Macam-macam Niat dalam Pernikahan yang Sudah Terbaca Rasulullah SAW

KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy (paling kiri) saat menyampaikan hikmah nikah, KH. Muzakki Ridlwan (tengah) dan KH. Hariri Abd Adhim (kanan)

Serambimata.com – Cara sejoli yang sudah ada di dalam ikatan pernikahan menjalani bahtera rumah tangganya bermacam-macam. Cara mereka menjalaninya bergantung pada niat yang ditanamkan sejak awal pernikahan. Kendati niat itu pekerjaan hati sehingga tidak seorangpun yang tahu kecuali Allah dan si empunya niat, tapi rupanya berbagai niat yang tertanam oleh  seseorang yang hendak menikah sudah terbaca oleh Nabi Muhammad SAW. 

Hal itu disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy dalam sebuah acara tasyakkurran pernikahan (walimatul ursy), di Landangan, Situbondo, Minggu (12/11/2017).

Jenis niat yang pertama adalah menikah dengan niat untuk menjalankan ajaran Nabi Muhammad SAW. Karenanya Rasulullah mengatakan bahwa nikah merupakan sunnahnya. Maka siapapun yang menikah karena mengikuti sunnahnya berarti ia telah mengikuti ajarannya. 

“Pernikahan itu ibadah, berbagai macam niat menikah sebenarnya terbaca oleh Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ada orang yang menikah karena ingin semata-mata menjalankan ajaran Nabi SAW. Orang seperti ini akan diberi jalan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda : النكاح سنتى (Pernikahan itu sunnahku)”, Jelas tokoh muda yang akrab dipanggil Kiai Azaim itu. 

Kedua, orang yang menikah karena motivasi dunia atau barang. Agar niat semacam ini tak salah jalan maka Nabi pun telah menyediakan solusi untuk memilih perempuan sholehah sebagai perhiasan terbaik bagi seorang laki-laki/atau suami. 

“Ada orang yang menikah karena kesenangan pada barang atau dunia. Maka terhadap mereka yang memiliki selera seperti ini, Nabi Muhammad SAW memberi jalan melalui sabdanya : الدنيا متاع وخير متاعها المراة الصالحة (dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah perempuan sholihah”. Jelasnya. 


Ketiga,
 menikah dengan niat memperbanyak keturunan, dunia bahkan istri. Niat yang semula tak bernilai pahala ini menjadi kesunnahan dan bernilai pahala ketika niat itu diarahkan untuk menyenangkan Rasulullah SAW. 

“Ada lagi orang yang di dalam bab pernikahan seperti orang kejar-kejaran atau perlombaan, berkompetisi dalam hal memperbanyak dunia, keturunan bahkan istri, Jenis ini juga disediakan wadah oleh Nabi SAW sebagaimana sabdanya : تناكحوا، تكاثروا، فإني مباهٍ بكم الأمم يوم القيامة (menikahlah kalian dan memperbanyak keturunan karena sesungguhnya saya bangga dengan sebab kalian terhadap umat-umat di hari kiamat). Maka bila di dalam membina keluarga ada keinginan memperbanyak kerurunan karena ingin menyenangkan Nabi maka niat ini ada pahalanya”, tambahnya. 

Keempat, adalah keputusan menikah dengan niat semata-mata untuk mencari kehidupan sejati. Niat ini penting terutama bagi kaum laki-laki atau suami ini merupakan niat tertinggi (hakikat) karena tak hanya sekedar dituntut untuk dapat mengajarkan kebaikan kepada istri tapi juga diharapkan dapat melahirkan keturunan yang sholeh yang dapat membawa kalimat Allah dan RasulNya.

“Ada orang yang lebih hakikat menjalani pernikahan karena mencari sejatinya kehidupan. Niat semacam ini juga mendapatkan pahala. Kata Nabi SAW:,    اصتوصوا فى النساء فانكم استحللتم فروجهن بكلمة الله وكلمة رسول الله (berwasiatkah kepada istri dengan kebaikan. Karena lelaki sudah menpat ijin kehalalan farji’nya perempuan dengan kalimat Allah dan kalimat Rasulullah). Ingat wahai kaum laki-laki harus memperbanyak mengaji mencari ilmu menikah, membina rumah dan bertanya kepada orang-orang berpengalaman”, ujar Kiai yang telah dikarunia dua putera dari pernikahannaya dengan Ny. Hj. Nur Sari As’adiyah ini. 

Kiai Azaim mengibaratkan, pernikahan yang didasaari niat seperti ini ibarat orang yang memiliki sawah yang harus menanam bibit terbaik maka menikah adalah menanam benih manusia yang diharapkan nanti dapat membawa kalimat laa ilaa ha illallaah Muhammad Rasulullah. 

Semoga rumah tangga yang kita bangun  menjadi pernikahan yang diridhoi Allah swt. dan senantiasa mendapat aliran syafa’at dari Baginda Nabi Muhammad SAW sesederhana apapun niat yang sudah tertanam, sehingga menjadi keluarga yang diselamatkan dunia dan akhirat. Amiin. (Hans).

Catatan saat menghadiri pernikahan Mohammad Amin dan Nely Fauziyah, Landangan, Kapongan, Situbondo, Jawa Timur, 12 Nopember 2017.




Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 13 November 2017, in Agama and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: