Hadapi Pilpres 2019, Pesantren Sukorejo Tetap Netral

Prabowo Subianto saat ditemui beberapa pengurus pesantren dan shohibul bait di kediaman pengasuh

Serambimata.com – Calon Presiden Prabowo Subianto, Senin (25/02/2019) mengunjungi Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo. Sebagaimana tampak dalam gambar yang beredar luas di media sosial capres nomor urut 02 itu disambut dan ditemui sejumlah pengurus pesantren dan shohibul bait.

Foto itupun menimbulkan tanggapan dan penafsiran beragam dari netizen, pasalnya di dalamnya tak tampak Pengasuh pesantren KHR Ahmad Azaim Ibrahimy. Maka untuk meluruskan tanggapan beragam tersebut, salah seorang shohibul bait, KH. Hasan Assyadzili mengungkapkan kalau Pengasuh menemui Prabowo.

“Pengasuh ada, dan nemuni (menemui) bapak Prabowo tapi beliau Kiai Azaim tetap netral. Inilah ijtihad politik beliau. Penyambutan yang sama ketika beliau nemuni KH. Makruf Amin. Kami semua kagum pada beliau”, ungkap Kiai Hasan Assyadzili menjawab spekulasi yang berkembang.

Menurut kabar yang beredar, Kiai yang akrab disapa Kiai Azaim itu menemui Prabowo di tempat terpisah yang tak banyak diketahui banyak orang dan sulit dijangkau camera.

Sementara itu sekretaris pesantren, KH. Achmad Fadhail ketika dimintai tanggapannya enggan berkomentar.

“Saya tidak punya kapasitas untuk menyikapinya. Saya bukanlah orang yang mampu menyatukan persepsi dan penafsiran orang”, Jawab Kiai Fadhail singkat.

Terlepas dari pro kontra soal kedatangan Prabowo ke Pesantren Sukorejo, Diterimanya tokoh yang sudah dua kali maju mencalonkan diri menjadi presiden itu di pesantren Sukorejo itu mengisyaratkan kalau pesantren yang sudah berusia 1 abad lebih secara kelembagaan tetap netral tak memihak siapapun dalam pilpres yang akan digelar April 2019 nanti. Sehingga semua tokoh yang datang ke pesantren tersebut ditetima dengan baik.

Pesantren Sukorejo adalah pesantren besar yang menjadi milik seluruh lapisan masyarakat, apalagi dari pesantren yang didiirikan KHR Syamsul Arifin itu telah lahir tokoh nasional yang menjadi milik seluruh bangsa bahkan telah resmi dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional, KHR Asad Syamsul Arifin.

Bahwa kemudian muncul sikap dari beberapa pengasuh, pengurus pesantren, santri dan alumni pesantren Sukorejo yang menyatakan dukungannya kepada salah seorang kandidat capres-cawapres, itu adalah sikap pribadi bukan kelembagaan, karena pesantren yang memiliki sekitar 16 ribu santri itu memberikan kebebasan kepada santri dan alumninya dalam menentukan sikap politiknya serta tidak melarang mereka untuk menjatuhkan pilihan politiknya kepada siapapun yang terpenting tetap berpegang pada prinsip ukhwah Islamiyah menjaga nama baik pesantren serta tetap menjaga dan melestarikam aqidah ahlussunnah wal jamaah.

Jadi, siapapun yang datang ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo untuk bersilturrahim, jangan dipelintir yaa. 😁😁😁

About serambimata

Terus menulis

Posted on 27 Februari 2019, in Politik and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: