Malam Idul Adha dan Hiburan Religi yang Tak Bergigi
Serambimata.com – Upaya pemkab Situbondo untuk mengisi malam Idul Adha dengan hiburan yang lebih santun dan Islami patut diapresiasi meskipun masih belum terlihat ada yang berubah bahkan persis sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Bukan sekali ini saja, pemerintah daerah menghadirkan hiburan orkes gambus lokal. Tahun-tahun sebelumnya acara yang sama istiqomah digelar di alun-alun kota yang letaknya persis berhadapan dengan pendopo Kabupaten.
Sayangnya selama acara itu berulang digelar, selama itu pula tak tampak greget dari masyarakat untuk menikmati hiburan gratis itu. Hal itu terlihat dari kurangnya sambutan dan minimnya antusiasme masyarakat untuk menyaksikan aksi panggung yang bertajuk Gema Takbir Idul Adha itu. Sangat jauh bila dibandingkan dengan acara special lainnya yang juga biasa digelar pemerintah daerah seperti malam pergantian tahun baru masehi dan semacamnya yang begitu gebyar dan meriah.
Akhirnya, acara yang dibuka oleh Bupati Situbondo dan dihadiri jajarannya termasuk Polres Situbondo itu tak hanya sepi, tapi juga menjadi hiburan religi yang tak bergigi. Bisa jadi karena memang kurang menarik untuk menjadi tontonan sehingga pesan-pesannya pun tak tersampaikan.
Disinilah perlunya sentuhan, agar seni dan hiburan tak terkesan sekedar tuntutan tapi menjadi ujaran yang bermuatan pesan dan tuntunan. Pada akhirnya masyarakat dapat menikmatinya sebagai sebuah kekayaan yang penting untuk dilestarikan bahkan ia bisa jadi media untuk belajar lewat dakwah dan hiburan.
Hans Muhammad,
Malam Idul Adha, 31 Agustus 2017
Alun-alun kota Situbondo.
Posted on 31 Agustus 2017, in Budaya and tagged Idul Adha, musik dakwah, musik relegi, Situbondo. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0