Ketika Kiai Fawaid Nyatakan ‘Tidak Ikhlas’ Santri Kiai As’ad Ikut PKS

Serambimata.com – Semasa hidupnya, KHR Ahmad Fawaid Asad Syamsul Arifin dikenal sebagai sosok yang tegas dan keras terhadap siapapun yang mencoba melawan dan ingin menghancurkan NU. Kepada santrinya, putera salah satu pendiri NU itu mewanti-wanti ketika pulang ke tengah-tengah masyarakat agar ikut berjuang dan membesarkan NU.

Maka ketika pengasuh ketiga Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo itu mengetahui ada santrinya yang membelot dari NU bahkan terang-terangkan bergabung ke organisasi/partai yang nyata-nyata memusuhi NU, ia langsung marah besar.

Sikap Kiai Fawaid tersebut pernah ditunjukkan di hadapan ribuan alumni yang saat itu sengaja dikumpulkan oleh beliau. Seperti biasa, pada setiap pertemuan dengan alumni, selalu ada pengarahan dari Kiai Fawaid dilanjutkan dialog dengan para alumni. Hingga akhirnya dalam sebuah perbincangan panjang, ada salah satu alumni yang mengaku ikut Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Mendengar pengakuan salah satu alumni tersebut, respon yang muncul ketika itu bukan mendukung atau menolak. Kiai Fawaid langsung menggebrak meja dengan nada marah. “Demi Allah saya tidak ikhlash kalau ada santri Kiai As’ad yang ikut PKS,” kata Kiai Fawaid ketika itu.

Peristiwa tersebut dikisahkan oleh salah satu alumni Pesantren yang sudah berusia satu abad lebih itu, Junaidi, sebagaimana dituturkan kepada Dutaislam.com, Ahad (17/06/2018). Konon cerita tersebut langsung beredar di kalangan santri alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur.

Peringatan keras Kiai Fawaid yang disampaikan semasa hidupnya itu nyatanya menjadi isyarat akan bahaya PKS yang kerap kali menyerang NU, menghina amaliyah aswaja an-nahdiyah bahkan menjadi corong kebencian terhadap NU meskipun tak jarang partai bentukan bani pemberontak DI/TII Hilmi Aminuddin tersebut terbukti sering hanya memanfaatkan warga NU (nahdliyyin).

Puncaknya adalah Sejak Gus Yahya datang ke Israel Juni 2018 ini, sikap memusuhi NU dan tokoh-tokohnya nampak jelas dan makin nyata. Para petinggi PKS, pengikut dan para simpatisannya terang-terangan menghujat dan menghinanya hingga membawa-bawa kebesaran nama NU dan Islam Nusantara. Sampai akhirnya muncul gerakan #2019GuremkanPKS sebagai puncak kekesalan warga NU.

Karena itulah, para kiai sudah lama mewanti-wanti agar para santri tidak ikut dan terjun membesarkan PKS. Apalagi menjadi pengurus dan caleg partai yang selalu mengklaim paling islami tapi juga turut andil dalam melahirkan dua koruptor besar di republik ini.

Data diperoleh dari Dutaislam.com

About serambimata

Terus menulis

Posted on 19 Juni 2018, in Politik and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink. 3 Komentar.

  1. Yusri Mathla'ul Anwar

    Ya Allah semoga kami senantiasa mendapat petunjuk dalam bertindak

    Suka

  2. Benar mas. Pernah saya suatu ketika d ajak teman saya ikut pengajian. Taunya pengajian pks. Di situ saya merasa kesal karna pembicaraannya memojokkan NU yang mana pada saat itu ngebahas kunut. Dia nampak sekali benci dengan amaliah NU padahal dia mengajar d sekolah NU (al maksum bdg). Dari situ saya engan untuk mengikuti pengajian p3ngajian pks

    Suka

Tinggalkan komentar