Wahabi Palsukan Kitab-kitab Aswaja, Hati-hati Membeli Kitab!
“Sebaiknya jangan sembarangan, lebih teliti dalam membeli kitab-kitab zaman sekarang akan menyelamatkan kelurga anda. Dalam mencari buku – buku Islam untuk bacaan keluarga sebaiknya berhati-hatilah, sehingga diri Anda, orang tua Anda, anak-anak dan istri Anda, serta orang-orang yang Anda cintai tidak tergelincir dalam kesesatan faham Wahabi.”
Serambimata.com – Belakangan ini sedang marak pembagian kitab-kitab gratis kepada kaum Muslimin. Bila anda menjumpahinya, berhati-hatilah! Karena hal itu memang menjadi program kelompok Wahabi Salafi untuk menyebarkan ajaran-ajarannya melalui kitab-kitab yang selama menjadi rujukan Aswaja.
Salah satu kesaksian yang mengaku telah menerima pembagian kitab gratis mengatakan kalau ia menerima paket berisi beberapa kitab Aswaja.
“Semalam ana mendapatkan dari teman, 1 Dus kitab yang berisi Tafsir Ibnu Katsir, Fatkhul Madjid Syarah Kitab Tauhid, Riyadhus Sholihin, Bulughul Marom san Arrohiqul Makhthum“. Jelasnya.
Kitab-kitab tersebut, telah disebarkan dan dibagikan oleh beberapa sponsor dari kelompok mereka, salah satunya Maktab Darussalam.
Mereka dengan sengaja mentahqiq, mentakhrij dan meringkas kitab-kitab hadits yang jumlah halamannya besar untuk menyembunyikan hadits-hadits yang tidak mereka sukai.
Tujuan mereka tidak lain untuk membentengi dan memperkokoh ajaran Wahabi yang rapuh secara dalil (naqli) maupun secara ilmiah (aqli).
Untuk mencapi tujuan tersebut, segala cara akan mereka lakukan. Tentunya sebagaimana kebiasaan mereka yaitu dengan cara-cara tidak terpuji. Mereka Mentahqiq dan men Tahrij kitab-kitab Ahlu sunnah Waljama’ah.
Tahqiq adalah upaya penelitian secara mendalam terhadap sebuah manuskrip (makhthuthat) sebelum mencetak dan menerbitkan manuskrip tersebut. Biasanya juga memberikan komentar-komentar terhadap naskah yang ditahqiqnya itu.
Sedangkan Takhrij adalah upaya penelitian terhadap suatu hadits untuk menunjukkan atau menisbatkan hadits tersebut pada sumber-sumbernya yang asli, yang mengeluarkannya secara lengkap dengan sanadnya.
Terkadang, kata takhrij juga dimaknai sebagai upaya penelitian terhadap tingkat kesahihan sebuah hadits.
Takhrij juga diartikan sebagai upaya memisahkan antara hadits yang shahih, hasan, dho’if dan palsu atau mungkar dalam suatu kitab kumpulan hadits oleh seorang Mufti atau Muhaddits.
Misalnya, kitab Sunan Ibnu Majah ditakhrij untuk mengeluarkan hadits-haditsnya yang shahih saja, sehingga terbitlah kitab Shahih Ibnu Majah.
Sebagai contoh, kasus hilangnya beberapa hadis dari kitab Shahih Muslim, Musnad Ahmad dan lainnya, yang diringkas dengan alasan untuk memudahkan dalam membacanya.
Padahal, dalam buku-buku ringkasan dan takhrij tersebut, banyak hadits-hadits penting yang mereka buang karena tidak sesuai dengan faham mereka.
Kasus ini diakui oleh tokoh-tokoh ulama Timur Tengah. Atas segala kejadian semacam itu, tokoh ulama terkemuka Syiria, Syaikh Sa’id Ramadhan al-Buthi berkata :
“….Tetapi amanat Allah, ilmu dan mahluk-Nya, membuatku merasa terpanggil untuk mengingatkan umat Islam dari perbuatan-perbuatan aneh seperti ini, yang telah dimanipulasi oleh orang-orang yang mengajak manusia untuk mengikuti mereka, bersandar kepada ajaran agama mereka ,dan meriwayatkan hadis-hadis dari Nabi .”
Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hatilah wahai umat Islam dari buku-buku terbitan Salafi Wahabi, Karena adanya bahaya laten dalam pemalsuan isi dan kandungan buku, sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh al-Buthi tersebut.
Sejarah maupun data telah menunjukan bukti kuat bahwa mereka dikenal tidak amanah dalam menyampaikan ilmu.
Karenanya, sebaiknya jangan sembarangan, demi keselamatan keluarga anda maka saat ini membeli kitab harus lebih teliti. Dalam mencari buku – buku Islam untuk bacaan keluarga sebaiknya berhati-hatilah, sehingga diri Anda, orang tua Anda, anak-anak dan istri Anda, serta orang-orang yang Anda cintai tidak tergelincir dalam kesesatan faham Wahabi.
Mereka (wahabiyah) juga membuang hadits-hadits yang tidak mereka sukai dalam buku yang mereka terbitkan ,sehingga tidak sesuai dengan buku aslinya yang diterbitkan oleh penerbit lain.
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada kitab kitab syarah muslim, dimana mereka membuang hadis-hadis tentang sifat Allah .
Juga sebagaimana hilangnya 49 kalimat dalam kitab shahih bukhari, dan raibnya beberapa hadis tentang keutamaan Sayyidina Ali K.W dalam kitab Ash-Showa’iq al- Muhriqoh fi ar-rod ‘ala ahli Bida’ wa zindiqoh.
Kasus ini juga dialami oleh Imam al-Kautsari ketika dia mentahqiq kitab al-Asma wa ash-Shifat karya Imam Baihaqi (h. 356).
Dia mengatakan bahwa hadits yang disebutkan oleh Abu Bakr ash-Shamit al-Hanbali yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hanbal dalam kitab as-Sunnah telah menghilang dari buku terbitan mereka.
Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi berkata: “Aku tidak menemukan hadits itu dalam buku yang mereka terbitkan, sepertinya dewan editor sengaja menghapusnya sebagai bentuk penyelewengan.”
Kaum wahabi lalu memalsukan buku-buku ulama yang mereka pandang strategis bagi umat dengan cara mencetak ulang buku tersebut.
Namun hal itu dilakukan setelah tangan-tangan terampil mereka mengedit, mengubah, dan memalsukannya sesuai keinginan, pesanan, faham, dan cara berfikir Mereka.
Sumber Islam Institut.
Posted on 13 Desember 2015, in Agama and tagged Aswaja, kitab aswaja yang dipalsukan wahabi, Wahabi, Wahabi palsukan kitab aswaja. Bookmark the permalink. 2 Komentar.
Tai lah
SukaSuka
Yang jadi masalah, sangat jarang terjemah atau Syarah kitab ulama seperti ryadus Shalihin yg diterbitkan penerbit Aswaja, kalo ada boleh. Dipromosikan, saya terpaksa beli kitab2 terbitan seperti Ummul Quro ini karena mudah didapat ditoko buku dan online, karena bukan jebolan pesantren Ndak ngerti kitab kuning.
SukaSuka