Kapolri: Isu Penculikan Anak dan Jual Organ Tubuh Hoax

Kapolri Tito Karnivian dan Halaman Muka Sebuah Koran

Serambimata.com – ​Maraknya berita tentang penculikan anak dengan modus penjualan organ tubuh hingga dihargai 5 miliar perorang cukup menyita perhatian publik, bahkan belakangan berita tersebut jadi viral di media sosial. Tidak hanya itu, berita soal penculikan anak itu juga beredar dalam bentuk foto dari halaman muka sebuah koran yang tersebar di medsos. 

Pada media tersebut juga menyertakan daftar harga dari organ-organ tubuh anak, mulai dari mata, kulit kepala, tengkorak, bahu, jantung, hati, tangan, usus, ginjal dan empedu.

Halaman muka sebuah koran tentang harga organ tubuh

Kabar yang cukup meresahkan tersebut ternyata sudah di ketahui Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Dia mengaku sempat menerima informasi yang banyak beredar di dunia maya dan berbagai aplikasi komunikasi tersebut.
Karenanya orang nomor satu di tubuh Kapolri itu langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengklarifikasi kebenaran berita tersebut dan hasilnya diketahui kalau ternyata informasi tersebut tidak benar atau hoax. 

“Saya cek ke Manado. Saya cek juga ke Polda Metro Jaya, karena ini berkembang juga di Jakarta. Kita cek (ternyata) hoax,” ujar Tito Karavian kepada wartawan.di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2017).

Senada dengan Kapolri, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni’am Sholeh mengungkapkan bahwa  isu yang tersebar di media sosial dan menjadi viral, kebanyakan hoax. Sehingga, tak layak untuk menjadi viral.

“Perlu kami sampaikan, termasuk konten yang di media sosial. Ada beberapa yang benar, ada yang tidak layak diviralkan. Banyak hoax,” jelas Asrorun.

Karena itu, kabar hoax itu harus segera dihentikan karena bisa menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat. Dia mengimbau, jika memang ada penculikan, sebaiknya langsung dilaporkan ke penegak hukum.

“Isu kasus penculikan anak, ini menyebabkan ketakutan. Kalau ada kasus, dilempar saja ke penegak hukum,” tutur dia.

Masyarakat diminta agar lebih selektif dalam menerima atau menyebarkan informasi, baik melalui pesan singkat maupun media sosial lainnya yang kebenarannya masih diragukan.

Stop berita hoax, namun masyarakat tetap tenang dan waspada tanpa mengurangi perhatian bagi si buah hati.

 

Sumber: berbagai media terpercaya

Posted on 21 Maret 2017, in Politik and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: