Presiden Joko Widodo Hadiri Haul Majemuk Pesantren Sukorejo Situbondo

Serambimata.com – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara, Iriana Jokowi menghadiri puncak acara Haul Majemuk para Masyayikh dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo. Kehadiran orang nomor satu di Indonesia itu disambut meriah oleh santri dan alumni pesantren yang didirikan KHR. Syamsul Arifin tersebut.

Di hadapan para Ulama, Kiyai, Habaib, ribuan santri dan alumni, Jokowi menyampaikan bahwa gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As’ad Syamsul Arifin memang pantas diberikan. Terutama bila mengenang perjuangannya, pengorbanan dan pemikiran-pemikirannya untuk agama Islam di Nusantara dan untuk bangsa dan negara Indonesia.

“Oleh sebab itu hari ini saya datang ke pondok pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo karena saya ingin merasakan dan melihat langsung tempat dan santri-santri yang mewarisi semangat dakwah dan perjuangan Bopo KHR As’ad Syamsul Arifin”, kata Presiden mengawali amanatnya, Sabtu (03/02/2018).

Jokowi juga berharap agar para ulama, kiai dan santri senantiasa menjaga ukhwah Islamiyah, wathaniyah dan basyariyah dengan menjaga kerukunan. Mengingat Indonesia merupakan bangsa yang besar dan hidup dalam kemajemukan.

“Kami memohon yang mulia kepada para ulama, kiai dan santri agar kita selalu menyemai dan menyuburkan nilai-nilai kerukunan karena sudah menjadi kodrat kita bangsa Indonesia hidup dalam keberagaman dan kemajemukan,” harap Jokowi.

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di acara Haul Majemuk

Presiden Jokowi mengungkapkan tentang kekaguman dunia kepada Indonesia karena meskipun menjadi negara berpenduduk mayoritas Islam tapi tetap hidup rukun dalam kemajemukan dan keberagaman.

Dunia mengakui, Indonesia adalah bangsa besar dengan jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa, dengan 17 ribu pulau dan 714 suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan memiliki 1.100 lebih bahasa daerah yang berbeda.

“Dunia melihat, bagaimana Islam di Indonesia menjadi agama yang rahmatan lil’alamin. Mereka juga melihat umat Islam selalu menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah dan ukhwah basyariyah kita. Dan itu bisa terjadi karena yang mulia para ulama, kiyai dan santri turut menjaga kerukunan di tengah-tengah masyarakat”, tambahnya.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menandatangani prasasti peresmian perubahan status Institut Agama Islam Ibrahimy Sukorejo menjadi Universitas Ibrahimy.

“Saya akan memerintahkan kepada Menristik Dikti untuk segera menerbitkan SK perubahan status, paling lambat akhir Februari 2018,” tegas Jokowi.

Sebelum menghadiri lokasi acara Haul dan meyampaikan amanahnya, Presiden Jokowi bersama Ibu Iriana terlebih dahulu ziarah ke makam Pahlawan Nasional, Kiai As’ad dan Masyayikh, dilanjutkan dengan beramah tamah dengan 40 Ulama dan Kiai di kediaman Pengasuh.

Presiden saat di makam Pahlawan Nasional Kiai As’ad

Pada kesempatan tersebut, Presiden dan Ibu Negara didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Sofyan Jalil, Ketua Umum PPP, Romahurmuzy, Gubernur Jatim Pakde Karwo, staf khusus presiden Diaz Hendropriyono, Sesmil Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, Komandan Paspamres Mayjen Suhartono serta Kapolda Jawa Timur.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy dalam sambutannya menyampaikan tentang trilogi ketokohan di pondok pesantren yang diasuhnya. Yakni Kiai Syamsul Arifin yang hidup pada masa kolonial Belanda, Kiai As’ad di masa perlawanan agresi militer yang puncaknya peristiwa 10 Nopember, perjuangan melawan Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga di era pembangunan Soeharto. Kemudian dilanjutkan puteranya Kiai Fawaid Asad yang melanjutkan era pembangunan hingga reformasi.

“Do’akan kami yang diberi amanah melanjutkan pengabdian ini semoga dianugerahi keikhlasan dan keiatiqomahan”, harap Kiai Azaim.

Pengasuh keempat itu juga menyampaikan bahwa yang hadir pada acara Haul Majemuk adalah santri dan alumni dari seluruh nusantara. Bahkan saat ini jumlah santri yang belajar di pesantren yang sudah berusia satu abad lebih itu berjumlah 13.000 ribu santri dari seluruh nusantara sebagai miniatur Republik Indonesia.

“Bahkan, beberapa tahun terakhir, tahaddhutsan binnikmah amanat bertambah lagi beberapa santri dari Asia Tenggara, thailand, Malaysia dan singapura. Semoga kami diberi kekuatan oleh Allah swt karena kami yakin pesantren adalah pilar negara Republik Indonesia”, tambahnya.

Kiai Azaim juga menyampaikan rasa syukurnya atas dua anugerah yang diterima pesantren yang diasuhnya di masa kepemimpinan Jokowi, yakni gelar kepahlawanan kepada Kiai As’ad Syamsul Arifin dan diresmikannya Universitas Ibrahimy. (Hans)

About serambimata

Terus menulis

Posted on 3 Februari 2018, in Agama and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: