Arsip Blog

Santri Berpeci Digeledah Polisi Berakhir Selfi, Masih Jadi Gorengan

Serambimata.com – Video seorang santri berpeci yang digeledah brimob tersebar di media sosial. Video tersebut langsung viral dengan caption beragam, menggiring kesan seakan-akan tindakan tegas aparat itu merupakan intimidasi. Yang terjadi berikut, caption-caption tersebut langsung ditelan mentah-mentah oleh sebagian netizen sehingga tak urung berbagai cacian dan umpatan dialamatkan kepada para petugas Brimob yang berusaha waspada dan memastikan keamanan dan keselamatan orang lain di tengah maraknya aksi teror beberapa hari belakangan ini.

Adalah Zaqi Saputra salah seorang santri Pondok Pesantren Al Hidayah, Prapak Kranggan Temanggung, Jawa Tengahasuhan KH. M. Furqon Masyhuri (Gus Furqon) yang juga Ketua Tanfiziyah PCNU Temanggung. Zaqi Saputra merupakan santri NU tulen yang dikenal sebagai santri yang rajin dan mandiri. Ia berasal dari Tebing Tinggi Sumatera Selatan. Karena tidak ada bekal dari keluarganya, ia pamit kepada Pengasuh pesantren tidak untuk pulang ke rumahnya melainkan silaturrahim kepada Ibu tirinya yang tinggal di Kalimantan Tengah.

Usai sholat isya’ di Simpang Lima, Zaqi mencari makan di angkringan. Ketika keluar dari makan malam, ia dikejutkan oleh Razia dari kepolisian terkait aksi terorisme yang saat ini lagi memanas diberbagai daerah. Santri berpeci dengan barang bawaan dibungkus kardus dan tas gendong itupun tak luput dari pemeriksaan.

Pada video itu memang si Zaqi terlihat marah-marah sebab dirinya tidak merasa hendak meneror dan tidak membawa barang apapun untuk meneror. Petugas Brimob juga terlihat tegas dalam pemeriksaannya demi menjalankan tugas dan sebagai bentuk sikap waspada. Sementara si Santri marah karena tidak merasa membawa barang-barang berbahaya tapi dipaksa membuka segala yang dibawa. Sikap yang wajar ditunjukkan oleh keduanya.

Sayangnya video pemeriksaan dan penggeledahan digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab dengan tanpa menyertakan foto selfie berdua santri dan polisi yang dilakukan usai pemeriksaan. Ditambah dengan kata-kata pengantar dan caption yang menggiring kesan seakan-akan itu merupakan intimidasi, berikut contoh caption yang disebar :

Padahal setelah kejadian tersebut, antara santri dan brimob baik-baik saja, bahkan keduanya sempat berselfie.

Zaqi dan Brimob saat selfie

Beruntung masih banyak netizen yang tidak terpengaruh dengan caption yang beraroma tendensius untuk menyudutkan institusi Polri tersebut bahkan mengaku dapat dapat memahami kenapa anggota Brimob yang sedang bertugas menggeladah Zaqi.

”Kami sangat mafhum dan memaklumi ketika anak itu digeledah karna yang dia tenteng adalah kardus dan tas ransel yang semua adalah berisi bekal dan pakaian, iba rasanya melihat peristiwa itu tapi kami sangat yakin dibalik semua itu ada hikmah yg tersembunyi, dan nyata setelah kejadian itu Zaqi dan pihak kepolisian sudah saling memaafkan dan berangkulan bahkan Zaqi difasilitasi sedikit ongkos buat bekal dia diperjalanan, kami mengapresiasi tugas polisi atas peristiwa ini dan kamipun sangat yakin bahwa santri kami sangat cinta NKRI karna kami selalu membekali kepada para santri untuk terus menjaga keutuhan keharmonisan negri tercinta ini dengan jargon hubbul wathon minal iman. Kami berharap kesalah fahaman ini tidak perlu dibesar-besarkan karena yang kami takutkan gorengan dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi ini”, tulis seorang netizen di akun facebook pribadinya.

Santri dididik dan dibesarkan untuk mencintai agama, Pancasila dan NKRI.

Bom Kampung Melayu, 3 Polisi Pengaman Pawai Obor Sambut Ramadhan Gugur

Evakuasi korban bom di terminal kampung melayu (foto: detik.com)

Serambimata.com –  Indonesia kembali terluka.  Ledakan bom terjadi di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam, tepatnya di sekitar halte bus Transjakarta. Akibat teror tersebut 5 orang tewas, 2 orang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri, sedang 3 orang lainnya personil Polri yang sedang menjalankan tugas negara.

Read the rest of this entry

Paus Fransiskus: Samakan Islam dengan Kekerasan Adalah Kekeliruan


Serambimata.com – Ketika umat Islam mengatakan agamanya sebagai agama yang damai anti kekerasan dianggap pembelaan, lalu bagaimana jika yang mengatakan itu justru penganut agama lain, bahkan seorang pemimpin tertinggi di dalamnya.  Read the rest of this entry

KH. Hasyim Muzadi: Ini Beda “Wali Jenggot” dan Waliyullah

image

Serambimata.com – Kehadiran kelompok tertentu yang kerap melakukan kekerasan dan aksi terorisme dengan mengatasnamakan Islam mengundang Keprihatinan KH. Muzadi. Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu mengaku sangat prihatin terhadap umat Islam sekarang ini. Pasalnya ada beberapa oknum yang mencemari nama baik agama Islam dengan paham radikal dan tindakan terorisme. Hal itu disampaikan Kiai Hasyim disaat menjadi narasumber dalam dialog pelibatan dai yang dilaksanakan oleh BNPT di Magelang Jawa Tengah, Selasa (31/5).

Read the rest of this entry

Jerman: Islam Agama Damai, Media dan Pengikut Islam yang Memperburuk Citranya

“Musuh utama Islam saat ini adalah mereka yang mengaku sebagai pengikutnya, akan tetapi justru menyebarkan teror mengatasnamakan agama,”

Serambimata.com – Islam sebagai agama yang Rahmatan lil alamin sudah diegaskan dalam Al Qur’an. Hadist Nabi pun tidak sedikit yang memperkenalkan bahwa Islam adalah agama yang damai. Kalaupun akhirnya Islam lebih dikenal sebagai agama yang buruk dan mengedepankan kekerasan itu tidak lebih karena faktor media dan kelompok yang mengaku pengikut Islam tapi selalu menyebar teror dengan membawa-bawa agama.

Read the rest of this entry