Arsip Blog
Santri Istimewa yang Dicemburui Santri Lainnya

KHR Ahmad Azaim Ibrahimy di dalam sebuah acara ceramah dan dialog
Serambimata.com – Tersebutlah seorang santri yang konon bertubuh kecil tapi memiliki pikiran dan berjiwa besar, matang dan dewasa. Karena kelebihannya itu, si santri mendapat perlakuan istimewa dari sang Kiai tempat ia menimba ilmu dan mengaji.
Tentang Jokowi Santri: Pemelintiran Berita atau Wartawan yang Salah Memahami?
Serambimata.com – Berita yang dimuat oleh beberapa harian online tentang pernyataan KH. Ma’ruf Amin yang menyebut Presiden Joko Widodo adalah santri Situbondo langsung viral di media sosial. Oleh lawan-lawan politiknya, pernyataan tersebut lalu dijadikan senjata ampuh untuk menyerang dan melemahkan pasangan Capres – Cawapres nomor urut satu, Joko Widodo – KH. Ma’ruf Amin.
Hari Santri, Mengenang Perjuangan Kaum Santri Hingga Lahirnya Resolusi Jihad NU

Pahlawan Nasional, KHR Asad Syamsul Arifin (bersurban) pada masa perjuangan
Serambimata com – Bukan tanpa alasan jika para kaum santri menyambut Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober dengan gegap gempita dan penuh suka cita. Sejarah mencatat pada tanggal tersebut Nahdlatul Ulama (NU) mengeluarkan sebuah Resolusi Jihad untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan RI dari tangan penjajah yang masih tersisa.
“El Clasico” dan Reorientasi Politik Kaum Santri
Oleh: Prof. Dr. Abu Yasid, M.A., LL.M *)
Serambimata.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2018 sudah selesai digelar pada 27 Juni 2018 kemarin dan berjalan secara damai dan kondusif seperti yang kita harapkan. Dari 171 daerah yang melaksanakan hajatan Pilkada serentak kali ini, Jawa Timur termasuk salah satu daerah tergolong banyak mendapatkaan “sorotan kamera”. Pasalnya, selain jumlah pemilihnya yang cukup besar, sekitar 30-an juta, faktor figur kontestan yang diusung juga cukup menyita perhatian masyarakat, yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang sama-sama mencerminkan salah satu kader terbaik Nahdlatul Ulama’ (NU).
Santri Berpeci Digeledah Polisi Berakhir Selfi, Masih Jadi Gorengan
Serambimata.com – Video seorang santri berpeci yang digeledah brimob tersebar di media sosial. Video tersebut langsung viral dengan caption beragam, menggiring kesan seakan-akan tindakan tegas aparat itu merupakan intimidasi. Yang terjadi berikut, caption-caption tersebut langsung ditelan mentah-mentah oleh sebagian netizen sehingga tak urung berbagai cacian dan umpatan dialamatkan kepada para petugas Brimob yang berusaha waspada dan memastikan keamanan dan keselamatan orang lain di tengah maraknya aksi teror beberapa hari belakangan ini.
Adalah Zaqi Saputra salah seorang santri Pondok Pesantren Al Hidayah, Prapak Kranggan Temanggung, Jawa Tengahasuhan KH. M. Furqon Masyhuri (Gus Furqon) yang juga Ketua Tanfiziyah PCNU Temanggung. Zaqi Saputra merupakan santri NU tulen yang dikenal sebagai santri yang rajin dan mandiri. Ia berasal dari Tebing Tinggi Sumatera Selatan. Karena tidak ada bekal dari keluarganya, ia pamit kepada Pengasuh pesantren tidak untuk pulang ke rumahnya melainkan silaturrahim kepada Ibu tirinya yang tinggal di Kalimantan Tengah.
Usai sholat isya’ di Simpang Lima, Zaqi mencari makan di angkringan. Ketika keluar dari makan malam, ia dikejutkan oleh Razia dari kepolisian terkait aksi terorisme yang saat ini lagi memanas diberbagai daerah. Santri berpeci dengan barang bawaan dibungkus kardus dan tas gendong itupun tak luput dari pemeriksaan.
Pada video itu memang si Zaqi terlihat marah-marah sebab dirinya tidak merasa hendak meneror dan tidak membawa barang apapun untuk meneror. Petugas Brimob juga terlihat tegas dalam pemeriksaannya demi menjalankan tugas dan sebagai bentuk sikap waspada. Sementara si Santri marah karena tidak merasa membawa barang-barang berbahaya tapi dipaksa membuka segala yang dibawa. Sikap yang wajar ditunjukkan oleh keduanya.
Sayangnya video pemeriksaan dan penggeledahan digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab dengan tanpa menyertakan foto selfie berdua santri dan polisi yang dilakukan usai pemeriksaan. Ditambah dengan kata-kata pengantar dan caption yang menggiring kesan seakan-akan itu merupakan intimidasi, berikut contoh caption yang disebar :
Padahal setelah kejadian tersebut, antara santri dan brimob baik-baik saja, bahkan keduanya sempat berselfie.

Zaqi dan Brimob saat selfie
Beruntung masih banyak netizen yang tidak terpengaruh dengan caption yang beraroma tendensius untuk menyudutkan institusi Polri tersebut bahkan mengaku dapat dapat memahami kenapa anggota Brimob yang sedang bertugas menggeladah Zaqi.
”Kami sangat mafhum dan memaklumi ketika anak itu digeledah karna yang dia tenteng adalah kardus dan tas ransel yang semua adalah berisi bekal dan pakaian, iba rasanya melihat peristiwa itu tapi kami sangat yakin dibalik semua itu ada hikmah yg tersembunyi, dan nyata setelah kejadian itu Zaqi dan pihak kepolisian sudah saling memaafkan dan berangkulan bahkan Zaqi difasilitasi sedikit ongkos buat bekal dia diperjalanan, kami mengapresiasi tugas polisi atas peristiwa ini dan kamipun sangat yakin bahwa santri kami sangat cinta NKRI karna kami selalu membekali kepada para santri untuk terus menjaga keutuhan keharmonisan negri tercinta ini dengan jargon hubbul wathon minal iman. Kami berharap kesalah fahaman ini tidak perlu dibesar-besarkan karena yang kami takutkan gorengan dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi ini”, tulis seorang netizen di akun facebook pribadinya.
Santri dididik dan dibesarkan untuk mencintai agama, Pancasila dan NKRI.