Seminar Nasional Refleksi 33 Tahun Khittah NU Di PP. Sukorejo Usai, Ini Hasilnya
Serambimata.com – Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo, Jawa Timur kembali menjadi tuan rumah sebuah acara penting. Kali ini, Pesantren yang menjadi cikal bakal kembalinya Nahdhatul Ulama (NU) ke khittah 26 menggelar Seminar Nasional dengan tema Refleksi 33 Tahun Khittah NU, Rabu hingga Jum’at (11-12/01/2016).
Acara yang terselenggara atas kerjasama pesantren Salafiyah Syafi`iyyah Sukorejo Situbondo, TV9 dan LTNNU Jawa Timur. Seminar tersebut dilaksanakan di Aula Mahad Aly Sukorejo Situbondo sebagai bentuk penguatan, pengembangan dan sosialisasi Khittah NU di masa sekarang.
Sederet tokoh penting hadir pada acara tersebut, antara lain: KH ma’ruf Amin (Rois Aam PBNU dan Ketua MUI Pusat), Menteri agama RI, KH A.Nawawi Abd Jalil (Pengasuh PP., Sidogiri), KH Hasan Mutawakkil Alallah (PWNU jatim), Ketua Majelis Fatwa. MUI pusat, KH Abd Aziz Mashuri, Kakanwil Kemenag Jawa Timur, KH Malik Madani (Jogjakarta), KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, KH Hisyam Syafaat (Banyuwangi), KH Muhyiddin Abd Shomad (Jember), KH Sadid Jauhari (Jember), Ulama dari Cilacap dan tokoh lainnya.
Acara tersebut mengahasilkan beberapa keputusan penting berupa rekomendasi tentang Peneguhan Khittah NU, sebagai berikut :
Dasar Pemikiran
1. Khitttah adalah jati diri harakah/gerakan keagamaan dan kemasyarakatan NU yang bersifat tetap (Tsawabit) dan Harga Mati, harus dilaksanakan oleh semua warga dan pengurus NU di semua level.
2. Khittah NU adalah panduan, alat ukur dan haluan organisasi bagi pengurus dan warga NU dalam menyikapi berbagai permasalahan kekinian yang sangat dinamis dan cepat berubah (mutaghayyirat), baik level kebangsaan, keIslaman dan Keorganisasian.
3. Berbagai permasalahan kebangsaan, keIslaman dan keorganisasi yang terjadi harus disikapi sebagai realitas yang dipengaruhi oleh berbagai konstalasi global dengan menggunakan Konsepsi Dasar yang ada dalam Khittah NU.
4. Khittah NU merupakan formula untuk menyembuhkan permasalahan yang terjadi di tengah warga NU, baik kebangsaan, keagamaan dan organisasi.
5. Memperkuat dan memperbaiki diri perlu dilakukan semua warga dan pengurus NU dalam rangka memciptakan kemandirian NU sebagaimana dimandatkan oleh Khittah NU.
Rekomendasi
1. Menyerukan seluruh pengurus dan warga NU serta kalangan pesantren untuk meneguhkan kembali #KhittahNU sebagai Landasan Berpikar, Bersikap dan Bertindak Warga NU di era liberalisasi infornasi ini.
2. Untuk keperluan peneguhan itu, diperlukan penanaman yang masif dan sosialisasi menyeluruh tentang prinsip dan nilai Khittah dalam forum-forum pengkaderan dan pembekalan kepengurusan serta forum kultural kewaragaan NU yang ada.
3. Perlu dilakukan penulisan kembali tentang sejarah panjang dirumuskannya Konsep Khittah NU sebagai Keputusan Organisasi serta implementasi dan penjabarannya sebagai upaya pelaksanaan khittah NU sebagaimana dimandatkan dalam Muktamar NU di Situbondo.
4. Untuk keperluan pendidikan dan pelestarian nilai2 Khittah, perlu didirikan Khittah Center dan Monumen Khittah yang ditempatkan di PP Salafiyah As-Syafi’iyyah Sukorejo, Situbondo.
Sukorejo Situbondo, 13 R. Akhir 1348 H/R12 Januari 2017 M
KH. Harir Abdul Adzim, KH. Afifudin Muhajir, KH. MB. Firjhaun Barlaman, KH. Syadid Jauhari
Posted on 14 Januari 2017, in Politik, Sosial and tagged Halaqoh Nasional, khittah NU, ma'had aly situbondo, Pesantren Sukorejo, Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, seminar nasionak khittah NU. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0