Guru! Sekedar Menapaki Jejak Perjuanganmu Saja Sungguh Tak Mudah


Serambimata.com – Sudah puluhan kilo saya dan rombongan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Situbondo terus menyusuri jalan yang pernah dijejaki perjungan KHR As’ad Syamsul ketika mengusir penjajah Jepang dari desa Garahan, Kecamatan Silo, kabupaten Jember. 

Jarak tempuh sekitar 55 km (menurut keterangan warga dan yg dirasakan peserta sekitar 70 an km) hingga garis finish yang harus saya lalui dengan medan menanjak, jalan makadam, berlumpur hingga menembus hutan yang panjang ditambah dengan guyuran hujan deras, benar-benar membuat saya dan kawan-kawan menjadi letih, kelelahan dan badan serasa remuk, meskipun di kanan-kiri sepanjang jalan banyak warga yang menyediakan makanan ringan, minuman gratis dan nasi bungkus yg disediakan panitia. 

Diguyur hujan di tengah hutan

Padahal saya berjalan kaki tanpa memanggul senjata, tidak ada musuh yang mengancam bahkan saya berjalan dengan ribuan peserta yang turut ambil bagian sehingga jalanan tidak sepi dan menakutkan. Walaupun demikian sungguh tak mudah saya jalani. “Lalu, bagaimana dengan engkau wahai guru, sewaktu dahulu engkau lalui jalan ini, bukan untuk jalan-jalan atau rekreasi, tapi berperang melawan lalimnya penjajahan. Tak ada teman kecuali dengan sesama pejuang”. Kagumku dalam hati. 

Tapi, sesedarhana apapun yang saya lakukan di Napak Tilas ini, saya senang diberi kesempatan mengenangmu, belajar pada semangat patriotismemu dan meneladani kecintaanmu pada NKRI ini. Engkau ajarkan saya melawan rasa lelah, letih dan penat menjadi semangat menapaki jejakmu.

Teriakan Allahu Akbar! Di saat melewati jembatan peninggalan Belanda

Tapi maafkan saya Kiai, bila saya kadang tak serius menapaki jejak perjuanganmu. Kerap bercanda, tertawa dan sesekali menghentikan langkah sekedar menyimpan tenaga. Semuanya saya lakukan hanya untuk mengurangi rasa lelah, letih dan sakit di sekujur kaki. 

Menghibur diri untuk kurangi penat dan letih

Engkau memang pantas menyandang gelar Pahlawan Nasional Kiai, pahlawan bagi bangsa dan negeriku, pahlawan bagi hati… yang terlanjur mencintai dan mengagumimu. 

————-

Garahan, Silo, Jember 

(Sekitar 5 km sebelum finish Napak Tilas Nasional 2016, perjuangan KHR As’ad Syamsul Arifin)

Selasa 15 November 2016

About serambimata

Terus menulis

Posted on 16 November 2016, in Sosial and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: