dengan beberapa mahasiswa KKN, melayani dan sharing dengan mereka seputar kegiatan dan program kemasjidan sesuai tugas dan kewajiban kami di kepengurusan Dewan Majid Indonesia (DMI) kabupaten Situbondo.
Hingga sekitar pukil 18.30 wib kami meninggalkan dusun Sokaan dan kembali menyusuri jalan sempit di lembah dan lereng desa Gunung Puteri dalam kegelapan. Hanya lampu sorot mobil yang kami kendarai memaksa kami untuk mengingat-ngingat jalan arah pulang dalam keterbatan penglihatan. Kami sudah tak beripikir lagi dengan kebaradaan jurang dan keindahan alam di sisi jalan yang kami lalui, kami sudah tak melihatnya kerena diselimuti kegelapan. (Hans)
Posted on 22 Agustus 2016, in Sosial and tagged DMI Situbondo, KKN IAII, Kyai Ahmad Azaim Ibrahimy, Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Posdaya berbasis Masjid. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0