Pesan Persatuan, Kebangsaan dan Perdamaian KHR Ahmad Azaim Ibrahimy

KHR Ahmad Azaim ibrahimy

Serambimata.com – Tidak jauh berbeda dengan pengajian Sholawat Bhenning sebelum-sebelumnya, di daerah dengan mayoritas penduduk non Muslim, Bali, Pengajian Akbar, Sholawat dan do’a bersama KHR Ahmad Azaim Ibrahimy kali ini tetap dipenuhi para muhibbin (pecinta) sholawat yang datang dari berbagai daerah. Ribuan Bhennning Mania bahkan sejak Sabtu sore (13/01/2018) sudah duduk beralaskan tikar seadanya di area centra parkir Kuta Bali, tempat dilangsungkannya acara.

Tidak hanya itu, dari kalimat pembuka ceramahnya, Kiai Azaim mengungkap bahwa pengajian malam itu selain dihadiri Pengurus NU Wilayah Propinsi Bali, Cabang, Wakil Cabang hingga Ranting NU, Ansor dan Banser, tak ketinggalan warga Muhammadiyah dan LDII juga turut ambil bagian pada acara tersebut. Bahkan Bupati Badung yang diwakili Wakil Bupati Badung, Ketut Suyase juga hadir di tengah-tengah para Bhenning Mania. 

Pada pengajian akbar, sholawat dan do’a bersama untuk Bali yang bertemakan “Demi Masa Mengawali Syahadat Cinta dengan Bismillah, Mengakhiri Kasidah Rindu dengan Lailaa ha illallaah itu, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Sukorejo, Situbondo itu menyampaikan pesan-pesan perdamaian, persatuan dan kebangsaan untuk Indonesia. 

“Tidak terbayang seperti apa kehidupan baginda Rasulullah, kita rindu Beliau, kita ingin bertemu dengan Beliau, terlebih ketika kondisi di negeri ini membutuhkan sosok pemersatu, sosok yang menjadi rahmatan lil alamin untuk semua agama, semua kalangan, bangsa dan suku”, kata Kiai Azaim mengawali tausiyahnya. 

Cucu Pahlawan Nasional, Kiai As’ad itu meyakinkan bahwa manusia diciptakan berbeda untuk saling mengenal bukan untuk saling berselisih dan saling bermusuhan. 

“Telah difirmankan bahwa manusia diciptakan syu’uban wa qaba’ila tujuannya li ta’arofu. Tidak ada penjelasan agar saling berselisih, bermusuhan, tetapi yang ada li ta’arofu, saling mengenal, saling memahami dan saling menghargai perbedaan”, jelasnya. 

Karena itu, Kiai Azaim berharap agar bangsa Indonesia kuat, bersatu dan tidak bercerai berai, maka harus menyibukkan diri mencari persamaan diantara banyak perbedaan. 

“Kita harus disibukkan dengan persamaan-persamaan. Sekali lagi, jangan disibukkan oleh perbedaan-perbedaan. Kalau berbicara perbedaan maka cukup banyak perbedaan diantara kita, tetapi yang perlu kita bicarakan dan perlu kita satukan adalah persamaanya”, harap kiai muda kharismatik itu. 

Murid Abuya Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki itu juga menegaskan bahwa semua pemimpin suci di dunia ini mengajarkan kebaikan, persaudaraan dan perdamaian. 

“Kami yakin di dalam ajaran Islam, semua orang-orang suci di dunia ini mengajarkan kebaikan. Agama yang dibawa oleh Nabi Musa, Nabi Isa Al Masih, begitu juga Budha gauthama dengan ajaran agamanya serta orang-orang suci dalam agama Hindu dan ajaran-ajaran lainnya. Kami yakin di dunia ini sebagaimana diajarkan oleh Baginda Nabi Rasulullah SAW bahwa para Nabi dan Rasul, orang-orang suci bersaudara. Semua mengajarkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang di dalam keyakinan kita Rabbul Alamin, Qul Huallaahu Ahad, Allahu as-Shomad, lam yalit wa lam yulat walam yakun lahu kufuan ahad“, papar Kiai Azaim. 

Sehingga menurut Kiai Azaim, umat beragama yang benar-benar mengikuti ajaran orang-orang sucinya pasti juga akan mengajarkan kedamaian dan persaudaraan. 

“Namun sayangnya di dalam diri manusia ada satu potensi negatif angkara murka. Inilah yang dikenal hawa nafsu. Maka sebenarnya setiap radikalisme di dunia tidak seharusnya dinisbatkan (dihubungkan) kepada agama apapun. Tapi angkara murka diri manusialah yang kebetulan dia berpakaian seperti umat beragama atau penganut agama tertentu. Sehingga angkara murka ini seolah-olah muncul dan digerakkan oleh keyakinan suatu agama”, tandas Kiai yang produktif menulis puisi religi itu. 

Diakhir ceramahnya, pengasuh keempat Pesantren Sukorejo itu mengajak seluruh elemen bangsa agar menjaga NKRI dan mencegah upaya yang hendak merusaknya. 

“Jika berkenan, malam ini kami ingin mengajak untuk menyatukan niat mengawal negeri yang diamanatkan Allah swt berupa NKRI. Allah Tuhan semesta alam telah menitipkan negeri ini kepada kita. Kita berada di satu perahu besar bernama NKRI, maka siapapun yang ingin mencoba merusak dan membocorkan perahu besar ini, maka kita semua wajib menjaganya dan mencegahnya, tanpa melihat siapa kita dan agama kita“, pungkas Kiai Azaim disambut applouse dan sholawat Nabi. 

Kiai Azaim juga berpesan kepada Majelis Ratibul Haddad sebagai penyelenggaea Pengajian Akbar malam itu agar senantiasa berdo’a untuk kesejahteraan dan perdamaian di pulau Bali, serta diniatkan persatuan dan kesatuan dengan senantiasa mendapat hidayah dan taufiq dari Allah swt. 

Acara pengajian akbar, sholawat dan do’a bersama diakhiri dengan saling bergandengan tangan oleh segenap tokoh dan diikuti oleh seluruh jamaah sholawat Bhenning yang hadir sebagai simbol dan komitmen persaudaraan, persatuan dan kesatuan demi tercipta Bali yang damai (Hans).

About serambimata

Terus menulis

Posted on 15 Januari 2018, in Agama and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: