Kyai Azaim Kecewa dan Prihatin, Konser Rock-Dangdut Digelar Bersamaan dengan 1 Muharram
Posted by serambimata
Serambimata.com, Situbondo – KHR Ahmad Azaim Ibrahimy kecewa dan prihatin atas digelarnya panggung Rock-Dangdut di alun-alun kota Situbondo. Kekecewaan dan keprihatinan itu diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo karena konser yang menampilkan artis ibu kota itu digelar menjelang pergantian Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1438 H hingga malam hari.
KyaI Azaim mengaku malu ketika ada salah satu warga Gresik mempertanyakan kepada dirinya tentang digelarnya panggung Rock Dangdut di alun-alun kota Situbondo. Menurutnya, warga Gresik tersebut memperoleh kabar dari keluarganya di Situbondo yang mengeluhkan tentang digelarnya pertunjukan dangdut justru di saat daerah lain sibuk melaksanakan kegiatan keagamaan menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1438 H.
“Muka saya seperti ditampar kanan kiri ketika ada warga daerah lain yang mempertanyakan pertunjukan musik rock-dangdut yang digelar di kota bergelar bumi sholawat ini justru dilaksanakan bersamaan dengan malam Tahun baru Islam”. Jelas Kyai Azaim kepada Serambimata, Sabtu (01/10/2016).
Kekecewaan cucu Kyai Asad itu sangat beralasan, pasalnya di saat daerah lain menggelar acara sholawatan dan acara bernuansa kegaamaan lainnya dalam menyambut 1 Muharram, Situbondo yang dikenal sebagai kota religius justru menyambutnya dengan acara yang bernuasa hura-hura. Kepada pihak penyelenggara dan pihak-pihak yang bertanggung jawab, Ia mempertanyakan kepekaan keagamaannya (sense of religius).
“Sangat disayangkan, di saat daerah lain seperti Pamekasan, Probolinggo dan kabupaten lainnya menyambut Tahun Baru Islam dengan kegiatan sholawat dan kegiatan bernuasa keagamaan, kota Situbondo yang berjuluk kota Santri dan bumi Sholawat Nariyah justru menyambutnya dengan pertunjukkan dangdut, lalu mana sense of religiutas mereka?”, tambahnya dengan nada serius.
Kyai muda kharismatik itu menegaskan, tidak hanya dirinya, tidak sedikit pula para ulama dan Kiyai Situbondo yang menyayangkan acara dangdutan di pusat kota yang digelar bersamaan dengan momentum tahun baru Islam. Padahal sebelumnya, pada saat perayaan Tahun Baru Masehi yang lalu banyak pihak yang mengkritik cara pemerintah merayakannya.
“Lha, sekarang malam tahun baru Islam malah diisi dengan kegiatan musik dangdut seperti tahun baru masehi, ini kemunduruan namanya”. Tegas Kyai Azaim.
Karenanya, ia berharap ke depan hal seperti ini tidak terulang kembali dan meminta kepada semua pihak untuk memiliki kepekaan keagamaan. Karena menurutnya, sangat tidak pantas masyarakat Situbondo yang dikenal agamis justru tak menampilkan corak keagamaannya justru ketika ada momentum tahun baru Islam seperti ini.

Poster pagelaran Rock-Dangdut sudah dipasang jauh hari sebelumnya di beberapa titik di kabupaten Situbondo
Seperti diketahui, pada Kamis 1 Oktober 2016 kemarin digelar pertunjukan Rock-Dangdut di alun-alun kota Situbondo, menampilkan dua artis kenamaan ibu kota, ST Setia dan pedangdut Cita-citata. Tidak tanggung-tanggung, pertunjukan musik tersebut dimulai sejak sore hingga malam hari bersamaan dengan momentum peringatan 1 Muharram 1438 H. (Hans)
Posted on 2 Oktober 2016, in Agama and tagged 1 muharram, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Kyai Azaim, rock-dangdut, Situbondo, situbondo gekar rock dangdut, tahun baru islam. Bookmark the permalink. 11 Komentar.
Gak cukup “hanya” dengan kecewa saja pak, apa langkah nyata ke pemda? Teguran, somasi atau ngupi bareng?
SukaSuka
Memang tdk cukup… tapi kabarnya beliau juga langsung menegur via telpon ke orang2 penting di Pemda. Wallahu a’lam. Setidaknya sikap beliau yg dikeluarkan melalui media itu sdh langkah awal utk berbuat. Sikapnya bisa dibaca oleh semua pihak sebagai teguran dan peringatan.
SukaSuka
Sip… Saya dukung beliau. Memang menggelikan, ngakunya bumi sholawat nariyah, kelakuan rockdut…
SukaSuka
Skrg jgn cari siapa yg salah tpi introspeksi dirilah terutama ulama ato kyai disitu krn selama ini tdk pernah memberikan contoh tauladan yg baek buktinya para kyai sendiri bermusuhan Gara2 pilkada dan beda partai walau itu saudara kandung sendiri,,, inget ulama itu penerus para nabi dan rasul yg tugasnya mengerjakan agama yg benar dan dia sbg filter pemerintah dlm melaksanakan tugas negaranya nggak sesuai ya tegur jgn diam sj kan ulama hnya takut sama Allah bkn takut sama pejabat
SukaSuka
Setahu saya Kiai Azaim sejauh ini tdk terlibat dalam dukung mendukung di pilkada kemarin. Dan hubungan beliau dg para kiai yg lain baik-baik saja. Apalagi dengan saudara2nya…
SukaSuka
Tugas ulama, kiyai bahkan kita adalah saling mengingatkan ketika ada kekeliruan dan penyimpangan. Itu ajaran agama… bukan ajaran siapa2…
SukaSuka
Semoga prokontra keprihatinan KH.Azaim pd akhirnya menjadi jln yg terbaik bg kabupaten kita.Yg tdk kalah pentingnya bagaimana kab Situbondo ini scr prospektif semua kelompok kepentingan (keagamaan+sosial politik+sosial budaya&seni) dpt menciptakan kondisi Kab.Situbondo yg kondusif GUNA LAJU & SUKSESNYA PROGRAM PEMKAB SITUBONDO.Sebab sy ingat program Pemkab pd periode pertama Bpk H.Dadang Wigiarto (Pt Cemelter di Jangkar +water boom Panarukan+ dll )mengalami gangguan akibat kondisi tdk kondusif ,JUGA PD MASA SILAM PERNAH TERJADI DI KABUPATEN TERCINTA AKAN ADA PROYEK PENGILANGAN MINYAK TERGANGGU KRN KONDISI TDK KONDUSIF.(jk semua itu terlaksana dgn lancar & baik mk semua elemen masyarakat Situbondo jaya(scr perekonomian jg insyaAllah scr keimanan dan keislaman krn konon kefakiran dekat kekufuran) dari rakyat jelata s/d pejabat terasnya) DLM HAL INI SY AKUI MEMANG SULIT TDK SEPERTI PENULIS membuat tulisan KOMENTAR INI. namun PENULIS CUMA BISA BERDO’A SMG SEMUA KELOMPOK KEPENTINGAN DAN RAKYAT SITUBONDO SERTA PARA INVESTOR DPT TAUFIQ HIDAYAH ALLAH ,SEHINGGA SITUBONDO BISA SEJAJAR DGN KABUPATEN TETANGGA KITA ( seperti Probolinggo+Banyuwangi) aaamin dari Al Faqir.
SukaSuka
kalau Ulama pewarist para nabi dan tidak hubbud dunya…. Kalo kiyai dan lora lora yang hubbud dunya itu pewarist siapa ya ?????
SukaSuka
Alhamdulilah KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy tidak terlibat sedikitpun dalam Politik 😀
SukaSuka
Tahukah anda, 2-3 hari setelah lebaran setiap tahun saya pasti sowan ke KHR. Kholil As’ad di Kediaman KHR Ahmad Fawaid, sekali lagi bukan di Kediaman Kiai Kholil tapi di kediaman Kiai Fawaid,
SukaSuka
lah jngan cmn mngelu saja langsung bilang ke bupati, klok cmnmngeluh mah dapet apa, pdhal kan kota stbndo udh di doktrin sma para ulama, knp tdk lngsung protes ke bupati, kan yg pling dket dengan bupati para ulama, knp cmn mngeluh knp tdk lngsung komen sma bupati
SukaSuka