Menko Polhukam Akui NU Pilar Utama Perdamaian di Indonesia
Serambimata.com – Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, (Nahdlatul Ulama) NU sudah mengeluarkan pernyataan bahwa yang diinginkan adalah negara kebangsaan bukan negara Islam. Karenanya sebagai organisasi Islam Terbesar di Indonesia yang senantiasa berpegang pada konsep Islam yang Rahmatan lil alamin, NU siap berada di garda depan untuk selalu menjaga keutuhan bangsa ini
Sejarah membuktikan NU punya andil besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negeri ini. Tidak Hanya itu, Tidak sedikit tokoh-tokoh dari negara Islam di timur tengah datang ke NU untuk belajar tentang konsep Islam Rahmatan lil Alamin.
Sehingga tidak berlebihan bila Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, NU adalah pilar utama dalam mengawal kebhinnekaan dan perdamaian di Bumi Pertiwi.
Ia mengatakan hal tersebut dalam Halaqoh Nasional tentang bahaya narkoba, terorisme, dan radikalisme yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi bekerja sama dengan Kemenko Polhukam di Graha Bhakti, Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (11/1).
Menurutnya, munculnya beberapa aliran garis keras tidak membuat NU goncang tetapi justru semakin kuat dan konsisten membela serta menjamin kebebasan beragama sehingga seluruh rakyat bisa hidup damai.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini juga mengapresiasi semangat NU dalam mencintai tanah air. Ia berpendapat, tanpa tanah air rakyat tidak akan bisa beribadah dengan aman dan nyaman, seperti yang terjadi pada Muslim Rohingya di Myanmar.
“Saya terharu mendengar adik-adik tadi menyanyikan lagu ‘Ya Ahlal Wathan’, hal ini menunjukkan bahwa besarnya cinta Warga NU pada tanah air kita Indonesia. Karena dengan cinta tanah air, maka bangsa ini akan aman dan tentram,” tuturnya.
Lagu “Ya Ahlal Wathan” merupakan lagu ciptaan salah satu pendiri NU KH Abdul Wahab Chasbullah yang berisi salah satunya seruan bahwa cinta tanah air bagian dari ekpresi keimanan. Lagu tersebut menjadi sajian pembuka halaqah kali ini setelah sekitar tiga ribu orang yang hadir dalam kesempatan itu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Hadir pula sebagai pembicara dalam kesempatan ini Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Budi Waseso, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Saud Usman Nasution, Wakil Gubernur Jatim H Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alalloh, dan Ketua PCNU Banyuwangi H Masykur Ali.
Masykur Ali mengungkapkan, stabilitas politik di Kabupaten Banyuwangi relatif aman dan terjaga walau dihuni beberapa macam agama, suku, bahasa, dan adat. “Di Banyuwangi ini ada tiga suku dan bahasa yang berbeda. Ada Jawa, Madura, dan Osing. Namun kita patut berbangga bahwa ketiganya dapat hidup berdampingan tanpa ada masalah,” katanya.
Beberapa waktu lalu dalam sebuah keaempatan, Presiden Negara Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan harpannya agar NU menjadi benteng Islam moderat yang ramah dan santun serta bisa mencegah radikalisme.
Sumber NU Online
Posted on 16 Januari 2016, in Agama and tagged fungsi NU, Menko polhukam, Nahdlatul Ulama, NU, NU pilar utama perdamaian Indonesia, peran NU. Bookmark the permalink. 2 Komentar.
Setuju mas
SukaDisukai oleh 1 orang
Alhamdulillah
SukaSuka