ISIS Makin Dekat Dengan Kita?

Serambimata.com – Sampai hari ini, berita konflik bersenjata antara pasukan pemerintah Filipina dan pemberontak ISIS di kota Marawi, Mindanao Filipinan masih menjadi headline di berbagai media. Terutama setelah Kota Merawi dikabarkan telah berada di bawah kendali ISIS. 

Agen berita Internasional AFP misalnya, Senin (29/5/2017) menurunkan berita sebanyak 2.000 Orang penduduk yang ketakutan terjebak di dalam sebuah kota di Filipina selatan, Minggu (28/5/2017). Tentara sedang bertempur melawan milisi yang dinyatakan terafiliasi dengan ISIS. sebagaimana dikatakan otoritas pemerintahan setempat. Jumlah korban jiwa akibat pertempuran hampir sepekan ini sudah mendekati angka 100.

Kini Merawi tiba-tiba menjadi kota yang mengerikan dengan ranjau di banyak jalanan dan lemparan bom rakitan. Mayat-mayat dari kedua belah pihak bergelimpangan, rakyat sipil tak ketinggalan menjadi korban. 

Harian Tempo dengan mengutip dari Asia Correspondent melansir sebanyak delapan jasad pria yang diduga korban pembantaian kelompok Maute jaringan ISIS ditemukan dalam jurang di luar kota Marawi, Mindanao, Filipina, disertai pesan bertuliskan kata: munafik

Jasad-jasad itu dipenuhi bekas tembakan di bagian kepala dan tangan mereka terikat ke belakang.

Menurut keterangan sumber terpercaya setempat delapan jasad pria yang tewas itu merupakan tukang kayu yang ikut dalam iring-iringan evakuasi dari Marawi yang mengungsi keluar dari Marawi. Namun mereka  dihentikan oleh milisi Maute pada Sabtu malam (27/5/2017).

Kemudian, milisi Maute memaksa mereka masuk dalam truk setelah tidak bisa memenuhi permintaan mereka untuk melafalkan melafalkan ayat-ayat di Alquran. 

Warga Marawi berbondong-bondong mengungsi

Sebelumnya, ratusan loyalis ISIS menyerbu kota Marawi, dalam serangan tersebut seorang polisi dipenggal dan warga Kristen termasuk pastor dijadikan sandera. 

Dilansir dari sindonews.com, aksi teror itu dilakukan sebagai aksi balas dendam atas serangan militer Filipinan terhadap rumah Isnilon Hapilon, pemimpin loyalis ISIS Filipina. 

Kelompok teroris itu juga menyerang Gereja Katedral Our Lady Help dan menculik staf gereja termasuk Pastor Chito Suganob serta jemaat.

Serbuan lebih dari 100 loyalis ISIS terhadap Kota Marawi telah menewaskan 21 orang dan seorang polisi Filipina dieksekusi penggal. Serbuan itu membuat Marawi di Kepulauan Mindanaoi menjadi kota horor, di mana pertempuran pecah selama berjam-jam.

Gereja dan fasilitas umum menjadi sasaran bom ISIS

Marawi adalah salah satu kota berpenduduk Muslim terbesar di filipina yang mayoritas penduduknya Katholik. Kota Merawi berada dalam Otonomi Khusus Mindanau. Sementara Mindanau berada sangat dekat dengan Indonesia dibanding negara lainnya. Bagaimana tidak, jarak Mindanau ke Sangir Talaut Sulawesi Utara hanya 5 jam saja lewat laut atau 10 menit melalui jalur udara. Mindanau berada di Negara Filipina Selatan yang berbatasan langsung dengan Negara kita, Provinsi Sulawesi Utara.

Setelah ISIS membangun kekuatan di Asia Tenggara, kini mereka mulai menebar terornya yang dimulai dari kota Marawi Mindanau Filipina. 

Sebagai bentuk sikap kewaspadaan,  TNI dan Polri memperketat penjagaan wilayah perbatasan Indonesia dan Filipina. Hal ini untuk menjaga masuknya kelompok teroris ISIS ke Indonesia dari wilayah Marawi di perairan Sulu, Filipina Selatan.

Segala kemungkinan hingga yang terburuk sekakilupun bisa saja terjadi, teroris ISIS yang digempur militer Filipina di perairan Sulu dimungkinkan ada yang melarikan diri dengan masuk wilayah Indonesia. Namun Wiranto meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena TNI dan aparat kepolisian telah siaga untuk menghadang mereka.

Jika Indonesia tak waspada dan mudah terpancing dan terprovokasi maka tinggal menunggu waktu saja, karena simpatisan ISIS di Nusantara baik yang samar-samar maupun yang kasat bukan lagi mencapai ratusan tapi sudah diatas 1 juta. 
Menurut temuan, kelompok radikal ini banyak nama. Disinyalir beberapa kelompok radikalis di Indonesia ada hubungannya dengam gerakan radikal di Timur Tengah. Maka sekali lagi, dengan bercokolnya ISIS di Marawi Filipina, Indonesia wajib waspada.
Kita berharap  TNI yg dibantu oleh POLRI yang sedang bertugas di wilayah perbatasan  bisa mencegah ISIS masuk ke Indonèsia.  
Harapan rakyat Indonesia sederhana, Jangan sampai terjadi perang sipil sebagaimana yang terjadi di Suriah, Yaman, Iraq, Afganistan, Libya dan Negeria. Kini horor itu sudah mulai mengancam Filipina bahkan di wilayah yang sangat dekat dengan Indonesia. 
Sulit dibayangkan, bila hal itu benar-benar terjadi, rakyat yang selama ini hidup nyaman, tidak akan lagi bisa bekerja, pergi ke pusat-pusat perbelanjaan,  tidak akan ada lagi dijumpahi pejabat, karyawan ataupun pegawai bank yang melayani rakyat karena kantor-kantornya di bom. Yang ada hanyalah suasana mencekam sepanjang hari dan malam. Rasa was-was akan keselamatan diri sendiri & keluarga akan menjadi hantu yang menakutkan. 
Bangsa ini  tidak akan bisa lagi menyaksikan taman-taman kota dan dan keindahan tempat-tempat pariwisata. Setiap saat hanya akan menyaksikan dan mendengar desing peluru dan dentuman bom yang menghancurkan rumah-rumah, sekolah, perkantoran, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya. Bangsa ini hanya bisa menyesali karena selama ini telah membiarkan benih kebencian menyebar liar, sambil menyaksikan korban berjatuhan. 
Mungkin kita bertemu lagi, tapi tidak tempat kerja, tempat-tempat ibadah maupun cafe, melainkan di tempat-tempat pengungsian sambil berebut makanan dan menghiba pertolongan. 

About serambimata

Terus menulis

Posted on 29 Mei 2017, in Politik and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: