KH. Ma’ruf Amin: Ulama Ikhlas Lepas Syariat Demi NKRI

KH. Ma’ruf Amin (foto: nadirhosen.net)

Serambimata.com – NKRI harga mati! Karenanya sangat tepat bila pemerintah segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti (Perppu) Nomor 02 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (ormas). Di dalam perpu tersebut memuat pembubaran ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, baik aspek substantif atau prosedur. 

Tak ayal, dikeluarkannya perpu tersebut menuai respon beragam, ada yang menentang tapi tak sedikit pula yang mendukung. Bahkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menjadi sasaran tembak utama berencana menggugat perpu tersebut bersama seribu pengacara yang konon telah disiapkan. 
Menjaga keutuhan NKRI dan menyelematkan Pancasila sebagai dasar negara menjadi alasan mendasar mengapa perpu yang menutup ruang gerak ormas yang anti Pancasila dan UUD 1945 mendapat dukungan termasuk dari sejumlah ulama’. Terkait dengan hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia menyatakan komitmen ulama menjaga keutuhan bangsa sudah ditunjukkan sejak dulu yang ditunjukkan ketika ulama rela menerima Pancasila yang merupakan perubahan dari Piagam Jakarta.

Mantan Ketua Umum PBNU itu menyinggung sedikit kisah ihwal perumusan Pancasila dan Piagam Jakarta. 
Awalnya, kata Ma’ruf, ada tujuh kata lain dalam sila pertama. Tujuh kata itu adalah: dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
“Ketika kata itu diminta dihilangkan, para ulama bersedia dan dengan ridho menerima demi NKRI,” kata Ma’ruf dalam deklarasi Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Jakarta, Kamis (13/7)

Ia pun mengingatkan pentingnya menjaga Pancasila. Menurutnya, masyarakat Indonesia harus bersyukur memiliki Soekarno sebagai pendiri bangsa dan penggagas Pancasila. Jika tak ada Pancasila, tidak akan ada NKRI. 

Lebih dari itu, Ma’ruf menilai Indonesia bukan negara kufur dan perang, tetapi negara perdamaian yang saling berjanji untuk hidup berdampingan secara damai.
“Kita diperintahkan Allah dan Rasul untuk cintai siapa pun yang ada di Bumi. Sayangi yang ada di Bumi nanti kamu disayangi yang ada di langit. Saling menolong dan saling membantu,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf lebih jauh kembali meminta para ulama menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Menurutnya, tanggung kawab itu bukan hanya milik pemerintah dan presiden tapi juga milik ulama.

“Ketika negara mengalami ketidakakuran dan prasangka, maka ulama harus ambil inisiatif bersama umarah dan komponen bangsa lain untuk menyatukan, kata dia.
“Bagi ulama NKRI harga mati, NKRI adalah harga mati, pancasila adalah final. Oleh karena itu harus dijaga,” imbuhnya.

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 14 Juli 2017, in Politik and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: