Setelah Al-Jazair, Sudan dan Mesir, Giliran Singapura akan Dirikan NU di Negaranya

image

SERAMBIMATA, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam yang senantiasa mengedepankan sikap tasamuh, tawasuth, tawazun, dan i’tidal, membuat ormas yang didirikan KH. Hasyim Asy’ari tersebut makin menarik perhatian dunia. Sehingga tidak heran bila beberapa negara mulai tertarik dan berharap NU didirikan di negaranya.

Kehadiran organisasi Nahdlatul Ulama di sejumlah negara kembali diinisiasi oleh ulama lokal setempat. Setelah ulama Al-Jazair mendirikan Nahdlatul Ulama Al-Jazair pada 2014 lalu, kemudian disusul oleh ulama Sudan dan Mesir, kini  tokoh Islam Singapura berharap organisasi NU bisa didirikan di negeri Singa itu.

Rencana pendirian NU Singapura itu disampaikan Pengurus Singapore Islamic Scholars and Religious Teachers Association atau Persatuan Guru Agama dan Ulama Singapura (Pergas) Ust. Firdaus Masruhen di sela kunjungannya ke Kantor PBNU, Jl Kramat Raya 164 Jakarta, Senin (11/5/2015).

Firdaus yang dalam kunjungannya didampingi Pengurus Daarul Arqam Malaysia, Ahmadi mengungkapkan pentingnya kehadiran Jam’iyah NU untuk membantu dakwah Islam di Singapura, juga untuk mengeliminir stigma negatif Islam, serta membantu pengembangan pendidikan madrasah di Singapura.

“Selama ini ustadz Singapur bergerak personal dan sering dicurigai atau bahkan mendapat teror dalam berdakwah. Membuat sekolah Islam selalu dipersulit. Madrasah resmi hanya ada enam, Al-Ma’arif, Assaqaf, Al-Junaid, Al-Arabiyah, Al-Irsyad dan Awak Tanjung. Pelajar Madrasah (sore hari) hanya 13.000, padahal total 174.500 anak muda muslim usia sekolah. Masih banyak yang tidak mendapat pendidikan islam. Saat ini juga banyak anak-anak melayu islam broken home,” papar Firdaus.

Sulitnya pengembangan dakwah Islam di Singapura, menurut Firdaus, selain disebabkan arus modernisasi yang bergerak ke arah individualisme, juga adanya stigma bahwa Islam dan istilah arab, punya kaitan erat dengan terorisme dan ekstrimisme.

“Nama perusahaan dengan kata Arab saja bermasalah di Singapura. Ustadz-ustadz Singapura juga kurang dibantu dan dibela oleh pemerintah maupun Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS). NU perlu hadir untuk melakukan pembelaan,” jelasnya. 

Ia menjelaskan, selain MUIS, ada organisasi Pergas serta dewan waris dan wakaf yang dibentuk pemerintah setempat untuk mengoordinasikan dakwah dan membatasi ruang-ruang pendidikan keislaman.

“Umat Islam Singapura rata-rata miskin, ustadz-ustadz menanti organisasi semacam NU yang bergerak. Karena organisasi-organisasi Islam yang ada di Singapura selalu dicurigai pemerintah. Kalau NU selama ini dinilai positif baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Dari sisi kemanusiaan, toleransi dan sangat diterima,” paparnya.

Kesamaan Ideologis

Perlunya pembentukan NU yang mengayomi masyarakat Singapura, menurut Firdaus, juga dilihat dari kecocokan ideologis dan kultural masyarakat muslim Singapura. “Secara ideologis ulama-ulama dan masyarakat Singapura ini satu akar dengan NU. Jam’iyah NU sudah dikenal di Singapura, kita ini Nusantara, jangan dipecah dibatasi oleh negara. Sebaiknya organisasi besar semacam NU ini dikembangkan seluruh dunia. Kalau berjamaah, bersatu hati insya allah bantuan Allah akan turun,” imbuhnya.

Ia berharap, kehadiran NU Singapura dapat menjembatani kerjasama antara umat di Indonesia dan Singapura. Diantaranya dengan beasiswa pertukaran pelajar.
“Pemerintah Singapura selama ini juga melihat NU secara positif. Bila perlu dana pemerintah atau dana  baitulmaal dan zakat diarahkan buat beasiswa pendidikan islam. Kirim anak-anak muslim Singapura ke pesantren NU di Indonesia, para pelajar alumni pesantren NU bisa kuliah di Singapura sambil membantu dakwah untuk anak-anak muslim di Singapura,” harapnya.

Sementara Pengurus Darul Arqam Malaysia, Ahmadi, mendukung rencana tersebut, mengingat masyarakat serumpun muslim melayu di Malaysia, Singapura dan Brunei, menurutnya masih satu akar dengan NU. 

“Pembentukan  NU Singapura, dengan melibatkan ulama-ulama ustadz Singapura
bisa membantu mengurangi tekanan pemerintah terhadap Islam melayu. Karena kalau bergandeng dengan NU diharapkan bisa melahirkan silaturahim antar bangsa juga mengukuhkan sifat islam yang toleran dan rahmatan lil alamin,” imbuhnya seraya menjelaskan bahwa organisasi Daarul Arqam yang dibubarkan di Malaysia juga merupakan imbas dari penguasaan majelis ulama Malaysia oleh kelompok Islam yang intoleran.

Ketua PBNU K.H Masduki Baidowi menyambut baik keinginan pendirian NU Singapura tersebut. Namun Masduki menekankan bahwa kehadiran NU di berbagai negara harus didasarkan pada prinsip kebangsaan, cinta tanah air dan kultur masyarakat serta kearifan lokal negara setempat.

“Jadi NU hadir bukan untuk mendirikan negara Islam atau memaksakan formalisasi syariat islam. Tapi memperkokoh rasa kebangsaan dan toleransi serta kerukunan umat di setiap wilayah atau negara,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, sejumlah pihak telah mendorong agar kehadiran organisasi NU di sejumlah negara, dan PCI NU yang dikelola para mahasiswa dan pekerja migran indonesia di berbagai negara bisa memperluas jejaring nahdliyin.

“Saya kira bagus, pertama kita sedang memperlebar gerakan NU, kita juga ingin memperbaiki kapasitas kader. Selama ini sudah ada NU Al-Jazair, Sudan dan Mesir yang dibentuk ulama setempat. Ke depan kalau di Singapura, Australia dibentuk NU sangat bagus. PCI NU yang sudah ada di hampir seratus negara juga kita dorong bergerak untuk membangun jejaring pendidikan dan ekonomi,” tandasnya. 

Posted from WordPress for Android

About serambimata

Terus menulis

Posted on 13 Mei 2015, in Agama and tagged , . Bookmark the permalink. 3 Komentar.

  1. kalo bendera NU udah jadi warna item, berarti NU udah jadi khilafah, wallahu a’lam

    Suka

  2. Subhanallah…NU luar biasa

    Disukai oleh 1 orang

  3. Alhamdulillah… menyejukkan, semoga baerokah.. Amin

    Suka

Tinggalkan komentar