Beredar Surat Penghentian Pembiayaan Pasien Miskin di Situbondo, ini Komentar Netizen

Serambimata.com – Media sosial di hebohkan oleh beredarnya sebuah surat berkop Pemerintah Kabupaten Situbondo Dinas Kesehatan perihal pemberhentian pembiayaan pasien SPM (Surta Pernyataan Miskin).

Surat yang ditujukan ke seluruh direktur RSUD dan Puskesmas se kabupaten Situbondo itu mengungkapkan bahwa ketersediaan anggaran penduduk miskin tahun 2020 yang digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan dengan Surat Pernyataan Miskin (SPM) di puskesmas dan rumah sakit di dalam/luar kabupaten Situbondo sudah tidak mencukupi.

Maka sejak tanggal 2 Juni 2020 seluruh puskesmas dan rumah sakit di Situbondo tidak bisa memberikan pelayanan kesehatan penduduk miskin yang dapat diklaimkan kepada dinas kesehatan Situbondo. Sehingga biaya pelayanan kesehatan pasien miskin dialihkan sebagai pasien umum dan ke depan dialihkan sebagai PBI JKN dan PBI APBN maupun PBI APBD sesuai kemampuan daerah dan regulasi yang berlaku.

Tak urung, beredarnya surat tersebut mendapat respon beragam dari netizen.

Salah satunya Hally Al Kedsy yang berkisah dan berkeluh kesah di akun facebook pribadinya akibat penghapusan pelayanan pasien pemegang SPM tersebut.

“Di bulan Mei 2020 saya mengantarkan pasien SPM ke Rumah Sakit, setelah mengurus administrasi kelengkapan SPM yang begitu melelahkan akhirnya sampailah waktu pulang pasien,, entah apa yang terjadi dengan kabupatenku ini, dengan administrasi lengkap pihak petugas mengatakan maaf pak Dana untuk SPM habis dan kami mohon bapak untuk memberikan uang jaminan (sebesar 1,5 juta) dan kami mohon jangan kesini sampai pihak petugas menghubungi bapak,, sampai saat ini tidak ada yang menghubungi pihak kami,, entah bagaimana dengan uang pasien miskin tersebut, padahal pasien tersebut harus menjalani perawatan sehari-hari sedangkan uangnya masih tertahan disana..”

Netizen lainnya, Malika, menulis di status facebooknya:

Asli apa hoax ini ya..?????
Pemerintah situbondo menghentikan pembiayaan pasien miskin ketika Impact pandemi covid 19 dirasakan oleh seluruh masyarakat..
Bakrutkah pemerintah daerah Situbondo???
Begitu memilukan.. Kasian masyarakat yg sakit yg tidak punya biaya..
Dimana letak keberhasilann pembangunan Situbondo selama ini…???? +

Sementara netizen bernama Djan Tjuker’s dengan bahasa Jawa dicampur Madura menulis:

wong cilik ra oleh lorooo lho yooo… awas lak kowe loro,,, ora enek seng nanggung… bapake wes tanda tangan…

mander samoge masyarakat situbondo sehat sadeye… amien ya robb…

Tak ayal, status mereka yang ditulis akun facebook pribadinya bahkan di sebar di beberapa grup dihujani komentar oleh netizen lainnnya. Berikut sebagian komentar mereka.

Wahid Abinya Jihan, “Ini berita benar…kebetulan sekitar jam 11 00 wib saya tadi bertemu dengan salah satu aparat disuatu desa…beliau mengajukan SPM untuk warganya yg sakit…lalu beliau mendapatkan surat sama seperti yg diupload…jadi fix untuk bukan hoax”.

Khoiril Wasiet, “Orang miskin dilarang sakit”.

Alex’s Al Makky, “Mari kita doakan semoga para pejabat di Situbondo sehat dan dapat membatu masyarakat yg sangat membutuhkan, jika info ini benar, terus d buatapa anggar nya utk rakyat miskin”.

Imam Taufiqurrahman, “omegod.. surat itu sama halnya dengan perintah orang miskin dilarang sakit ??????”.

Anis Mukaddas, “Masyarakat miskin tidak dapat menerima pelayanan kesehatan secara geratis?
Sungguh yg tahun sebelumnya terjadi, kini kembali terjadi. Masyarakat jadi korban. Kalau dana untuk orang miskin habis kenapa masih saat ini menggarab trotiar2 padahal masih layak digunakan sama pengguna jalan”.

Ernawati Erna, “Aslinya besok2 yg sekarat meninggal betarti bukan karena corona, tapi karena tk ada biaya rumah sakit dan d rawat d rumah tk tahu harus berbuat apa…. 😪😪”

Namun tidak semua netizen berkomentar miring, sebagian mereka merespon datar-datar saja saja bahkan mendukung keputusan pemerintah daerah melalui dinas kesehatan tersebut:

Budi Hartono, “Klu masih punya untuk biaya berobat gak masalah… Banyak yang menangani seharusnya banyak solusi”,

Rifan Faisal, “Klo saya pahami dari isi surat akan dialihkan ke BPJS.”

Masherli Abrori, “Jika ingin punya solusi, banyak cara tidak hanya bergantung pada pemerintah. Terlebih kondisi sekarang kita ditempa pandemi yg belum kunjung usai. Kita sudah berbuat apa? Gotong royong dg masyarakat perlu terus digalakkan di masa2 sulit sekarang ini”.

Hingga saat ini copy surat penghentian layanan kesehatan bagi masyarakat miskin tersebut bertebaran dan menjadi kabar yang menghebohkan bagi warga Situbondo. (Hans)

Iklan

About serambimata

Terus menulis

Posted on 4 Juni 2020, in Kesehatan and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: