Aksi Melawan Wahabi Makin Gencar di Timur Tengah, Indonesia Berani?
Serambimata.com – Konflik berkepanjangan yang menimpa beberapa negara di timur sebagai akibat dari maraknya gerakan radikal berpaham takfiri, membuat negara-negara Timur Tengah seperti Mesir, Tunisia, Kuwait dan negara lainnya terus lakukan Pemberantasan terhadap ajaran Wahabi. Tahun lalu, seluruh masjid di Kairo dan kota-kota lainnya di Mesir dibersihkan dari faham Wahabi. Begitu juga dengan Tunisia dan Kuwait.
Wahabi diyakini sebagai kelompok yang ajarannya menjadi biang terjadinya gesekan yang berujung pada konflik antar umat Islam sendiri.
Sebagai langkah awal, pihak Kementerian Wakaf (Kementerian Agama) Mesir memeriksa sejumlah masjid dan menyita buku-buku yang berbau Wahabi, terutama buku-karya Muhammad bin Abdul Wahab (pendiri ajaran Wahabi), Ibn Baz, Ibn Utsaimin, Ibn Taimiyah, Said Abdul ‘Adhim, Abdul Latif Mustahri, Abu Ishaq al-Huwaini, Mohammed Hussein Yacoub, dan Mohammed Hassan.
Wakil Menteri Wakaf (Agama) di Kairo, Sheikh Jaber al-Taya mengatakan, pemeriksaan sejumlah masjid ini berksitan dengan adanya kegiatan pengkaderan terhadap mahasiswa asal Somalia, Bangladesh, Rusia dan Kongo di dalam masjid “Ummahat Mukminin” tanpa ada persetujuan dari Kementerian dan al-Azhar.
“Upaya itu masih kita lakukan untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak berkelanjutan,” katanya, belum lama ini.
Langkah berikutnya, kata dia, pihak Kementerian Wakaf (Agama) meminta kepada para imam masjid, khotib maupun petugas masjid untuk meneliti buku-buku yang ada di perpustakaan masjid, dan menyita buku-buku yang mengadopsi pemikiran wahabi yang tidak sesuai dengan toleransi dalam Islam, atau buku-buku yang berbau militansi, seperti buku-buku yang ditulis oleh ikhwanul muslimin, terutama pendahulu mereka Hasan al-Bana dan Yusuf al-Qardhawi.
Menurut surat kabar al-Watan, sejauh ini pemerintah telah menyita lebih dari 7000 buku, CD dan kaset dari beberapa perpustakaan masjid di Alexandria, Kairo, dan Giza. Diantaranya buku-buku; Yusuf al-Qardhawi, Wajdi Ghoneim, Mohammed Abdel Maqsud, Sholah Sultan, Yasser Barhami, Mohammed Hussein Yakub, Abu Ishak al-Huwaini, Mohammed Hassan, Ahmad Farid, Mohammed Ismail, Mohammed Saed, dan Mohammed Hussein Yakub.
Kementerian Wakaf (Agama) akan terus memantau dan melakukan pemeriksaan masjid dan perpustakaan di setiap Provinsi, untuk memastikan dua tempat itu bersih dari buku-buku yang mengajak pada “militansi dan ekstremisme”, baik perafiliasi dengan pemikiran Ikhwanul Muslimin maupun Salafi Wahabi.
Gerakan Anti Wahabi juga dilakukan pemerintah Kuwait dengan cara menutup siaran TV Wesal milik kelompok wahabi garis keras berbasis di Saudi Arabia.
Begitu juga dengan pemerintah Tunisia, bahkan menutup 80 masjid beraqidah wahabi.
Gerakan Anti Wahabi di sejumlah negara ini sebagai reaksi membanjirnya akibat gerakan radikal para penganut faham Wahabi.
Hendaknya pemerintah Indonesia bersiap-siap menghadapi kemungkinan ini terjadi di Indonesia. Dan sebaiknya pemerintah menutup semua sumber-sumber penyiaran yang mengajarkan faham Wahabi di Indonesia, demi kemaslahatan seluruh warga negara Indonesia.
Adapun TV dan Radio milik kelompok Wahabi di Indonesia antara lain adalah :
A. MEDIA TV :
DAKWAH TV
SARANA SUNNAH TV
AHSAN TV INDONESIA
RODJA TV
B. MEDIA RADIO :
RADIO RODJA ~ 756 AM
Area : Jabodetabek, Cileungsi, dan sekitarnya
RADIO HANG FM ~ 106 FM
Area : Batam dan sekitarnya
RADIO ASSUNNAH
Area : Cirebon dan sekitarnya
RADIO MUSLIM
Alamat : Yogyakarta dan sekitarnya
RADIO SUARA QUR’AN ~ 94,4 FM
Area : Solo dan sekitarnya
RADIO AL IMAN
RADIO ARROYYAN
Area : Gresik dan sekitarnya
RADIO AL BAYAN
RADIO NGAJI ONLINE
RADIO TELAGA HATI
ANNASH RADIO – Jakarta
RADIO MU’ADZ – Kendari
RADIO SYIAR SUNNAH 981 KHz – Yogyakarta
RADIO HIDAYAH 103.4 FM – Pekanbaru. (Voai)
Sumber: Netralitas.com
Posted on 17 September 2016, in Agama and tagged bahaya wahabi, gerakan anti wahabi, gerakan anti wahabi di timur tengah, media wahabi, takfirisme, Wahabi. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0