Kisah Haru Seorang Wanita yang Memilih Keluar dari Salafi Wahabi

Serambimata.com – Sebagian orang menyebut mereka dengan “kelompok sebelah”. Sebutan itu disematkan karena mereka memang bersebelahan dengan kelompok Islam lainnya sebagai saudara seiman. Sayangnya kelompok yang satu ini tak jarang menyerang siapapun yang dianggap tidak sejalan dengan tuduhan bit’ah, khurafat bahkan mengkafirkan hanya karena dalam pandangannya yang berbeda dianggap menyimpang dari Al Quran dan Sunnah yang Rasulullah ajarkan.

Mereka memiliki slogan “kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah”. Slogan itu terbukti ampuh untuk merebut simpati terutama dari anak muda yang ghirah dan semangatnya untuk mempelajari Islam sedang bergelora. Bagii mereka yang baru mengenal Islam, doktrin menjalankan syariat Islam hanya boleh berdasar pada Al Quran dan As Sunnah dianggap mudah, sederhana bahkan paling masuk akal tanpa harus berlama-lama di pesantren. Cukup di majelis ta’lim atau pengajian-pengajian yang rutin mereka adakan.

Beruntung masih ada beberapa orang yang tersadarkan hingga akhirnya menyatakan keluar dari Salafi Wahabi yang selama ini dijadikan panduan di dalam berislam. Berikut kisahnya :

Alhamdulillah dulu saya seperti saudara-saudara salafi yang lain aktif mengikuti pengajian-pengajian di ma’had-ma’had salafi di jakarta, merasa diri saya sudah sangat sesuai dengan ajaran Rasulullah dengan syariat yang murni dan berlandaskan hadits shahih dan kompeten terhadap dakwah tauhid dan sunnah.
Ketika melihat kalangan yang maulid, hati saya seakan ada sesuatu yang berkata ‘dia ahlul bid’ah’ kadang berdoa mudah-mudahan dia di beri hidayah.

Pada awalnya indah tetapi lama kelamaan makin banyak tanda tanya yang muncul didalam pikiran saya… memang ada sih kajian-kajian yang menarik tetapi tak jarang ada kajian-kajian membahas ikhtilaf, saya bertanya kok semangat membahas masalah khilafiyyah dan menghakimi orang yang berbeda?
Dan selanjutnya melempar tuduhan yang sinis, pikir saya kenapa ajaran ini selalu membahas masalah ikhtilaf, menuding kelompok yang memiliki pemahaman yang berbeda dengan tuduhan ahlul bid’ah, musyrik, khurafat, taghut, hizbi, tahayul?

Saya bertanya kenapa syiah begitu di musuhi? kenapa seperti sinis kepada habib2? kenapa sinis kepada yang hobi maulid dan tahlil?

Saya bertanya2 sendiri dan mencoba mencari jawabannya sendiri, akhirnya saya tau alasan kenapa memusuhi pemahaman syiah saya pikir oh iya benar ternyata pemahaman syiah keliru, pertanyaan pertama saya sudah terjawab.

Lalu muncul lagi pertanyaan lain kenapa memusuhi dan seperti sinis terhadap ulama-ulama dari kalangan habib? Saya coba mencari jawaban sendiri, apa benar habib-habib mengajarkan orang untuk musyrik, menyembah kubur dll?? Saya coba cari jawabannya sendiri, pada waktu itu saya masih dipihak yang meragukan status habib, lalu saya silaturrahim kebeberapa orang habib dan syarifah di inbox facebook dan di Dunia nyata, dan menemukan jawabannya sendiri, rata-rata mereka memperlakukan saya dengan menghargai saya, lembut, sopan, penuh tata krama, penuh keikhlasan, hati saya bergidik, subhanallah kenapa mereka lembut-lembut?

Saya melempar pertanyaan-pertanyaan yang kritis tetapi mereka menjawab seperti menjawab pertanyaan anak kandung mereka sendiri, rata-rata seperti itu, hati saya terkesima, kenapa saya menemukan sesuatu yang berbeda pada diri mereka? bahkan sebelum berbicara pun saya merasakan sesuatu yang berbeda, tenang, sejuk, lembut, susah di ceritakan.

