Serambimata.com – Waduk Bajulmati berada di perbatasan Kabupaten Situbondo – Kabupaten Banyuwangi. Mega proyek yang dibangun sejak tahun 2006 silam ini menjadi pilihan saya untuk sekedar relaksasi bersama keluarga di tengah padatnya silaturrahim lebaran Idul Fitri. 

Sejauh mata memandang, waduk yang dijuluki Raja Empat KW itu sepintas membuat saya terkagum atas keindahan alam dan bangunan infrastruktur yang melintasi dan mengelilinginya. Apalagi di dinding bagian utara tertulis nama Situbondo. Sebagai putera daerah yang berjuluk kota santri ini tentu ikut bangga bila Situbondo memiliki destinasi seindah dan semegah ini. 

Tapi benarkah ia milik Situbondo? Kalau itu aset Situbondo, kenapa bernama Bajulmati? bukankah Bajulmati itu nama salah satu desa di penghujung utara Kabupaten Banyuwangi?. Sementara dalam peta geografis, waduk yang diresmikan Presiden Joko Widodo tersebut ada di desa Wonorejo kecamatan Banyuputih, Situbondo dan di desa Bajulmati, kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. 

Tidak hanya itu, waduk yang konon dibangun dari kas daerah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi hingga menghabiskan 450 miliar tersebut mampu mengairi 1800 hektar sawah. Masing-masing 1500 hektar di wilayah Banyuwangi dan hanya 300 sawah di wilayah Situbondo. 

Lalu, siapa pemilik Waduk yang kini telah menjadi salah satu tujuan wisatawan itu? Banyuwangi atau Situbondo? patungankah?

Siapapun pemilik dan pengelolanya, sedikitpun tak mengurangi kekaguman saya pada keindahan ciptaan Allah ini. 
Situbondo, 27 Juni 2017

(Mampir sejenak dari perjalanan silaturrahim Situbondo-Banyuwangi)