Arsip Blog
HTI: Ideologi Perusak Negeri
Oleh: Denny Siregar
Serambimata.com – Berbicara HTI, kita bukan sekedar berbicara tentang ormas saja..
Tetapi jauh lebih luas dari itu, HTI sudah menancapkan ideologi pendirian negara khilafah didalam benak pemikiran banyak orang. Jadi meski ormasnya sudah dibubarkan, ideologinya masih bertahan.
Ngaji Lagi! Hasil Bahtsul Masail Maudhu’iyah PWNU Jatim tentang Islam Nusantara
Serambimata.com – PKS diserang, mereka menghantam. Ajakan kepada warga NU agar tinggalkan PKS melalui tagar #2019GuremkanPKS dan #2019TenggelamkanPKS membuat mereka panik lalu mengangkat kembali isu Islam Nusantara untuk menghantam NU. Bahkan orang-orang NU sendiri yang selama ini menentang konsep Islam Nusantara dan terang-terangan mendukung dan bersimpati pada PKS juga ikut-ikutan menyesat-nyesatkan Islam Nusantara.
Mantan Kader PKS Ungkap Agenda Partainya Paling Membahayakan NKRI
Serambimata.com – Tagar #2019GuremkanPKS, #2019TenggelamkanPKS dan bentuk ajakan lainnya agar tak lagi memilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada pemilu 2019 mendatang makin kuat. Bagi warga NU, Sikap petinggi PKS yang menghina salah seorang Kiai NU, KH Yahya Staquf menjadi puncak kekesalan warga nahdliyin pada partai ini.
Santri Berpeci Digeledah Polisi Berakhir Selfi, Masih Jadi Gorengan
Serambimata.com – Video seorang santri berpeci yang digeledah brimob tersebar di media sosial. Video tersebut langsung viral dengan caption beragam, menggiring kesan seakan-akan tindakan tegas aparat itu merupakan intimidasi. Yang terjadi berikut, caption-caption tersebut langsung ditelan mentah-mentah oleh sebagian netizen sehingga tak urung berbagai cacian dan umpatan dialamatkan kepada para petugas Brimob yang berusaha waspada dan memastikan keamanan dan keselamatan orang lain di tengah maraknya aksi teror beberapa hari belakangan ini.
Adalah Zaqi Saputra salah seorang santri Pondok Pesantren Al Hidayah, Prapak Kranggan Temanggung, Jawa Tengahasuhan KH. M. Furqon Masyhuri (Gus Furqon) yang juga Ketua Tanfiziyah PCNU Temanggung. Zaqi Saputra merupakan santri NU tulen yang dikenal sebagai santri yang rajin dan mandiri. Ia berasal dari Tebing Tinggi Sumatera Selatan. Karena tidak ada bekal dari keluarganya, ia pamit kepada Pengasuh pesantren tidak untuk pulang ke rumahnya melainkan silaturrahim kepada Ibu tirinya yang tinggal di Kalimantan Tengah.
Usai sholat isya’ di Simpang Lima, Zaqi mencari makan di angkringan. Ketika keluar dari makan malam, ia dikejutkan oleh Razia dari kepolisian terkait aksi terorisme yang saat ini lagi memanas diberbagai daerah. Santri berpeci dengan barang bawaan dibungkus kardus dan tas gendong itupun tak luput dari pemeriksaan.
Pada video itu memang si Zaqi terlihat marah-marah sebab dirinya tidak merasa hendak meneror dan tidak membawa barang apapun untuk meneror. Petugas Brimob juga terlihat tegas dalam pemeriksaannya demi menjalankan tugas dan sebagai bentuk sikap waspada. Sementara si Santri marah karena tidak merasa membawa barang-barang berbahaya tapi dipaksa membuka segala yang dibawa. Sikap yang wajar ditunjukkan oleh keduanya.
Sayangnya video pemeriksaan dan penggeledahan digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab dengan tanpa menyertakan foto selfie berdua santri dan polisi yang dilakukan usai pemeriksaan. Ditambah dengan kata-kata pengantar dan caption yang menggiring kesan seakan-akan itu merupakan intimidasi, berikut contoh caption yang disebar :
Padahal setelah kejadian tersebut, antara santri dan brimob baik-baik saja, bahkan keduanya sempat berselfie.

Zaqi dan Brimob saat selfie
Beruntung masih banyak netizen yang tidak terpengaruh dengan caption yang beraroma tendensius untuk menyudutkan institusi Polri tersebut bahkan mengaku dapat dapat memahami kenapa anggota Brimob yang sedang bertugas menggeladah Zaqi.
”Kami sangat mafhum dan memaklumi ketika anak itu digeledah karna yang dia tenteng adalah kardus dan tas ransel yang semua adalah berisi bekal dan pakaian, iba rasanya melihat peristiwa itu tapi kami sangat yakin dibalik semua itu ada hikmah yg tersembunyi, dan nyata setelah kejadian itu Zaqi dan pihak kepolisian sudah saling memaafkan dan berangkulan bahkan Zaqi difasilitasi sedikit ongkos buat bekal dia diperjalanan, kami mengapresiasi tugas polisi atas peristiwa ini dan kamipun sangat yakin bahwa santri kami sangat cinta NKRI karna kami selalu membekali kepada para santri untuk terus menjaga keutuhan keharmonisan negri tercinta ini dengan jargon hubbul wathon minal iman. Kami berharap kesalah fahaman ini tidak perlu dibesar-besarkan karena yang kami takutkan gorengan dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi ini”, tulis seorang netizen di akun facebook pribadinya.
Santri dididik dan dibesarkan untuk mencintai agama, Pancasila dan NKRI.
Keluar dari Laskar FPI Beralih Jadi Anggota Banser, Viral di Medsos
Serambimata.com – Di tengah santernya kabar tentang rencana kepulangan imam besar Front Pembela Islam (FPI) ke Indonesia, Habib Rizieq Sihab, muncul kabar yang tiba-tiba viral di media sosial tentang Seorang laskar FPI yang memutuskan untuk keluar dari kesatuannya dan lebih memilih menjadi Banser. Pria ini bernama Bahrun, peserta DTD yang sangat aktif dan juga sangat hafal banyak surah karena dia juga seorang santri di Kaliwungu Kendal.