Kyai Maimoen: 100 Tahun Tak ada Khilafah, yang Ada Indonesia
Serambimata.com – Ulama sepuh yang disegani di tanah air, KH Maimoen Zubair ikut angkat bicara menanggapi hangatnya kabar kelompok tertentu yang makin getol dan terang-terangan menginginkan pendirian negara Islam (khilafah), menyuarakan anti Pancasila dan anti demokrasi.
Kyai kharismatik yang akrab dipanggil Mbah Maimoen itu mengingatkan agar masyarakat tak lagi mempersoalkan mengenai pendirian negara Islam atau khilafah. Sebab, masyarakat sudah memiliki negara yang bernama Indonesia.
‘’Sejak 1917 sudah tidak ada lagi khilafah. Muncul negara negara sendiri,’’ kata ulama asal Sarang Rembang ini dalam doa dan pengajian dalam rangka Isra Mikraj Nabi Muhammad saw di Alun-alun Jepara, beberapa waktu lalu.
Selain dihadiri ratusan umat Islam, pengajian itu juga dihadiri bupati dan wakil bupati Jepara, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jepara, Forkopinda, pimpinan SKPD, dan juga Rais Syuriah PCNU Jepara, KH Ubaidillah Nur Umar.
‘’Sudah 100 tahun sudah tidak ada khilafah, ya sudah,’’ tambah Maimoen. Meski mayoritas beragama Islam, lanjut dia, saat ini memang sesama umat Islam kerap bertikai.
Pertikaian itu terjadi salah satunya tentang perlunya mendirikan negara Islam atau syariat sebagai dasar negara dan aturan hukum. Padahal, kata kiai kharismatik itu, Indonesia memiliki riwayat disinggahi banyak corak keislaman. Khususnya di wilayah Asia Tenggara.
‘’Islam itu agama. Orangnya macam-macam tapi harus tetap Bhineka Tunggal Ika. Tidak bisa kita memisahkan Asia tenggara. Dulu ada Islam dari Champa,’’ kata Mbah Maimoen. Dia juga berpesan agar tetap menjaga kerukunan antar umat beragama.
Saling Menghormati
Di antara resep untuk menjaga kerukunan, yakni dengan sikap saling menghormati. Rinciannya, saling menghormati martabat manusia, menghormati dan menjaga keturunan, menghormati hak milik, dan menghormati orang lain meski berbeda agama.
‘’Amalan tersebut sudah dilaksanakan semasa Nabi Muhammad,’’ jelas Mbah Maimun.
Seperti diketahui Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) belakangan ini makin intens dan makin berani terang-terangan menyuarakan ide makar pendirian negara Islam (khilafah), bahkan dalam setiap kesempatan HTI tak segan mengeluarkan sikap ketidak sukaannya pada Pancasila dan anti demokrasi. Pemikiran itu disampaikan melalui aksi massa, spanduk hingga kegiatan-kegiatan perkumpulan berbungkus pengajian dan muktamar.
Sumber: suaramerdeka.com
Posted on 8 Mei 2016, in Agama and tagged anti demokrasi, gerakan anti pancasila, gerakan makar, HTI, KH. Maimun Zubair, khilafah, mbah Maimun, pesan mbah maimun. Bookmark the permalink. 2 Komentar.
waduh pak ustaz hati-hati …
SukaSuka
Ada ada saja , mhn lihat tuh di tim teng , negara khilafah di obok obok
SukaSuka