Hati saya bergidik lagi mungkin mereka benar-benar keturunan Rasulullah, didalam tubuh mereka mengalir darah Rasulullah.

Setelah itu saya masih aktif di pengajian salafi sampai pada akhirnya mereka membahas habib lagi, batin saya seakan berontak dan menolak semua ucapan sang ustadz, ingin rasanya saya berteriak “ Tidakkkkkkkkkkkkkkk apa yang kau katakan tidak benarrrrrrrr” tetapi apalah daya semua hanya terpendam dihati.

Penuturan demi penuturan yang diucapan sang ustadz dalam membahas ‘habib’ semakin membuat hati ini tidak tenteram, saya keluar berpura-pura kekamar kecil masuk dan mengunci pintu kamar kecil, saya menangis tak tahu kenapa saya keluar kamar kecil dan tidak berniat mengikuti pengajian lagi, pulang ke rumah dengan air mata yang berlinang, saya tidak tahu kenapa menangis tetapi batin saya seakan tidak terima atas pembahasan sang ustadz yang menyudutkan para habib.

Hari berganti minggu berikutnya saya masih sering hadir di pengajian salafi seperti biasa tetapi juga dihari lain menyempatkan diri mengikuti pengajian-pengajian yang di laksanakan habib-habib, di Majelis Rasulullah, Nurul Musthofa, Al Anwar, Ustadzah Halimah Alaydrus, Majelis Nisa, Petamburan, dan lain lain.

Hati saya tidak bisa berdusta, saya merasa jauh lebih merasa nyaman di majelis aswaja. betapa bahagia ketika mengikuti maulid, saat2 qiyam ada rasa rindu yang membara kepada Rasul yang tidak bisa diungkapan.

Sekarang sudah satu tahun lebih saya tidak pernah lagi mengikuti pengajian salafi manapun,saya hanya aktif di pengajian aswaja.

Puncak penolakan saya terhadap pemahaman salafi ketika salafi beranggapan bahwa kedua orang tua Rasulullah masuk neraka, batin saya menolak sekeras-kerasnya “tidakkkkkkkk” seakan teriakan yang membelah langit, saya tidak terima jika kedua orang tua Nabi Saya dianggap masuk neraka.

  • Hati saya bertanya dan bertanya sendiri:
  • Kenapa melarang tabarruk di makam nabi ?
  • Kenapa melarang orang bergembira atas kelahiran nabi ?
  • Kenapa melarang orang tawassul kepada nabi ?
  • Kenapa melarang orang membuat syair pujian kepada nabi sebagai ekspresi ungkapan rasa cinta mereka?
  • Kenapa peninggalan2 nabi seperti rumah nabi di saudi seakan tidak terawat?
  • Kenapa seperti sinis kepada keturunan nabi?
  • Kenapa menganggap kedua orang tua Rasul masuk neraka?

Saya menolak pemahaman ini, ini bukan cinta Nabi tetapi seperti ‘memusuhi nabi’

Wallahu a’lam, semoga Allah mengampuni hamba..

Oleh : Akhwat Sunni Salafiyyin
Sumber: Generasi Salaf

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 9 April 2018, in Agama and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink. 4 Komentar.

  1. Sungguh demi Allah, ukhti harus lebih banyak belajar lagi ttg salaf+Siapakah salaf, dll. Aku sangat mengenal org2 keturunan habib dilingkungan tempat tinggalku. Hal kecil saja,saat diadakan maulid nabi/isra’ mi’raj mrk membiarkan jama’ahnya menyalakan petasan yg hrgnya puluhan juta. Membakar uang tapi dgn Alaskan syiar Islam. Apakah itu dibenarkan??? Dan masih bnyk hal lainnya yg akan aku utarakan namun tidak disini. Kits punya cara menyampaikan sesuatu dgn ahsan Dan itu aku dapatkan dari salaf.

    Pembicaraan ttg pengkafiran, ahlul bid’ah, dsb ada dasar hukumnya. Itu bukanlah pemikiran Ulama salaf sendiri. Mereka hanya menyampaikan ilmu yg wajib mereka sampaikan. Permasalahannya adalah cara menyampaikan ilmu tersebut. Hati2 dgn apa yg ukhti samapikan saat ini di dunia Maya karena ini pun akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Seluruh dunia membaca tulisan ini.maka jika apa yg ukhti tulis ini hanya karena hati yg tengah gundah, bukanlah yg seharusnya, mka ukhti harus brtanggungjawab kepada seluruh org yg membaca tulisan ukhti ini.yg punya ‘serambimata.com pun akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Brhati2 lah wahai kawan

    Suka

  2. Buat Ledi
    Kenapa kamu berkutat sama sebagian kecil Habib yg kebetulan berlaku salah menurut kamu karena biarkan pengikutnya habiskan jutaan rupiah buat petasan tapi kamu ga protes kpd kerajaan Saudi yg menyediakan pangkalan militer buat AS dan kerajaan Saudi inilah yg ngasih makan dan nanggung biayai hidup syekh2 wahabi guru2 kamu?
    Yg dibicarakan sama ukhty yg Alhamdulillah sdh tobat dan keluar dari wahabi benar adanya. Memang kl ikut dauroh seringkali isinya ghibah umat Islam diluar golongannya berdalih menjelaskan sunnah dan amat dengki sama NU kyai dan habib. Ana sendiri saksinya pernah ikut kajian2 akhirnya ana stop.
    Namun mereka tidak berkaca kenapa di tubuh mereka banyak melahirkan teroris? Kita semua sudah tahu bahwa teroris seganas dan sedurjana ISiS dan Al qaeda berfaham wahabi yg sering membunuhi umat Islam. Kenapa mereka bisa sekejam dan sebengis itu? Karena mereka sudah terdidik untuk hidup membenci umat Islam diluar golongannya disebut ahli bidah penyembah kubur dll. Sadarlah ledi coba berfikir dan telaah bagaimana wahabi Insya Allah kamu akan mendapat hidayah dan stop ikuti ajaran ini.

    Suka

  3. JANGGAL BIN JANGGAL
    Kejanggalan pertama; Tulisan tersebut dibuat tanpa menyebut nama atau sumber asli penulisnya, yakni sang akhwat. Ia hanya menyebut nama samaran ‘Akhwat Sunni Salafiyyin’ yang tentu kejujuran dan keotentikan cerita tersebut diragukan. Kasus ini mirip dengan seorang pembenci dakwah salafi Syaikh Idahram. Ia menulis buku dan menyebarkan fitnah kemana-mana, meracuni pikiran orang awam dengan tuduhan dan dustanya, tetapi ia sendiri berlindung dibalik nama samaran. Ia tak mau memakai nama asli, kenapa? Karena takut terbongkar dustanya! Itu adalah salah satu cara mereka melemahkan dakwah sunnah, dakwah salaf. Andai Sang Akhwat ini benar dalam pengakuannya, semestinya ia tidak perlu menutupi dirinya dibalik nama palsunya tersebut, justru ia mestinya bangga telah membongkar sebuah ‘kesesatan’ menurut mereka. Dan ini sangat banyak terjadi dikalangan pembenci dakwah salafi, seseorang yang mengaku keluar atau taubat dari salafi namun identitas aslinya tidak pernah dimunculkan. Sebagian besar pelakunya adalah kaum lelaki, dan baru satu ini yang perempuan.
    Kejanggalan kedua dan seterusnya saya ambil sebagian kutipan tulisan sang akhwat
    Kejanggalan kedua; “merasa diri saya sudah sangat sesuai dengan ajaran Rasulullah dengan syariat yang murni dan berlandaskan hadits shahih dan kompeten terhadap dakwah tauhid dan sunnah”
    Jawab; Merasa sesuai dengan ajaran Rosulullah memang benar, tetapi sudah sangat sesuai ini berlebihan, tidak ada diantara kami para salafi yang merasa begitu. Itu perasaan dia saja, dan dia keliru karena perasaan itu akan membawa kepada kesombongan, yakni merasa paling benar dan menolak setiap apa yang datang dari orang lain.
    Kejanggalan ketiga; “ketika melihat kalangan yang maulid hati saya seakan ada sesuatu yang berkata ‘dia ahlul bid’ah’ kadang berdoa mudah2an dia di beri hidayah”
    Jawab; Dia salah ketika mentabdi’ setiap pelaku bid’ah. Tidak setiap pelaku bid’ah adalah mubtadi’ (ahlul bid’ah). Banyak faktor atau penghalang seorang itu dianggap sebagai ahli bid’ah, orang awam tentu tidak bisa disebut sebagai ahli bid’ah. Pembahasan tentang ini silakan bisa dibaca disini. Sang akwat terbukti belum memahami bagaimana dakwah salaf sangat berhati-hati dari tabdi’, tafsiq dan takfir. Lalu bagaimana dia malah bisa menganggap setiap pelaku bid’ah adalah ahli bid’ah, itu tidak pernah ada dalam kajian salafi, dan itu bukan manhaj salaf.
    Kejanggalan keempat; “pada awalnya indah tetapi lama kelamaan makin banyak tanda tanya yang muncul didalam pikiran saya… memang ada sih kajian2 yang menarik tetapi tak jarang ada kajian2 membahas ikhtilf, saya bertanya kok semangat membahas masalah khilafiyyah dan menghakimi orang yg berbeda ??”
    Jawab; Si akhwat ini karena terlalu semangat menyudutkan salafi, kajian fiqh yang membahas khilaf dikalangan ulama saja dianggap kajian yang yang membahas khilafiyah. Selama ini akhwat ini ngaji apa saja? Setiap kitab fiqh, maka disitu dipelajari banyak pendapat dikalangan ulama, baik ima madzhab maupun selainnya. Dan itu bukan dalam rangka ebahas khilafiyah dalam konotasi negatif. Terlihat sekali sang akhwat tidak paham permasalahan ini. Tidak ada satupun salafiyin yang menganggap kajian ilmiah seperti ini dengan sebuah term “suka membahas khilafiyah dan menghakimi orang berbeda”, itu hanya justifikasi dia saja.
    Selesai kutipan…
    Saya curiga si akhwat ini belajar ngaji kepada salafi sekedar untuk mencari-cari kelemahan salafiyin untuk memperburuk citra dakwah salaf, yah bisa saya katakan penyusup lah. Hakekatnya dia belumlah paham hakekat dakwah salaf, manhaj salaf belum merasuk dalam kalbunya.
    Sayapun penasaran ingin ketemu dengan akhwat ini, ingin tahu dimana saja dia ngaji, kepada asatidzah siapa saja dia ngaji, siapa saja kawan ngajinya di kalangan salafiyin? Karena kalau dia benar-benar “ngaji salafi”, insyaallah akan banyak teman dikajiannya. Kalau dia tidak mau muncul atau menampakkan diri, bolehlah kalau saya bilang ini hanya pengakuan dusta dan mengada-ada, sekali lagi untuk merusak dan memperburuk citra dakwah sunnah yang dibawa salafi. Kasus ini hampir sama dengan Syaikh Idahram, seorang penulis beberapa buku yang isinya penuh fitnah dan dusta yang menyudutkan dakwah salafi agar orang awam enggan dan lari dari dakwah sunnah tersebut. Syaikh Idahram ini bukan nama asli, tapi samaran. Nama aslinya disembunyikan karena khawatir kedoknya terbongkar, karena andai terbongkar, akan ketahuanlah bahwa tulisan tersebut banyak mengandung fitnah dan dusta serta tidak bisa dipertanggungjawabkan. Begitulah cara mereka menghancurkan dakwah salaf, mereka lemah dalil dan argumen, maka mereka menempuh cara yang kotor. Tapi saya punya keyakinan kuat bahwa pengakuan ini hanyalah dusta alias bohong belaka, dan cerita si akhwat ini hanyalah rekayasa belaka.
    Tetapi sungguh menakjubkan, mereka senantiasa berupaya memperburuk citra dakwah salaf, namun hakekatnya mereka sedang menebarkan dakwah tersebut kepada manusia. Allah ingin dakwah sunnah tersebar ke negeri ini melalui fitnah dan tipu daya yang mereka lakukan. Tepat sekali pepatah arab mengatakan, “Tidaklah diketahui wanginya gaharu kecuali setelah dibakar”
    Allahu’alam…

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: