Hari ini Aksi Damai Bela Palestina di Monas, Sukorejo Turunkan Ribuan Santrinya
Serambimata.com – Sebagaimana seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI), hari ini, Minggu (27/12/2017) jutaan Umat Islam memenuhi Lapangan Monomen Nasional (Monas) Jakarta untuk menyuarakan kepedulian atas tertindasnya Bangsa Palestina oleh Israel dan sekutunya, menyusul klaim sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel.
Tak ketinggalan, ribuan santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, melakukan aksi damai bela Masjidil Al Aqsha, Palestina. Namun aksi mereka tidak dilakukan di Lapangan Monas sebagaimana muslim lainnya, melainkan di lapangan Pondok Pesantren tempat mereka menimba ilmu. Untuk santri Putera digelar di halaman kantor Pesantren Putera dan di halaman pesantren Puteri untuk santri Puteri.
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy menyampaikan, aksi damai dilakukan selain sebagai bentuk kepedulian atas tertindasnya bangsa Palestina oleh Israel dan sekutunya, juga dimaksudnya agar pada diri santri dapat tumbuh kepekaan dan samangat keislaman.
“Aksi Bela Masjidil Aqso Palestina dilaksanakan agar pada diri santri dapat tumbuh semangat dan ghirah keislaman, selain mendo’akan untuk perjuangan bangsa Palestina yang sedang ditindas oleh Zionis Israel serta mendo’akan agar Masjidil Aqsa kembali ke pangkuan Palestina”, jelas Kiai Azaim menjawab pertanyaan Serambimata, sehari sebelum aksi damai dilaksanakan, Sabtu, (16/12/2017).
Bebeberapa saat sebelumnya, di hadapan ratusan Jama’ah Zdikir Hisbul Basmalah yang diselenggarakan okeh Forum Komunikasi Santri dan Alumni se Situbondo (Foksasi) menghimbau kepada seluruh umat Islam bila tak ada kesempatan untuk ikut dalam aksi bela Masjid Al Aqsha Palestina minimal ikut mendo’akan untuk perjuangan rakyat Palestina.
Cucu Kiai As’ad itu juga mengingatkan tentang penyebutan dan nama Aksi dan do’a bela Palestina. Menurutnya yang paling tepat seharusnya aksi dan do’a bela Masjid Al Aqsho Palestina.
“Yang paling tepat seharusnya Aksi dan Do’a bela Masjid Al Aqsha Palestina, sebab kalau Palestina hanya sebidang tanah, sedang Masjidil Al Aqsha jelas-jelas sebagai simbol kebesaran Islam. Sejarah mencatat bahwa Masjid Al Aqsha adalah satu dari tiga masjid yang disucikan umar Islam selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Tidak hanya itu, Masjid Al Aqsha merupakan Qiblat yang pertama bagi Umat Islam sebelum dipindah ke Masjidil Haram”, papar Kiai Azaim.
Sementara itu di hadapan ribuan santrinya yang melakukan Aksi dan Do’a bela Masjidil Al Aqsha, KHR Achmad Azaim Ibrahimy menyampaikan tiga pernyataan sikap sebagai bentuk solidaritas kepada perjuangan rakyat Palestina. Berikut tiga pernyataan sikap tersebut :
1. Menolak keras keputusan sepihak Donald Trump, presiden Amerika Serikat yang mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel. Karena bertentangan dengan konvensi dan hukum internasional serta merusak kemerdekaan Bangsa Palestina.
2. Mendukung pemerintah Indonesia yang berjuang keras dan melakukan upaya-upaya strategis untuk membantu perdamaian di Palestina dan membantu perjuangan rakyat Palestina.
3. Menyerukan kepada santri dan alumni dan simpatisan Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, serta kaum muslimin untuk memanjatkan do’a dan qunut nazilah bagi perjuangan rakyat Palestina. (Hans)
Posted on 17 Desember 2017, in Agama and tagged Ahmad Azaim Ibrahimy, Aksi 1712, Aksi Bela Palestina, bela masjid Al Aqsha, pernyataan sikap Kiai Azaim, Pesantren Sukorejo, Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, save palestina. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0