Berdakwah itu Tidak Ringan, Perlu Strategi dan Terus Dievaluasi
Serambimata.com – Sesuai jadwal, sebenarnya tinggal satu lokasi lagi yang akan didatangi Dewan Masjid Indonesia (DMI) Situbondo, usai menyelesaikan program Muhibah Ummat tahap ke-8 di desa Kayumas awal September lalu.
Namun karena ada permintaan dari masyarakat desa Taman Dadar, Arjasa, Situbondo agar juga ditempati Muhibah Ummat maka atas dasar pertimbangan dan persetujuan Penasihat DMI, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy maka Muhibah Ummat Ke-9 yang semula dijadwalkan di pulau Merak kec. Banyuputih dipindah ke Taman Dadar. Lalu, Muhibah Ummat periode pertama akan berakhir di pulau Merak pada Februari 2017 mendatang. Terpaksa harus mundur beberapa bulan karena padatnya waktu dan kesibukan Kyai Azaim.
“Lalu bagaimana dengan kelanjutan Muhibah Umat periode ini kedua Kyai, apakah tetap di Situbondo atau…?”. Saya bertanya di tengah-tengah pembahasan soal perubahan jadwal Muhibah Ummat. Di sela-sela dan jedah pertanyaan saya itu, Kyai Azaim langsung menjelaskan dengan kalimat-kalimat bijaknya. “Kita harus evaluasi dulu Muhibah Umat yang selama ini berjalan, baru kemudian ditentukan waktu dan strategi berikutnya”, jelas Kyai Muda itu penuh sahaja.
“Menempuh perjalanan dengan medan berat dan jauh dengan berjalan kaki kita kaji lagi, karena cara seperti itu membuat kita kelalahan sehingga dakwah kita menjadi kurang efektif disebabkan lelah perjalanan. Padahal mengajak kebaikan itu tidak cukup hanya dengan kata-kata, tapi juga memberikan contoh dengan perbuatan”, tambah Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah itu.
Lebih dari itu, Kyai Azaim menyarankan agar Muhibah Ummat berikutnya mengambil lokasi yang menantang tidak hanya medannya tapi juga menantang dari aspek kehidupan sosial dan agamanya.
“Bila perlu kegiatan ini mengambil tempat yang yang lebih membutuhkan sentuhan kita, seperti di sekitar lokalisasi prostitusi atau lokasi yang kehidupan beragamanya dapat membahayakan akidah anak-anak kita” lanjut Kyai yang juga produktif menulis puisi ini.
Pertemuan yang ditempatkan di ruang tamu Kyai Azaim itu akhirnya berakhir sekitar pukul 23.00 wib dengan setumpuk amanah yang tidak ringan. Pesan-pesan yang terselip dari sekitar 1,5 jam kami berbincang-bincang terus mendengung diantara deru mobil phanter tua yang saya kemudikan bersama kawan-kawan.
Setiap kami bertemu lalu menyimak wejangan para ahlul ilmi, semangat ini jadi berkobar meskipun kadang hati ini tiba-tiba ciut karena diri ini merasa sama sekali tak pantas meskipun sekedar ikut-ikutan menyeru dan mengajak pada kebaikan. Tapi bayang-bayang wajah kesungguhan penasihat DMI, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, semangat ketua DMI, KHR Abdullah Faqih Gufron serta sahabat-sahabat pengurus DMI dan panitia Muhibah Ummat yang tak surut berjuang, nyali ini tiba-tiba muncul kembali.
Ya Allah, hamba hanya berharap semoga tidak ada yang sia-sia, sekecil apapun kiprah dan peran hamba. Syukurku padaMu atas banyak hikmah dan pelajaran penting yang Engkau tunjukkan hari ini. (Hans).
———-
Pertemuan pengurus DMI Situbondo dan pantia Muhibah Umat di kediaman KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Jumat, 9 Oktober 2016, 21.30 – 23.00 wib.
Posted on 11 September 2016, in Sosial and tagged DMI Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Muhibah Umat. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0