Gus Mus Ingatkan Agar Jangan Merasa Paling Penting di Hadapan Allah
Serambimata.com – Mungkin banyak orang yang diberi kemampuan menyeru orang lain kepada kebaikan tapi sedikit orang yang mampu memperbaiki diri sendiri. Karena menata hati dan memperbaiki diri memang jauh lebih sulit dibanding sekedar menyeru orang lain agar membenahi diri. Bahkan tak jarang diam-diam yang lahir justru sikap jumawa, sombong dan merasa paling dekat dengan Ilahi hanya karena ia merasa paling sempurna melaksanakan perintah-perintahNya.
Sikap inilah yang disayangkan Mustasyar PBNU KH A. Mustofa Bisri. Ia mengkritik orang yang sombong, benar sendiri, dan merasa paling penting di hadapan Allah lantaran sudah melaksanakan perintah-perintah-Nya. Padahal Allah tidak akan rugi sama sekali meski mereka tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut.
“Kita itu sok penting. Kita sudah shalat. Kita (mengucapkan) allahua akbar. Kita sudah (mengucapkan) subhanaallah. Kelihatannya kita ini sudah hebat. Mereka tidak sembahyang semua, Tuhan tidak rugi blas. Tidak rugi sama sekali,” katanya di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten Kamis (11/5).
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin itu menambahkan, Allah mengetahui manusia secara lahir dan bathin. Maka dari itu, jangan sekali-kali merasa paling penting di hadapan Allah.
Kiai akrab disapa Gus Mus itu mengungkapkan, kalau ada orang yang ingin memperjuangakan agama Allah, maka mereka harus mengetahui apa-apa yang disenangi dan apa-apa yang dibenci oleh Allah itu sendiri.
Jangan sampai melakukan yang dibenci oleh Allah untuk memperjuangkan agama Allah. “Kalau kita mau memperjuangkan agama Allah. Kita harus kenal Allah,” ucap penulis buku Koridor itu.
Gus Mus memberikan saran agar dalam beragama itu jangan terlalu serius dan terlalu semangat, serta melebihi syariat yang diajarkan seperti puasa sampai waktu Isya.
Menurutnya, kalau seseorang beragama dengan santai, maka hidupnya akan santai pula.“Jangan serius-serius lah dalam beragama. Santai saja. Mari mendekatkan dengan Allah dengan santai, jangan petentengan,” tandasnya.
Sumber NU Online
Posted on 29 Oktober 2017, in Agama and tagged cara beragama, Gus Mus, KH Musthofa Bisri, pesan gus mus. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0