Jokowi Digaremi

Tulisan Iyyas Subiakto




Serambimata.com –
Dalam kurun waktu 72 tahun Indonesia Merdeka dengan 7 presiden, Jokowilah presiden yang paling fenomenal dan ngerock, kehadirannya yamg diremehkan, kemampuannya yang dicemooh, posturnya yang tidak meyakinkan, dan banyak hal dari dirinya yang diragukan, bahkan Megawatipun pernah meragukan termasuk Jusuf Kalla yang mencemooh bahwa kalau Jokowi jadi presiden Indonesia bisa hancur, walau akhirnya dia mau juga jadi RI-2, tapi statementnya menjadi catatan politik bau mulut. Namun dalam kenyataannya, pelan tapi pasti Jokowi telah merubah wajah Indonesia, kita dininabobokkan disubsidi dari tangan otoriter selama 32 thn, arwahnya bangun melalui raga orang-orang rindu zaman mapan yang penuh kegelapan karena yang dibangun adalah kroni-kronian dan rakyat yang dikorbankan, slogan ” piye kabare, enak zamanku tho “ dengan sticker gambar Soeharto yang ditempel di mobil Jaguar sampai bak truk pengangkut sampah, inilah model ngimpi orang yang terbiasa dapat uang melalui jalur kroni tanpa prestasi, yang dibesarkan cuma korupsi, koar-koar bak pendekar kelakuan kayak binatang liar.

Isu PKI dijadikan mainan, bahkan Amin Rais yang kita anggap waras sudah sulit kita melihat apakah dia masih mengerti beda baik dan buruk, yang kelihatan cuma seperti orang kehilangan akal budi, lihatlah yang dikawani kelasnya nyaris turun jauh berapa dijit dibawahnya padahal dia masih punya senior Buya Syafii yang jauh mumpuni dan harusnya dijadikan panutan bukan diabaikan.

Malam tadi Prabowo Subianto bertemu SBY, jamuan nasi goreng adalah pilosofi pengulangan masakan , beras jadi nasi, nasi jadi nasi goreng, artinya masakan kedua ini harus lebih terasa dari nasi sebelumnya, karena di pilkada Jakarta mereka pernah bersama walau akhirnya pecah kongsi, sebentar tak sehati sekarang pulih lagi, itulah politik bagi-bagi mengatur gigi yang mana menggigit siapa. Teka tekinya sudah diramal orang bahwa kawin paksa ini akan melahirkan acara mantenan dengan pesta pasangan yang benar-benar jadi kelas dagelan. Bagaimana tidak, dua jendral akan disatukan, yang satu jendral pecatan, yang satu TNI yg lari ditengah jalan, terus kelak outputnya apa yang akan mereka hasilkan. Paksaan perpaduan ini terasa menjijikkan bagi kita yang alergi melihat orang haus harta dan kekuasaan, tidak usah negarawan yang dituntut dari mereka sebagai output, mengerti membedakan mana yang haq dan yg bahtil saja sudah lumayan, tapi sepertinya akan sulit kita dapatkan karena gen politik dan nafsunya sudah mengalahkan setan, bagaimana kita bisa menaruh harapan dari orang-orang yang karirnya berhenti ditengah jalan, yang satu dipecat karena cacat emosi, yang satu berhenti karena ambisi.

Prabowo ex mantu Cendana dengan gen berkuasa yang membahana, SBY anak didik Soeharto sekaligus pelaku gaya memimpin yg nyaris persis zaman narsis, biar tekor asal tersohor, dia mewarisi memerintah nomor 2 terlama setelah Soeharto, itupun terhenti karena mekanisme dan UU, bila tidak mungkin saja dia akan minta memerintah sampai mati. Turun dari kursi presiden meninggalkan preseden buruk dari semua hasil kerja yang terpuruk, hutang menumpuk, Jokowi yg bayar sambil kepala ditepuk-tepuk, beliau menjadi tukang cuci piring dari sisa makanan banyak yg busuk, tanpa bicara dia kerjakan karena dia tau itulah tanggung jawabnya menerima bekas kerjaan dari orang yang kurang bijaksana celakanya orangnya tidak merasa malah sekarang banyak gaya.

Andai mereka sadar dan punya integritas kepada negeri ini, harusnya mereka membantu Jokowi yang dalam tidurnya dia selalu terjaga pada malam buta, bagimana Aceh dan bagaimana Papua, itu yang ada dibenaknya, bukan sok kuasa apalagi gila harta. Menghabiskan hari-hari mendekati 2019 situasi tambah panas, beberapa sudah dipangku mati (istilah jawa) ditangan Jokowi, terakhir HTI dibubarkan, giliran FPI menanti, dan MUI sedang dibenahi agar tidak salah lagi, dan berfatwalah dengan wibawa jangan asal bersuara buat gaduh yang bisa membuat ummat saling bunuh.

Bulan-bulan terakhir garam menjadi isu nasional, langka dan mahal, barang vital yang terkenal tapi tak bisa dijual mahal ini nyaris salah urus, import diprotes, kurang stock pemerintah tak becus, sama halnya bahan pokok yang lain yang semula liar baik pasokan maupun harga, dimainkan tengkulak dan kartel yg telah membumi tanpa rasa risi setiap idul fitri mereka mengunyah keuntungan yang luar biasa tanpa rasa salah menindas konsumen disaat kantung sedang lelah setelah puasa dan pengeluaran yang tidak biasa. Penyakit lama ini telah mulai teratasi, ada suasana damai harga di hari raya kemarin, mudik mulai lancar, pasarpun tidak gusar karena harga mulai wajar. Menyimak tulisan Joko Santoso bahwa isu apa saja yang bisa membakar dan melemahkan pemerintah pasti dimainkan karena mereka akan merampok rumah yang sedang terbakar, begitulah taktik yg terbaca sehingga isu yang disetting adalah isu bencana yang bisa membuat rakyat kecewa, bahkan hutangpun dijadikan peluru untuk bisa memakzulkan presiden yang sedang bekerja demi rakyatnya, digempur habis oleh orang-orang berbicara bijak, berhati badak minus akhlak dan nyaris tak berotak.

Pilosofi garam adalah sejenis api, dan air, sedikit menyedapkan, kebanyakan mematikan, kalau 8,2 gram kebutuhan konsumsi harian utk rakyat Indonesia, maka kita butuh 750 ribu ton per tahun untuk garam konsumsi atau 17% dari total industri garam nasional, kenapa kok sekarang ada garam langka, produksinya turun karena cuaca sampai 50% pun tetap mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga karena cuma mengambil jatah 34% dari hasil industri petani, ini ada apa, ya bisa apa saja utk membakar rumah yg akan dirampok, bahkan next kutil sapipun diisukan karena salah Jokowi.

Kewaspadaan kita harus lebih tinggi mengantisipasi kondisi terkini, karena apa saja bisa terjadi, begitu terang benderangnya karya Jokowi tapi tidak demikian bagi setan politik pemangsa kebaikan, mereka ingin Jokowi pergi dan diganti dengan pemimpin seksi diatas pelana kuda yang cuma bisa bergaya belum tentu bisa kerja karena seleranya terus ingin dipuja bak raja saja. 
Kedatangannya di istana Cikeas menunjukkan begitu tinggi nafsunya bersama sejenisnya, kejayaan mertuanya dan sekaligus bekas guru SBY adalah impian mereka berdua, memerintah tanpa rencana yang ada meninggalkan bencana, apakah itu yang akan menjadikan pilihan kita, saya tidak bisa menebak apa-apa yang pasti disana ada dana besar yang akan ditebar membuat pasar kertas suara membesar, apakah kita akan melawan cuma dengan sabar, sepertinya ini cuma kelakar. Kita harus melawan dengan energi besar yang bisa membakar, menolak kehadiran gerombolan besar yang bernafsu memerintah tanpa nalar karena dibenaknya cuma ada rasa kuasa dan dunia penuh harta.

# Mari melawan kekuatan diseberang sana yg sedang mengintai dan akan memangsa sebuah kebaikan yg sedang dijalankan. INDONESIA HARUS KUAT DAN MELAWAN KEDURJANAAN.
Dari laman faceboook  Iyyas Subiakto

About serambimata

Terus menulis

Posted on 28 Juli 2017, in Politik and tagged , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: