Lailatul Qadar dan Sinergitas

KHR Ahmad Azaim Ibrahimy

Serambimata.com – Tak seperti malam-malam sebelumnya, pesan dan mauidhah KHR Ahmad Azaim Ibrahimy kali begitu padat dan cukup berat. Saya menduga karena beliau memahami betul para peserta i’tikaf dan sholat tasbih yang memenuhi Masjid Al Askar Polres Situbondo banyak dari kalangan pejabat, aparat kepolisian dan pegawai, meskipun tak sedikit juga dihadiri masyarakat yang istiqomah mengikuti kegiatan ini sejak awal. 

“Sinergitas antara DMI dan Polri adalah contoh yang baik dalam upaya menyelesaikan persoalan bangsa. Keduanya dapat berbagi tugas dalam beramar ma’ruf dan nahi mungkar. DMI di bidang spritualitas, kerohanian dan kemasjidan (amar ma’ruf), sedangkan Polri bagian penindakan dan penegakan hukum (nahi mungkar)”, Kata Kiai Azaim mengawali mauidhahnya. 

Program safari i’tikaf dan sholat tasbih adalah salah satu kegiatan yang sejak lama digagas oleh DMI Situbondo dengan Menggandeng Polres Situbondo selain program lainnya seperti Muhibah Umat dan lainnya. 

“Ada pendapat yang mengatakan bahwa amal ibadah di hari-hari terakhir dapat menutupi kekurangan amal ibadah pada hari-hari sebelumnya. Ini tidak bisa diartikan secara harfiah bahwa cukup beribadah di hari-hari terakhir saja sebagaimana memahami bahwa Lailatul Qadar turun di malam-malam ganjil bulan Ramadhan sehingga cukup i’tikaf dan meningkatkan ibadah lainnya pada malam ganjil tersebut, bukan begitu”, penasihat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Situbondo itu begitu semangat menyampaikan. 

“Ini harus dipahami secara utuh dan menyeluruh karena ibadah itu bersinergi dengan rangkaian ibadah lainnya dan sebelumnya. Lailatul Qadar turun tidak kepada orang yang hanya beri’tikaf saja sementara tidak mengerjakan kewajiban lainnya. Pun juga tidak kepada orang yang hanya beri’tikaf di malam tertentu saja. 
Lailatur Qadar turun kepada orang yang beri’tikaf tapi juga sempurna ibadah lainnya. Lailatur Qadar turun di malam ke-27 kepada seseorang karena ibadahnya di malam ke 26, 25, 20 dan begitu seterusnya. Ibadah-ibadag itu berkaitan dan bersinergi seperti mata rantai”, papar Kiai Azaim. 

Pada kesempatan-kesempatan sebelumnya, Kiai Azaim selalu menyeru akan pentingnya berhuznuzdhan bahwa Lailatur Qadar turun di seluruh malam di bulan Ramadhan. Dengan begitu maka seorang muslim akan memburu malam seribu bulan itu setiap malam dengan i’tikaf dan ibadah lainnya. 

—————

Catatan Safari I’tikaf dan Sholat Tasbih DMI Situbondo di Masjid Al Askar Polres Situbondo, Kamis, 22 Juni 2017.

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 5 Juli 2017, in Agama and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: