”Ruqyah Aswaja Hadir Karena Sebuah Keprihatinan” (Kiai Azaim)

KHR Ahmad Azaim Ibrahimy bersama Ketua DMI, Kapolres dan tim Ruqwah Aswaja (JRA-LKP) saat membuka Ruqyah Massal
Serambimata.com – Puluhan orang berkumpul di Masjid Baital Ma’mur yang ada di daerah Pesisir Besuki, Situbondo. Kebanyakan dari mereka adalah kaum perempuan yang terdiri dari ibu-ibu dan beberapa diantaranya remaja puteri. Sebagian lainnya bapak-bapak bahkan satu diantaranya anggota kepolisian yang menaruh harapan besar agar dapat sembuh dari penyakit yang menderanya setelah mengikuti pengobatan Ruqyah Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja).
Pagi itu, Minggu, 17 Februari 2018, sekitar pukul 10.00 wib, setelah pelaksanaan Sholat Dhuha Berjamaah dan tahlil, memang dijadwalkan pelaksanaan pengobatan Ruqyah Aswaja massal sebagai acara penutup dari seluruh rangkaian kegiatan Muhibah Umat 2 yang digelar Dewan Masjid Indonesia (DMI) Situbondo bekerjasama dengan Polres Situbondo. Pengobatan dengan menggunakan bacaan Al Qur’an ala ahlussunnah wal jamaah atau Ruqwah Aswaja baru kali ini dimasukkan menjadi salah satu rangkaian kegiatan sosial dan pengobatan gratis pada Muhibah Umat 2 selain pengobatan dengan metode Bekam dan khitanan massal.
Sebelum ruqyah dimulai, tim ruqyah yang terdiri dari lima orang ustadz meminta kepada KHR Ahmad Azaim Ibrahimy selaku pembina Jam’iyah Ruqyah Aswaja Laskar Kuda Putih (JRA-LKP) Situbondo untuk menyampaikan pesan-pesan dan membuka acara dengan tawassulan. Kiai muda kharismatik yang juga pembina Ruqyah Aswaja Wilayah Jawa Timur itupun menyampaikan mukoddimahnya di hadapan puluhan warga yang sudah berbaris rapi di dalam masjid.
“Ruqyah Ahlussunnah wal Jama’ah ini lahir karena sebuah keprihatian akan adanya ruqyah yang mengobati tapi menyuruh pasien membuang baca’an-baca’an dan dzikir yang dianggap sebagai sumber penyakit bahkan dibit-bit’ahkan dan disyirik-syirikkan. Padahal baca’an-bacaan tersebut berasal dari para Ulama dan Salafus Sholeh yang sanatnya bersambung kepada Rasulullah SAW”, jelas Penasihat DMI Situbondo itu.
Oleh karena itu Ruqyah yang saat ini dipimpin oleh Gus Allama ’Alauddin Siddiqi, M.Pd.I itu hadir sebagai solusi metode pengobatan dengan bacaan Al Qur’an tanpa harus membuang amaliah, dzikir, bacaan maupun hizib yang selama menjadi bacaan rutin si pasien.
“Silahkan yang sudah istiqomah dengan baca’an, dzikir ataupun hizib tertentu dilanjutkan karena ia bukanlah sumber penyakit yang menjangkiti badan”, tegas Kiai Azaim.
Setelah Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo itu membuka dengan bacaan Al Fatihah dan tawassulan, ruqyah massalpun pun dimulai dengan pengobatan ruqyah tahap pertama menggunakan media air yang dibacakan Al Qur’an.
Baru beberap menit Al Qur’an dibaca oleh salah satu tim Ruqyah, ustadz Jalil, lalu pasien diminta untuk menghirup udara dari segelas air putih yang dibacakan Al Qur’an. Seperti berdialog dengan penyakit pasien, sang ustadz memerintahkan agar segala penyakit yang bersarang di badan segera keluar, sebagian peserta langsung bereaksi dengan teriakan, mual, muntah, menangis, keluar keringat, seketika ingin buang air kecil bahkan ada kejang-kejang dan pingsan.
Sementara ustadz Jalil terus mengumandangkan Al Qur’an, ustadz lainnya sibuk menangani pasien yang mulai bereaksi. Mereka tampak begitu fokus dan serius membantu pasien agar segera terbebas dari penyakit dan pengaruh negatif yang bersarang ditubuhnya. Pasien yang mual-mual dibantu agar segera muntah, yang pingsan dan kejang-kejang dibantu agar segera terbebaskan.

Tim Ruqyah sedang membantu mengeluarkan penyakit dari dalam tubuh pasien
Pagi itu benar-benar terlihat bagaimana kedahsyatan Al Qur’an dalam melawan penyakit yang menjangkiti badan, baik penyakit fisik ataupun penyakit yang disebabkan oleh gangguan makhluq halus (jin dan sihir). Persis seperti yang Allah isyaratkan di dalam firmannya :
وننزل القران ماهو شفاء ورحمة للمؤمنين
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Pengobatan Ruqyah Aswaja Massal pagi itu adalah pengobatan kali kedua setelah sehari sebelumnya kegiatan serupa sukses dilaksanakan di Masjid Nurul Hikmah yang terletak di komplek Pondok Pesantren Nurul Hikmah, Pesisir Besuki, tak jauh dari Masjid kedua, Baital Makmur.
“Pengobatan massal seperti ini dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam menangani jamaah, karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar sampai pasien benar-benar terbebas dari penyakitnya”, kata Ustadz Syamsul beberapa saat setelah pengobatan Ruqyah Aswaja dilaksanakan.
Puluhan jamaah yang baru saja melakukan pengobatan, satu-persatu meninggalkan Masjid Baital Makmur untuk kembali ke kediamannya masing-masing, beberapa diantara masih tampak bincang-bincang dengan para ustadz yang dengan sabar melayani pasien yang ingin berkonsultasi atau membawa air putih untuk dido’akan. Hingga tiba saatnya adzan Dhuhur berkumandang, kamipun melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah sebelum akhirnya panitia Muhibah Umat dan tim Ruqyah Aswaja bersama-sama pamit pulang meninggalkan desa Pesisir Panarukan sambil menggantungkan do’a dan harapan, semoga Muhibah Umat 2 bulan depan yang in sya Allah akan di gelar di kecamatan Mangaran lebih sukses dan diridhoi Allah swt sesuai harapan. Amiin (Hans)
Posted on 22 Februari 2018, in Agama and tagged Ahmad Azaim Ibrahimy, DMI Situbondo, jamiyah Ruqyah Aswaja, JRA-LKP, Muhibah Umat, Muhibah Umat 2, Ruqyah Aswaja, Situbondo. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0