Mengenal Ustadzah Wahidah Parung, Wanita Pekerja Keras Demi Menggratiskan 6000 Santrinya

Serambimata.com – Wanita ini biasa dipanggil Ummy, wajahnya masih terlihat cantik, anggun dan bersahaja meskipun usinya sudah melewati 50 tahun. Istri Almarhum Saggaf bin Mahdi Bin Syekh bin Abu Bakar bin Salim Parung Bogor ini adalah seorang wanita yang berpindah kewarganegaraan dari Singapura menjadi warga Indonesia. Ia rela meninggalkan negara kelahirannya  yang serba makmur ke  pelosok desa Parung, Bogor, Jawa Barat. 

Ditempatnya, wanita ini dikenal dengan Ustazdah Wahidah Parung, seorang wanita yang waktu-waktunya dihabiskan untuk mengabdikan dirinya dalam mengelola lembaga pendidikan yang diwariskan mendiang suaminya. Tidak hanya itu, ia bahkan tak henti bekerja keras demi menggeratiskan pendidikan serta biaya hidup bagi sekitar 6000 santrinya.  Setiap hari ia mesti berpikir keras untuk menyediakan 7 ton beras serta kebutuhan lainnya, disamping segala biaya kehidupan ketiga putra putrinya.

Namun usaha dan kerja kerasnya sama sekali tak mengurangi kecantikan dan keanggunanya hingga tidak sedikit yang penasaran dengan rahasia dibalik penampilan menariknya itu. 

“saya itu malah sering ke sawah dan jarang ke salon”,  kata Ummy setiap ditanya tentang rahasia ke anggunan dan kecantikannya.

Kendati demikian Ummy tak pernah bosan berpesan kepada para istri jaman sekarang, “patuhlah kepada suamimu, carilah ridhonya, jangan  buat suamimu marah, ijinlah kepada suamimu ketika hendak keluar rumah, berdandanlah untuk suamimu, jangan berdandan untuk orang lain,  kebanyakan jaman sekarang justru terbalik”, pesan Ummi.

Ketika Usia 21 Tahun, Ummy bekisah tentang dirinya yang pernah bermimpi bertemu Rasulullah SAW.

“saya bermimpi bertemu Rasulullah bukan karena ibadah saya yang rajin, bukan karena  sholat tahajjud tiap malam, bukan karena sering puasa, melainkan karena patuh dan  ta’at pada suami”, ungkap Ummy. 

Pada waktu Habib Segaf (suaminya) masih hidup, Ummy selalu menemani dakwah sang habib ke daerah sekitar Bogor. Tapi saat di rumah, seperti ibu-ibu pada umumnya, Ummy mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian, masak,nyuci piring dan pekerjaan rumah tangga lainnya. 

Hingga pada Suatu hari saat kejenuhan melanda dirinya, Ummy sempat mengeluh bahkan terlintas niat hendak kabur kembali ke negara asalnya Singapore. Namun sebelum  niatnya terlaksana, setelah mencuci pakaian, Ummy masuk kamar dan menyusui anak ketiganya habib Muhammad kecil hingga ia tertidur saat menyusui. Dalam tidurnya itu ia bermimpi Rasulullah SAW sedang membelah roti maryam seraya memberikan sedikit kepadanya yang saat itu ia diam tertegun memandang Rasulullah SAW.  Dalam mimpinya Rasulullah SAW pun memakan roti tersebut. Usai memakannya, Rasulullah menaikkan jubahnya dan mengusapkan tangannya, seketika itu Ummy langsung teringat kepada suaminya yang memiliki kebisaan sama persis dengan Rasulullah yakni setiap habis makan suaminya Habib Segaf selalu menyingsingkan jubahnya dan melakukan hal yg sama seperti Rasulullah. Padahal, di mata Ummy,  setiap suaminya melakukan hal itu ia selalu su’uddzon kepadanya dengan mengatakan “jorok”. Lalu Rasulullah pun pergi beranjak, seketika iti Ummy langsung bangun dari tidurnya. 

Hanya beberapa saat setelah itu, secara kebetulan suaminya masuk kamar dan menanyakan apa yang telah terjadi. “saya baru saja bermimpi bertemu Rasulullah”, Jawab Ummy. Sang habib pun membenarkan bahwasanya itu memang Rasulullah SAW.


Ummy menyimpan cita-cita yang sangat mulia, ia ingin menjadikan Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School yang dikelolanya itu sebagai model pendidikan gratis dan berkualitas dan diharapkan  menjadi contoh bagi siapapun termasuk pemerintah. 
Usahanya tidak sia-sia, cita-cita itu berhasil diwujudkan dengan sederet prestasi Internasional yang berhasil diraih santri-santrinya. Kehebatan dan tangan dingin  Ummy dalam mengelola lembaga pendidikannya kian terlihat sejak ditinggal wafat sang suami beberapa tahun silam. 

Ummy menjadi wanita mandiri yang tak hanya berhasil menghidupi dan mendidik 3 anaknya, namun juga puluhan ribu santrinya hingga kini. Sungguh sangat menginspirasi.

Sumber muslimoderat.com

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 20 Januari 2017, in Pendidikan and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: